Server RantauNet berjalan atas sumbangan dan kerjasama dari para anggota, simpatisan 
dan semua pihak yang bersedia membantu. Ingin menyumbang silahkan klik: 
http://www.rantaunet.com/sumbangan.php
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
merantau ke dunia maya, mungkin akan jadi salah satu
kisah dalam tambo minang post modern , beberapa dekade
mendatang.... , tanpa disadari , sebenarnya kita
bertemu di dunia maya , bisa dianggap sedang merantau
ke dunia maya.

kalau berkaca pada sejarah peradaban etnis minang masa
lalu, ketika merantau ke suatu daerah baru , membuka
daerah baru , yg di istilah kan dg "manaruko" , sejak
awal membuka hutan dimana sistem sosial masih longgar
dan cenderung bebas, lama kelamaan , mereka membangun
sistem sosial yg tersusun rapih...

mungkin begitu lah ,cerita sesepuh etnis minang dulu,
ketika mulai membuka daerah baru di luhak nan tigo ,
ketika mulai menyebar dari daerah basis, Tanah datar (
pariangan )
Sampai terakhir mungkin kisah perantau minang ke
semenanjung malaysia, Negeri sembilan 

Analogi yg sama, bisa dipakai pula ketika kita
berkehendak membangun suatu komunitas yg berbudaya di
cyber space semisal rantaunet ini..., kita perlu
"manaruko" suatu sistem baru pula di dunia maya ini.

tapi dunia maya ,memiliki peradaban tersendiri pula...
yg mungkin bisa di analogikan dg kisah berkembangnya
peradaban Australia yg asalnya tempat pembuangan
penjahat atau "wild west" di amerika barat yg bebas
aturan.., tapi lama kelamaan mereka secara alami
berhasil membangun suatu komunitas yg beradab , sampai
seperti kondisi saat ini..

Secara sosiologis , awal nya adalah gerombolan ,
entiti yg terkumpul secara bebas dan liar , tanpa
aturan , yg lama kelamaan menjadi suatu masyarakat yg
beradab. Bedanya masyarakat dg gerombolan , ialah
adanya aturan yg ditaati bersama, adanya pemimpin (
dewan senior ) dan mekanisme standar agar masyarakat
tsb bisa hidup dan menghidupi diri nya sendiri.

Kalau kita bandingkan dg rantaunet , kita yg terkumpul
secara bebas , tahap awalnya mungkin masih berupa
"gerombolan" orang minang ( kumpulan email orang
minang ) , yg menuju kelompok yg berbudaya

Telah banyak usaha dilakukan untuk membuat agar
rantaunet ini menjadi suatu komunitas yg teratur,
namun jalan nya tak mudah , karena nya lah sejak dulu
sampai sekarang friksi dan konflik internal selalu
terjadi.

sebenarnya kita telah ada standar untuk mengarah jadi
suatu komunitas ; telah ada kesepakatan/ aturan main
,telah ada dewan senior ( KTT ) , tapi mekanisme
menghidupi diri sendiri masih lemah...

setidaknya dulu telah ada beberapa member yg di ban (
dikeluarkan ) oleh KTT , spt urpas,panggugek,malin
duano dll ( mereka yg sekarang membentuk komunitas dg
pola nya sendiri pula di milis minang net ) 
tapi disamping itu ada juga beberapa member senior yg
keluar spt mak Boes Roestam, mak ngah samsir syarif ,
mak jambek dll, dan sekarang bundo..

mungkin karena masih berkarakter "gerombolan" tsb ,
saya jadi bisa mengerti mengapa berbagai usaha kita
kurang menunjukkan hasil optimal ; mulai dari RPU,
rantaunet foundation, minang incorporated , pembiayaan
milis dan server dll

yah mungkin memang begitulah jalan nya proses
pembudayaan suatu masyarakat dunia maya , 
tapi kalau tak diarahnya , ada kemungkinan jadi
"gerombolan" liar saja seterusnya atau malah bubar
sama sekali , 

setidaknya usaha untuk mandiri ( menghidupi sendiri,
milis, server, admin dll ) kita agak kerepotan ,
sehingga prasyarat yg lain , susah pula untuk diraih.

Seandainya ada tetua tetua adat ( ninik mamak ) awak
di dunia cyber space ini , yg bisa mengarahkan nya,
dari waktu ke waktu , rantaunet bisa menjadi suatu
masyarakat yg berbudaya..., 

tapi harap di ingat pula bahwa makna budaya di cyber
space adalah spesifik pula , berbeda dg budaya
masyarakat riel ( maybe open space society )

menyamakan budaya di dunia nyata dg dunia maya ,
adalah suatu kelatahan yg salah pula,dan tak
menyelesaikan masalah malah membuat kita terjebak.
Budaya cyber adalah berbeda , punya karakter
tersendiri...

Intinya ialah kita perlu mengubah hubungan kita dari
kumpulan bebas ( pola gerombolan ) menjadi suatu
relasi yg berbudaya ( komunitas ) dg 3 syarat tadi ;
ada pemimpin ( ninik mamak atau dewan pengatur )  ;
adanya aturan tata tertib yg disepakati bersama dan
adanya mekanisme internal untuk menghidupi diri
sendiri ( mandiri )

Dan bila ini terjadi maka akan menjadi suatu prestasi
tersendiri bagi etnis minang " berhasil membangun
suatu masyarakat berbudaya dunia maya " , yg belum
tentu etnis lain bisa melakukan nya pula.. 

dunsanak sadonyo, baitulah kiro kiro, alkisah tambo
sekelompok etnis minang yg cubo manaruko di dunia
maya..., semoga lika liku, seluk beluk, konflik ,
bahagia dan sedih kita di rantaunet ini , akan menjadi
sebuah cerita tambo yg menarik bagi anak cucu orang
minang kelak....

wassalam 

Hendra Messa ( 34 )
Dari Banduang nan dingin berselimut kabut pagi


__________________________________
Do you Yahoo!?
The New Yahoo! Shopping - with improved product search
http://shopping.yahoo.com
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ingin memasarkan produk anda di web RantauNet http://www.rantaunet.com 
Hubungi [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php
-----------------------------------
Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: 
http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
============================================

Reply via email to