Erwin, sedikit dari cerita yang saya peroleh dari ayah saya yang masih mengalami pendidikan surau dapat saya ceritakan begini. ketika dalam kehidupan bermasyarakat Minang ketika itu terutama setelah ABS SBK menjadi landasan berpikir dan bertindak atau the way of life masyarakat minangkabau maka peran surau ini sangat sentral menggantikan gelanggang yang dulunya tempat menyabung ayam dan berjudi. Ketika seorang anak laki2 beranjak dewasa maka aib bagi mereka untuk tinggal serumah dengan Ibu mereka. Mungkin hal ini juga didorong oleh kenyataan bahwa dirumah gadang tidak tersedia kamar bagi anak laki2 dewasa sehingga rasa malu apabila bercampur dengan saudara perempuan atau ipar laki laki. Sesungguhnyo pola menjauhkan anak dari ibunya ini dulunya adalah salah satu ide plato. Dalam kartanya yang terkenal Republic ia menyebut bahwa pendidikan terbaik yang ideal adalah jika anak dan Ibu dipisah sejak awal karena akan menumbuhkan pikiran2 anak berdasarkan bakatnya sendiri. Ini bisa dikatakan masyarakat idealis-utopis. Hal yang ditiru oleh Lenin di rusia dan mao dichina dimana sejak bangun tidur anak2 diharuskan baca buku merah, kitab suci Mao. APakah pola kemasyarakatan ini pengaruh ide plato atau Mao ? saya tak bisa memastikan. Sehingga anak laki yang beranjak dewasa ketika sore hari sudah berkumpul disurau, biasanya di awali dengan permainan ketangkasan dsb. Setelah maghrib mereka mengaji atau membaca Al Quran kemudian setelah sholat Isya anak2 perempuan dan laki2 yang belum dewasa pulang kerumah sedangkan yang dewasa tinggal disurau untuk memperdalam kaji apakah itu kitab kuning bertulisan arab gundul hingga ke adat, budaya, sejarah dan lainnya. Selain pengetahuan tersebut mereka juga diajarkan silat beserta philosofi yang terkandung didalamnya. Singkat kata anak laki2 yang jenius muncul dengan bakatnya masing2 apakah itu agama, sosial, sejarah bahkan politik. Syukurnya lagi penjajah belanda ketika itu sering mensekolahkan pemuda yang mereka anggap pintar kenegeri Belanda antara lain Tan malaka sehingga akhirnya mereka muncul menjadi tokoh nasional satu persatu, Agus Salim, Hamka, Natsir, STA, Hatta. Jadi disini peran adat dan budaya jelas, dimana anak laki2 malu tinggal dirumah sehingga memilih surau sebagai tempat tinggal dan belajar adalah aspek sentral dalam menghasilkan dan menyeleksi pemuda yang jenius dan berpendidikan. Bandingkan dengan di Jawa dimana yang mendapat pendidikan hanyalah keturunan priyayi saja sementara di Minangkabau semua lapisan masyarakat mulai miskin hingga kaya mendapat kesempatan sama disurau. Lanjut ke kondisi sosial politik ketika itu, jaman perjuangan kemerdekaan yang berawal dari berdirinya Budi Utomo membutuhkan pemuda yang cerdas dan berpendidikan. Suatu kondisi ideal bagi pemuda Minangkabau yang pola pikir dan pengetahuannya ketika itu lebih dibandingkan pemuda daerah lainnya. Pemuda Minang yang ikut dalam organisasi dan pergerakan akhirnya muncul sebagai pemimpin dan tokoh baik dalan pergerakan, perjuangan kemerdekaan hingga awal membangun sebuah negara yang bernama Indonesia. Jadi kesimpulannya kurikulum surau itu yang juga dilengkapi oleh pendidikan formal di luar negeri menghasilkan pemuda yang berpengetahuan lebih dibanding orang kebanyakan . paling tidak bisa membuka diri bagi dunia luar sehingga muncullah pemuda yang paham tentang agama (hamka, Natsir), ideologi2 besar sosial dan politik serta ekonomi (Tan Malaka, STA, Syahrir, Hamka) . keunggulan pemuda minang itu disempurnakan oleh jaman pergerakan yang membutuhkan orang2 seperti mereka yang menguasai agama , ide2 besar dan politik (the right man on the right place). Lalu bagaimana semua keunggulan itu kemudian hilang ? tidak ada lagi atau jarang sekali muncul pemuda Minang yang muncul menjadi tokoh nasional. Antara lain karena memang faktor surau yang sudah tiada. Namun tidak sepenuhnya juga faktor itu, seandainya surau masih ada, masyarakat Minang belum tentu akan semenonjol era pergerakan dulu karena masyarakat Indonesia lainnya juga sudah mendapatkan pendidikan yang merata bahkan mungkin secara kesempatan dan kualitas mengalahkan pendidikan surau. Segitu dulu Erwin, mengenai pola hubungan ranah-rantau memerlukan pembahasan tersendiri. Salam Ben
Erwin <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Ben, saya jujur ingin mendengar cerita tentang episode surau ini dari orang-orang yang mengetahui secara persis atau pelakunya langsung. Sudah lama rasanya.....sejak mendengar cerita terakhir dari seorang anggota surau, ceritanya pun, sayang, samar-samar saya terima wassalam erwin On Monday 02 April 2007 12:06, benni inayatullah wrote: > Waalaikumsalam Erwin.. > > saya akan komentar sedikit saja, kebetulan Otak masih menikmati sensualitas > liburan kemarin yang saya manfaatkan sebiak baiknya. > > mungkin akan lebih berguna jika erwin memberikan analisa dengan titik tolak > dari kurikulum surau sehingga melahirkan orang seperti apa. trus > dihubungkan dengan situasional ketika itu..bagaimana sosialnya, bagaimana > politiknya termasuk jaman perjuangan ketika itu membutuhkan orang orang > seperti apa dan menguasai bidang apa. sehingga nanti ada korelasi antara > produk surau murni (meskipun ilmu itu sesungguhnya gak bisa dikatakan murni > suatu produk lokal melainkan kumpulan dari pengetahuan dari seluruh dunia) > ataupun produk surau yang berguru ke barat ataupun timur dengan kondisi > sosial politik dan agama ketika itu. > > disitu akan terlihat jawaban kenapa orang minnag jaman kemerdekaan > menguasai hampir semua lini pergerakan maupun pemerintahan. > > terakhir saya tetap menganggap tema produk lokal dan nasional ini tidak > seksi untuk didiskusikan. saya belum melihat ada tokoh yang murni produk > lokal. kecuali jaman filosof yunani dl mungkin yang berpikir tentang alam > dan manusia. bagaimanapun pengetahuan yang kita rangkum dalam otak dan > kepribadian kita adalah pengetahuan yang bersumber dari segala penjuru > bumi. bagaimana kita akan mengklaim kita adalah produk lokal atau rantau ? > > Erwin wrote: > Assalamu'alaikum WW > > Kita lanjutkan yang kemarin. > > Ini ada dua pertanyaan, soal melahirkan/kelahiran tokoh nasional dan soal > sistem yang memberdayakan diri. --------------------------------- Looking for earth-friendly autos? Browse Top Cars by "Green Rating" at Yahoo! Autos' Green Center. --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ Kami mengundang sanak untuk hadir dalam acara: "Wartawan mengajak Berdoa Bersama untuk Keselamatan Negeri" pada tanggal 8 April 2007 jam 08:00 di Masjid Istiglal. Acara ini terpicu oleh musibah terbakarnya Ustano Pagaruyuang dan Gempa di Sumbar. Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet Daftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---