Assalamualikum ww
Adalah Ajo "Dagang Setia" yang nama selengkapnya adalah Sidi Darul Akbar yang setiap hari bertahun2 menggalas bahan bangunan dikedai-nya "Dagang Setia" Pasar Pusat Pekanbaru dimana dia harus menghidupi keluarga bersama isteri setia-nya dengan 7 anak2nya, Alhamdulillah anak-nya nomor dua (yang sulung perempuan sudah berkeluarga) si Anwar Zubir udah menyelasaikan pendidikan S1 Teknik Perminyakan UI Riau dan yang lebih membanggakan telah 7 bulan ini bekerja sebagai ahli teknik perminyakan di Caltex
Sebagai orang yang rajin mengikuti acara "orang sekampung" PKDP nama ajo Dagang Setia ini menjadi melejit diperbincangkan, hal ini dikarenakan anak beliau Anwar Zubir yang sehari2 dipanggil si Jubia ini udah jadi orang, apalagi sebagai karyawan staff di caltex yang semua orang tahu gaji-nya lumayan
Bagindo Abdullah Sehan yang pedagang sukses grosir tekstil itu jadi tertarik, masalah-nya dari istri tersayang dia dikaruinia 7 anak dan 4 terbesar adalah peremnpuan yang kesemua-nya udah pantas berkeluarga, terlebih yang paling besar si Ephi yang tahun ini akan tamat D3 teknik Kimia UNRI, kayak-nya Ajo Sehan nyut2an memikirkan gimana nasib 4 anak perempuan-nya ini terlebih si Ephi yang secara phisik dan mental benar2 udah matang untuk itu
Diundanglah mamak2 si Ephi berunding yang keputusan-nya adalah mengutus dua orang etek si Ephi "pai ma-ninjau2" karumah Ajo Dagang Setia, tentu saja targetnya adalah bagaimana si Jubia nan caltex tu bisa kajodoh si Ephi, sudah tiga kali utusan berbalik dengan tangan hampa, alasan yang didengar adalah cukup klasik bahwa si Zubir belum bersedia berumah tangga, juga ibu si Zubir mengatakan bahwa Anwar Zubir ini satu2nya baru anak-nya yang udah berhasil yang tentu saja dipundak si Zubir ini terdapat beban berat sebagaimana pernah diungkapkan-nya bahwa dia akan membiayai adik2nya dulu hingga semua tamat kuliah bahkan katanya adik2nya yang perempuan kalaupun nggak selesai kuliah minimun udah diparalek-kan atau bersuami, barulah dia mau beristri
Yang pernah datang kerumah ajo Dagang Setia bukanlah utusan keluarga Bagindo Sehan saja, udah banyak yang datang dengan maksud yang sama, bahkan udah memberanikan diri dengan tawaran2 menggiurkan asal maksud dan tujuan menjadikan si Zubir jodoh anak-nya terkabul
Mamak & sanak R/N yang dirahmati Allah, karena adanya tarik menarik dua kepentingan yang berbeda ini, tidak mengherankan menimbulkan "kesepakatan" yang menurut orang diluar budaya Pariaman di-istilahkan "DIBELI" ok you get it?
Mari kita cek masing2 kepentingan, difihak keluarga dan mamak si Ephi terlihat kegelisahan "ba-baban barek singguluang batu" arti-nya terdapat beberapa orang anak gadis mereka yang sudah pantas bersuami, (GADIH GADANG INDAK BA-LAKI) terlebih si Ephi yang paling besar, maka dengan segala daya dan upaya serta kreatifitas termasuk usaha "jemput bola" agar si Ephi dapek laki, Alhamdulilah setelah melalui perjuangan dan loby2 cantik kayak-nya kalau Allah meng-izinkan tahun depan "kito baralek gadang, mamparalek-kan si Ephi" (mamak2 si Ephi memang canggih alias cangok dan gigih)
Bagaimana pula kepentingan2 difihak keluarga si Anwar Zubir? Sebagai keluarga yang tidak begitu sukses dalam bisnis, Alhamdulillah Ajo Dagang Setia telah sukses mengantarkan si Zubir ke jenjang S1 dan telah pula diterima bekerja di caltex, ini bukan tanpa perjuangan yang berat dan ter-seok2, bayangkan bukan si Zubir saja yang harus masuk bangku sekolah tapi semua ke 7 anak2 nya harus mendapat kesempatan, kok galeh, caliak lah dizaman yang serba sulit ini omzet nan sataun ko lah merosot, pokoknya hidup harus prihatin nggak bisa serba wah, kabalakang suok adiak2 ang beko
