Mantap tu mak rangkayo. Iko harus didukuang. Mak rangkayo dima aktif di banduang kalau buliah tahu? Kami adoh acara di Polban (poltek itb) kiro kiro patangahan bulan ko. Lai sampai barita ka mak rangkayo?
Pentas seni sekalian pengumpulan dana untuak musibah di sumbar, rencana dihadiri ibunda eli kasim dan suami pulo. Hormat saya, Fikri On 5/9/07, Rangkayo Mulia <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Assalamu'alaikum W W... > > Iko hanya sekadar wacana katiko mambaco postingan tentang buku IPDN > UNDERCOVER karangan INU KENCANA > > Sebuah buku yang berani dan ditulis oleh orang yang SUPER BERANI. Tak > sekadar berani bicara, tapi juga berani berbuat dan bertanggungjawab. Bahkan > INU KENCANA berani mempertaruhkan Nyawa untuk membeberkan kebaran ini. > > Sungguh luar biasa keberanian beliau. > Dulu ketika kasus kematian cliff Muntu muncul, banyak ungkapan salut dan > acungan jempol terhadap beliau. Apalagi INU KENCANA orang MINANG yang lahir > di Payakumbuah namun besar di BENGKALIS. Tapi itu hanya sekadar acungan > jempol dan salut saja. Belum ada appreciate lebih dari itu. > > Akan kah kita selalu hanya seperti ini? > Salut .......... salut dan salut tanpa bisa membantu? > Dengan keberanian INU KENCANA, jelas banyak orang, khusus nya orang2 yang > berhubungan dengan JABATAN dan BISNIS di IPDN sangat tidak suka pada sosok > keberaniannya. Demi keamanan jiwanya, POLDA JAWA BARAT sampai memberikan > pengawalan khusus untuk beliau. artinya JIWA INU TERANCAM. > > Sebagai orang MINANG, dan INU KENCANA juga orang MINANG (setidaknya dia > lahir di Payakumbuh), tergelitik kah kita untuk memberikan PENGHARGAAN > terhadap beliau? > > Terasa aneh jika kita tak tergelitik untuk memberikan penghargaan. > Yang terasa lebih aneh lagi, KETUA KOMISI X yang membawahi masalah > PENDIDIKAN juga adalah orang MINANG. IR Irwan PRAYITNO ( nama jawa tapi > bagala DATUAK), Tapi anggota dewan yang terhormat pun tak berpikir ke arah > sana. > > Juga ORANG MINANG DI BANDUNG, yang kata Pak Chaidir sangat KOMPAK dengan > PKM nya. juga tak terdengar ada keinginan untuk itu. > Ambo, minggu kapatang maota2 jo dunsanak di Banduang. Dan mereka.... > Ikatan Pemuda Minang BAndung (IPMB), Badan Kesatuan Mahasiswa Minang > Bandung (BKMM) dan beberapa organisasi Mahasiswa Minang di Banduang namuah > untuak terlibat sato memberikan penghargaan untuak seorang INU KENCANA. > > Antah kok awak nan kadang2 acok 'badoncek" lai tergerak hati... > > Sakitu dari ambo > > wassalam ww > > Arief Rangkayo Mulia > > > > > Pada tanggal 10/05/07, Arnoldison <[EMAIL PROTECTED]> menulis: > > > > > > IPDN UNDERCOVER: SEBUAH KESAKSIAN BERNURANI > > Penulis: Inu Kencana Syafiie > > Penerbit: Progressio, Syaamil Group, Bandung, April 2007, 282 halaman > > > > Sejak kematian praja Wahyu Hidayat tahun 2003 hingga Cliff Muntu belum > > lama ini, Inu Kencana Syafiie menjadi rujukan banyak media. Dosen IPDN > > itu terkenal vokal membeberkan banyak borok yang terjadi di institusi > > tempat ia mengabdi. "Semua media nasional sampai Al-Jazeera pernah > > mewawancarai saya," katanya. Tak pelak, ia menjadi pesohor. > > > > Tapi Inu tidak memanfaatkan ketenarannya untuk menjadi penyanyi > > dangdut atau pengusaha kuliner. Dosen kelahiran Payakumbuh, Sumatera > > Barat, 14 Juni 1952, ini