Ass,wr,wb.

Syukurlah kalau baitu, nampaknyo cukup piawai juo Imah manjawek tanyo2 nan
dilontarkan Ifah di Bengkulu. Silahkan ditaruihkan bilo memang ado
manfaatnyo bagi kami, minimal manambah wawasan kami, kalau indak, cukuik
melewati JAPRI sajo..

Kalau memang masih ado nan "salah lagi" dan "salah lagi" dari perkiraan
Ifah, silahkan dijawek dengan lugas dan tuntas agar tidak manjadi doso
atau su'uzon bagi kito.

Marilah kito kembali ke ......... laptop eeeee.... ke Qur'an.

Wassalam,
HM Dt.MB (50+)
Putra kelahiran kota Selengek Bengkulu 50 tahun nan lalu.

>
> Wa'alaikumsalamwarahmatullahiwabarakaatuhu.
>
> Kanda Mulyadi, jangan khawatir. InsyaAllah sebagai
> seorang guru yang sudah biasa menghadapi berbagai
> sikap dan watak manusia, saya biasa aja koq menanggapi
> dalam banyak hal yang salah dari hampir kebanyakan
> dugaan sanak Hanifah. Ok. Saya jawab dimana letak
> kesalahan tersebut.Salam kanda akan saya sampaikan.
>
> Pertama: Suku saya bukanlah suku Dayak sama sekali.
> Tidak semua orang di Palangkaraya itu sukunya
> Dayak.Sebagaimana tidak semua yang berada di BKT itu
> sukunya Sikumbang atau Chaniago, dllnya.Karena tidak
> semua yang kuning itu emas.
>
> --- hanifah daman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>> Ass Wr Wb sanak Rahima
>>
>>   Mungkin diam-diam banyak yang mengikuti diskusi
>> kita ini nih.
>>   Mumpung libur,hanifah tanggapi langsung.
>>
>>   Begitu tau ibunya sanak menikah dengan orang Dayak
>> … hanifah sudah membayangkan …. pasti terjadi
>> sesuatu dengan ibu sanak … apa kawin lari sehingga
>> terbuang dari kampuang, sehingga tak lagi memiliki
>> warisan.
>
> Ini tidak benar sama sekali. Ibu ke P. Siantar dalam
> rangka mencari ayah beliau yang berada di Siantar
> bekerja sebagai guru di Muhammadiyah. Jd bukan karena
> kawin lari, atau karena mencari jodoh. Jodoh ibu
> ketemu setelah ibu berada dirumah ayah beliau,
> kebetulan ayah saya ketika itu kost dirumah ayah ibu
> saya, sehingga mereka sering ketemu dan jodoh.
>
>>   Kenapa hanifah menebak begitu.
>>   Di jamannya ibu sanak sampai th 70 an, jodoh anak
>> perempuan dicarikan oleh keluarga. Malu bagi suatu
>> keluarga kalau anak perempuan menikah dengan orang
>> di luar salingka Nagari (satu kecamatan), apalagi
>> menikah dengan orang diluar Propinsi. Komentar orang
>> KAMA ANAK BABAKO.
>
> Itu zamannya Siti Nurbaya katanya, tetapi
> alhamdulillah ibu saya tidak mengalami hal semacam
> ini.
>>
>>   Walaupun tidak diceritakan apa yang terjadi pada
>> keluarga sanak, hanifah sudah bisa membaca yang
>> tersirat dari yang tersurat dari cerita email yang
>> kemaren, bahwa sanak tidak punya tali silaturahim
>> dengan dunsanak di Kamang Hilir. Analisanya begini:
>>
>>   Sanak orang Kamang hilir, tapi menikah di
>> Bukittinggi di rumah kakak, dan tidak pula
>> dilaksanakan acara adat. Toh jarak BKT dengan Padang
>> Panjang tidak begitu jauh? Disini kelihatan sanak
>> tidak akrab dengan dunsanak sasuku di kampung.
>> Kelihatan sepertinya keluarga sanak terbuang dari
>> kampung. Kemungkinan disebabkan karena ibu sanak
>> menikah dengan orang luar propinsi tadi.
>
> Ini juga tidak benar sama sekali. Hubungan dengan
> keluarga tidak putus sama sekali, terbukti setiap saat
> saya di jenguk oleh family yang di Kamang(Inyiak Aki),
> bahkan sampai ingin dijodohkan oleh keluarga di
> kamang, dengan anak inyiak tersebut, dan kakak saya
> yang pernah sekolah di sekolah Perawat Padang juga
> sangat akrab dengan family dari ibu, sampai juga ingin
> dijodohkan. Lagi-lagi bagi keluarga kami, tidak ada
> namanya dijodoh-jodohkan itu.
>
> Kami disuruh ortu kami silahkan cari sendiri jodoh
> yang baik, karena kalianlah yang akan memakainya bukan
> ortu. Begitupun dengan kakak saya yang tammatan
> sarjana Ekonomi, juga ingin dijodohkan, ortu
> memberikan kebebasan pada kami semua.Itu prinsip dari
> kedua ortu saya.
>
> Saya menikah di Kamang Hilia, tepatnya di Mesjid
> Wustha, pestanya baru di BKT, ditempat kakak, dihadiri
> semua kaluarga Ibu, dan setiap pulang kampung kami
> tinggal di kamang hilia.Di rumah gadang.
> Kami tidak mengadakan pesta secara adat, karena kami
> ingin secara Islami saja.Lha kenapa tidak pesta di
> rumah Ibu, kenapa dirumah kakak?
>
> Lha,...sayakan sudah bilang, saya juga pesta dirumah
> Ibu saya di P.Siantar.
> Kenapa tidak dirumah family di Kamang? Kalau kita
> pesta tentu dirumah ortu kita sendiri bukan, atau
> dirumah kakak, bukan dirumah family kita pesta, ini
> akan menyusahkan family namanya.
>
>>
>>   Sanak orang Kamang hilir, tapi kos di panorama
>> sementara suami tidak bersama sanak. Mestinya sanak
>> merasa nyaman berada di tengah suku.
>
> Salah lagi. Kenapa harus saya tidak di kamang Hilia,
===============> mambiaso kan manguduang nan bajelo-jelo


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet
Daftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke