galia galadia <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Jangan emosi gitu donk. Sori ya,,Saya juga sangat lancang melarang anda membahas masalah itu. Saya juga gk punya hak utk melarang anda...sekali lagi maaf. Saya gk sehebat yang anda kira. Tapi mungkin anda berprasangka kalau Saya Sok hebat. Makasih atas kritikan anda.
 
 
Sehhann:...
Ngga, saya ngga emosi kok angku galadia. tak ada yg perlu dimaafkan. saya juga ngga berprasangka anda sok hebat. cuma saya aga curiga bahwa anda lebih hebat dari yg saya duga.
 
 
 
Galadia:
Kalau anda melihat rambut atau ujung sikut gak menimbulkan birahi, itu bagus. NAh sekarang bahkan melihat yang lebih dari itu ada juga orang yang gk napsu. Semuanya tergantung niat masing2 orang. Sementara agama kita telah mempertegas kalau aurat laki-dan perempuan itu ada batasannya. Apakah kita sebagai umat masih bersikeras untuk melanggarnya. Agama kita ada perintah, ada larangan. Tugas umatnya kan menjauhi segala larangan, menjalankan segala perintah.
 
 
Sehhann:
Ada satu lagi tugas umat yg sering sekali mengusik jiwa, yaitu bahwa kita juga bertugas utk memahami. bagaimana mau menjauhi larangan dan melaksanakan perintah kalau sahaya ini masih aja tetap bodoh tanpa mengerti lebih banyak lagi. memahami kadang2 sedikit berbeda dengan mempercayai. seringkali pada akhirnya kita sampai pada suatu titik bahwa satu2nya yg kita pahami adalah bahwa kita harus mempercayainya. hal ini kadang tak begitu baik bagi jiwa yg terus bertanya. makanya, daripada jiwa bertanya sendiri, rasanya lebih baik bertanya ke pengetahuan yg lain. karena seringkali kemampuan berfikir tak diiringin oleh informasi dan pengetahuan yg memadai ttg apa2 yg difikirkan. maka dari itulah saya merasa perlu bertanya.
 
 
saya setuju sekali bahwa reaksi seseorang thd apa yg dia lihat itu sangat tergantung persepsi yg dilandasi oleh niat dan motivasi. tapi kesimpulan inisedikit mengandung konsekuensi bahwa itu berarti tidak tergantung seluruhnya pada apa yg dia lihat. dan hal ini tentu sangat berhubungan dengan batas2 yg sedang kita bciarakan
 
 
Galadia:
Anda tentu sudah tahu siapa yang di sebut muhrim. NAh kalau anda melihat aurat muhrim anda, apakah anda tega untuk berbuat zina sama mereka?
Demikain dulu, kalau anda gk berkena, mohon maaf. KAlau ada doens lain yang ingin melengkapi keterangan saya , makasih sangaik.
 
 
Sehhann:
ya, saya tahu mana yg muhrim. dan saya juga alhamdulillah dan isya allah tak akan tega berbuat zina dg muhrim. tapi kita tak boleh lupa fakta, bahwa tak sedikit peristiwa zina muhrim ini terjadi seperti yg kita saksikan di media2 massa. mereka juga manusia spt kita. bedanya mereka melakukan kesalahan itu dan kita tidak. mungkin mereka juga telah diajarkan bahwa itu dilarang agama. tapi yg ingin saya soroti adalah bahwa secara chemistry mereka tetap terpengaruh oleh yg mereka lihat walaupun dari muhrim sendiri. bagaimana ini? kenapa dibedain antara muhrim dan yg tidak. pls ... pencerahannya .....
 
 
 
Wassalam 
 


Do you Yahoo!?
The New Yahoo! Shopping - with improved product search

Kirim email ke