Nah setelah si Zubir dapat kerjaan sejak hampir setahun ini, tidak sedikit yang datang melamar, lihat aja tuh bawaan mereka sejak dari Kueh Muweh, Pisang, Limau Sankis, buah Apel, anggur indak tamakan lai doh, mereka kan membawa oleh2 sebagai isi tangan sebagaimana "Bajalan ba-buah batih, malenggang ba-buah tangan" cihuuui..... adik2 si Zubir dapat rejeki nomplok, akhirnya berkat loby2 cantik eteks & mamaks si Ephi, gerbang pertahanan Ibu si Zubir dapat dikuasai, "bulek -lah aia ka pambuluah, bulek pulo kato ka-mufakat, lah dapek kato nan sasuai, lamaran "si Ephi" diterima dan udah bisa dilanjutkan ketingkat selanjutnya, baralek langsuang (mau-nya fihak keluarga si Ephi) atau bertunangan dulu setahun ini sebagaimana pintak ibu si Zubir, soalnya ibu Zubir kan mau-nya anaknya ini nggak buru2 kawin, sang ibu ingin si Jubia ngurus adik2nya dulu sampai selesai seperti dia .... dan lagi ini rumah tempat tinggal kita udah 15 tahun nggak pernah direhab, artinya ibu si Jubia ingin menikmati bakti si Jubia terhadap keluarga ini, lagi pula ayahnya si Ajo Dagang Setia dagangan-nya nggak seperti dulu lagi dan terakhir ini sering sakit darah tinggi dan kolesterol yang sekali berobat ngabisin dana sekian ratus ribu, apa nggak bangkrut tuh dagangan
Akhir cerita dimufakati keluarga si Ephi bersedia ngeluarin dana atas untuk konvensasi kerugian keluarga Ajo Dagang Setia karena si Jubia buru2 di-rumah tangga-kan (yang jelas rencana dan angan2 ibu si Jubia dan adik2nya terancam gagal dong) jadi harus ada ganti rugi yang harus dimufakati, kan gitu
Jadi orang Piaman itu teliti yaa ... kok di-pikia2 kan iyo juo tu, awak lah panek manyikolah-kan si Jubia ko sajak ketek, eeeh.. baru mulai ka lai, mau di-cakau gitu aja, emang-nya oii... oii... ayam lapeh, yaa ....pikir sendirio deh, gimanaaaa ... gitu, kan harus ada adat ketimuran dikit lah, kan orang timur itu terkenal tenggang rasa-nya tinggi, iyyaa kaan..) mosok kami yang bengkak2 selama ini, kamu yang terima enak aja, fikirkan kami juga doooong...)
Berbeda dengan "Uang Jemputan" ilustrasi diatas disebut sebagai "Uang Ilang" karena uang tersebut 100% untuk ibu tercinta dan harus dihematkan dan dimanfaatkan sedemikan rupa agar nggak cepat "tandeh" yang jelas si Jubia lah tabang masuak awan, antah lai takana dek-nyo awak jo adiak2nyo sudah ko antah indak, yang jelas lah tabang kabatang kayu lain, dan bakalan sibuk ngelonin sang istri, terlebih bila dapat istri yang nggak santunan (EGP) sama ibu mertua dan adik2 iparnya, woooow .... cabek bana alang tabang karimbo, padahal ibu dan adik2 si Jubia belum puas mengenyam bakti si Jubia, padahal lagi mereka masih ingin ber-manja2 dengan sang "ajo" yang udah jadi insinyur kaltek tu, heee .... he...
Ada pula istilah "Uang Asok" atau Uang Dapua" maksud-nya sama juga dengan diatas tapi diperuntuk-kan bagi keperluan baralek dirumah mempelai laki2, kan dirumah anak daro mereka baralek gadang, tentu saja dirumah ibu si Jubia kan perlu juga ada pesta kecil2an maklum kita2 kan banyak bergaul dan bermasyarakat tentu perlu juga ngundang karib kerabat dan kenalan, nah kadang2 dimufakati juga agar fihak keluarga si Ephi menanggung dana alek ini, yaa kira zaman sekarang lebih kurang 5 - 10 juta rupiah lah tergantung besar kecil / kemufakatan, maka ini disebut "Uang Asok atau Uang Dapua" lhaa kami kan udah dibilang tadi belum ada persiapan untuk mampabinikan si Jubia, karena "situ" yang ndesak2 yaa harus bersedia dong nyumbang sebagai "Uang Asok" lhaa, jadi harap maklum dong...
kNah Uang Jemputan lain lagi, namanya Jemputan, siapa yang dijemput? Yang dijemput adalah marapulai yang berpredikat SIDI, BAGINDO & SUTAN, dalam ilustrasi diatas ternyata si Jubia ini bergelar Sidi karena ayah-nya Sidi (Sidi Darul Akbar) nah untuk manusia yang tiga macam ini berlaku adat "Jemputan" sang marapulai dijemput secara adat dengan pernik2 antara lain "Siriah Carano Lengkap, Payuang Kuniang, Cincin Tigo Bantuak bakabek jo secarik kuniang, sebilah Sewah (sejenis keris kecil tak berlekuk khas Pariaman, yaa ... mirip2 rencong Aceh terbalik gitu, dan sejumlah UANG JEMPUTAN.
