Hm, mungkin inilah yang dimaksud  Om Sehan di Minangnet bahwa kata-kata itu selain tidak stabil juga tidak bermakna. Maksudnya,  makna kata hanya tergantung pada si pemilik kata, sementara si penerima kata tidak memberi makna terhadap kata tersebut melainkan mengintreprestasikan saja sesuai dengan kondisi kepribadiannya.
 
Contohnya waktu Cille mengatakan Om Zul ngomong jorok mulu, maksud cille mungkin hanya sekedar menghindar dari keharusan untuk membuat ringkasan diskusi. Sementara Om Zul yang mungkin sedang tidak mood untuk bercanda, bisa saja mengartikan telah ditegur keras oleh cille yang nota bene seumur anak beliau agar tidak ngomong jorok di palanta.
 
Hehehe...Welcome in post modernist world. Dalam dunia ini manusia waras tidak berarti waras. Melalui susunan alfabet yang jumlahnya cuma 26, manusia tak waras yang sedikit cerdas bisa menggabungkan huruf-huruf tsb untuk membentuk konsep baru dan membangun realitas baru bahwa sebetulnya dialah yang waras. Tapi terus terang saja, yang ber IQ rata-rata memang akan menganggap konsep post modernist sebagai konsep dunia yang gila. Gak aneh, lah emang siapa yang menemukan konsep ini?
 
Om Sehan, aku sudah pantas naik kelas nih...
 
--Gm
 
 
----- Original Message -----
From: Cysca
Sent: Sunday, October 12, 2003 9:42 AM
Subject: Re: [RantauNet.Com] ngomong pantes ato nggak pantes.

boleh nyela ya ?
sebelum Mak Buyung ikutan jawab.
 
pembicaraan mengenai apa saja, akan bisa bermacam2 artinya.
kalau mau dibawa jelek, akan jadi jelek.
kalau mau dibawa bagus, akan jadi bagus
kalau mau dibawa asik, akan jadi asik.
tergantung persepsi dan mood si penerimanya, Om.
 
sejuta kepala manusia, ada sejuta karakter yang berbeda2.
itulah ciptaan Tuhan, and you can't live without it.
 
cuma,
kalau kita lagi membicarakan seekor kucing dan yang lainnya membicarakan seekor rusa, itu namanya nggak nyambung, om, meski pun keduanya sama2 hewan berkaki 4.
 
 
hepi wik en
"C"
ps : tulisan saya di atas juga pasti akan diterima dengan berbagai arti kan ?
 
 
 

Kirim email ke