Uang Jemputan ini berapapun besarnya akan dikembalikan oleh fihak keluarga si Jubia harus lebih besar dari yang dibawakan rombongan sipanjapuik marapulai, misal disepakati uang jemputan itu 10 buah rupiah emas, maka kembalinya dari keluarga si Jubia harus lebih misal jadi 11 buah rupiah emas, pokoknya harus lebih besar, kalu nggak nanti bakalan malu2in jadi gunjingan
Jadi jangan pucat dengar uang Jemputan ini, karena besok wakatu anak Daro pai manjalang karumah mintuo akan dikemablikan dalam bentuk lain tapi nilainya harus lebih besar, yaa ... kira2 tukar menukar cendera mata lah gitu
Orang Piaman lebih senang mengambil menantu perempuan dari kalangan Piaman sendiri, karena kalau ngambil dari "darek" akan banyak saja cela-nya terlebih bila sang besan dan anak daro dari darek tu nggak mau mengikuti tata cara / adat Piaman terhadap sang Mertua
Pernah saya didatangi ibu seorang teman yang sambil nangis curhat karena si Naih (Nasrun) anaknya yang kawin sama orang Bukiktinggi, ternyata yang besan dan sang mantu yang cantik dari bkt itu nggak ngerti tata cara bagaimana adat ber-mertua, misal jelang bulan puasa berkunjung bawa perlengkapan "Patang Balimau" lengkap dengan juadah dan nasi kunyik singgang ayam, begitu pula waktu bulan Ramadhan sang mantu datang lagi bawa "Pabukoan" selengkapnya dan tentu saja randang dagiang dll, nggak ketinggalan, begitu pula esok mau idul fitri ada lagi tuh kunjungan serupa kadang sang mertu dibeli seperangkat baju rayo, begitu pula dibulan suci lainya misal bulan mauluik mambaok "sambareh" sejenis pinukuik
Kelihatan ibu teman saya ini kecewa berat mengapa anaknya tergila2 dengan "urang darek" tsb, udahlah dulu kawin-nya nggak restu sang ortu, udah kawin pun sang mantu egp yang mungkin saja karena nggak tau adat orang Piaman gitu tambah lagi sang suami yang Piaman itu nggak punya inisiatif kearah itu, yaa itu tadi sang ibu ke-mana2 curhat hingga timbul image kalau dapat jangan bermantukan urang darek, apa lagi sang ibu tersebut termasuk orang terpandang, istri pak RW yang sekarang udah jadi anggota dewan kota karena didaerah RW-nya waktu pemilu dulu golkar menang
wasalam
abp
-----Original Message-----From:
Darul [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, November 07, 2003 10:24
AM
To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
On Fri, 7 Nov 2003 01:59:17 +0000
(GMT)
Ephi Lintau <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Nan manjawab pertanyaan atau nan manggapi email Ephiko saharus nan urang barasa dari Piaman. Ambo ingin manggapi jo pangalaman. Nampakno iyo option uang jemputan itu. Ambo pangalaman bakarik ka Piaman (Gadur, 6, 2 x 11 lingkuang). Nan patamu basumando urang situ, indak pakai uang jemputan doh (lk 1968). Tahun lalu, anak kakak padusi mbo tu, dapeklo jodoh jo urang kampuang induak bakono, antah tapaso, atau apolah namono, uang pansiun bapakno habih untuak uang jemputan tu. Kabanyo gengsi dek ugang situ, laku 10 incek piah meh. Baa sanak ABP???
Wassalamualaikum WW
Darul di
Jkt
-----Original
Message-----
From: Laila Fajri
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, November 07, 2003
10:15 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re:
I[RantauNet.Com] Sistem peminangan di Minangkabau
Sekali lagi menurut Mak Datuak tsb keturunan diminang tetap berasal dari ayah,Karna adat kita yang ABSSBK namun dibangsakan ke ibu.Nah,.perbedaan ini yang sering di jadikan bahan oleh daerah lain,untuk mempertanyakan adat istiadat Minang kabau,.yang kalau ngak salah,..istilah " membeli lelaki itu lho..? " Jujur aja,.uni sering di tanya masalah ini oleh teman-teman,tapi uni ngak bisa jawab,karena sejujurnya uni ngak tahu gimana sebenarnya adat istiadat di Minang Kabau itu.
Yah,.sama-sama,.uni juga banyak ngak ngertinya
adat kita Minang kabau ini,padahal kita juga orang Minang yah.Gimana sebenarnya
da Mulyadi,bundo Nismah ,yang banyak tahu deh kayanya tentang adat istiadat
Minangkabau ini.
Wassalam.Rahima.
Bundo nismah dan mamanda sutan lembang kemana yah uni? Kok ngga muncul˛ barangkali mamanda sutan lembang bisa beri kita pencerahannya,mamanda zul juga,mamanda yulizar syafri juga gak pernah muncul.
Padahal kita˛ lagi butuh pencerahan ttg masalah ini nih.Sekali lagi mamak˛ semua kita˛ sedang butuh pencerahan nih .Khususnya saya pribadi.Mohon bantuannya dong Mohon maaf kalau ada salah kata.
Wassalam
Laila Fajri (24+)