menulis dan menerbitkan buku. Sudah 42 buku > > ia tulis, rata-rata text book untuk perkuliahan di IPDN. Kini Inu > > mencurahkan isi hati lewat buku teranyarnya: IPDN Undercover: Sebuah > > Kesaksian Bernurani, Curhat Ala Inu Kencana Syafiie. > > > > Buku ini adalah kumpulan tulisan Inu dari tahun 2003 hingga 2007. > > "Beberapa pihak menyuruh saya tutup mulut. Mereka membuat kontra-isu > > bahwa saya mencari popularitas, mencari uang, jabatan, sensansi, dan > > lain-lain. Saya ingin menjelaskan pada dunia bahwa semua ini berangkat > > dari hati nurani," kata suami Indah Setriyati itu. > > > > IPDN Undercover menjadi rujukan yang sangat mumpuni mengenai sejumlah > > kejadian di IPDN. Ia menulis saat publik mulai tersentak dengan > > kematian praja asal kontingen Jawa Barat, Wahyu Hidayat, pada 2003. > > Dimulai dari kejadian pada Agustus 2006. Waktu itu, IPDN akan mewisuda > > prajanya yang telah lulus. Inu membaca daftar nama wisudawan. > > > > Inu kaget bukan main karena dalam daftar itu tercantum nama-nama praja > > yang telah melakukan tindak kekerasan terhadap Wahyu Hidayat. Inu > > gerah. Malam sebelum wisuda, ia nekat menelepon Presiden SBY melalui > > juru bicara kepresidenan, Andi Mallarangeng. "Saya minta izin untuk > > membeberkan fakta tentang calon wisudawan yang seharusnya ada di balik > > terali besi untuk mempertanggungjawab kan kasus pembunuhan," kata Inu. > > > > Melalui Andi pula, presiden memberi izin. Lantas Inu pun membeberkan > > fakta curang itu kepada wartawan. Keesokan harinya, di berbagai media > > terbit berita berjudul kontroversial: "Presiden Melantik Narapidana". > > Karena "ulahnya" itu, Inu disidang oleh para petinggi IPDN. "Saya > > dianggap menjelek-jelekkan almameter," paparnya. > > > > Dari tulisan-tulisan dalam buku ini tergambar filsafat hidup dan > > sejarah terbentuknya karakter "nekat" dalam diri ayah tiga anak itu. > > Ketika ia menggambarkan momen kala jenazah Wahyu Hidayat keluar > > gerbang IPDN, yang kala itu masih bernama STPDN. Tak ada raut sedih > > dari warga IPDN. "Banyak orang yang malah tertawa," tulisnya. > > > > Inu lantas bertanya-tanya, "Di mana letak keadilan? Jika kasus Wahyu > > Hidayat dilupakan dan para pembunuhnya dibiarkan berlaku seenaknya," > > katanya. Tak hanya itu. Inu juga membeberkan rentetan fakta menyimpang > > "di bawah permukaan" IPDN. Soal seks bebas dan narkoba. Ia tak sungkan > > pula membeberkan tingkah laku para dosen serta praja dalam bab > > berjudul "Membongkar Kasus STPDN" --bagian yang agaknya paling menarik > > dari buku ini. > > > > Dalam buku ini, Inu, misalnya, bercerita soal praja yang membawa kabur > > istri orang. Kejadian itu berlangsung di Pandeglang saat para praja > > melakukan bakti karya praja. Dosen yang kerap memutar musik saat > > mengajar ini pun tak jengah mengungkapkan soal pesta seks para praja > > dengan mengundang PSK alias pekerja seks komersial. Inu juga menyentil > > seorang dosen IPDN, yang kabarnya menjadi bintang VCD porno! Parahnya, > > dosen tersebut sempat duduk di Komisi Disiplin IPDN. Dekadensi moral > > oknum warga IPDN itu sempat membuatnya kehilangan kesabaran. > > > > "Hancurkanlah sekolah ini, ya Allah, dan ganti dengan yang lebih > > baik." Begitu ia berdoa. Doanya pun terjawab. Pemerintah, sejak kasus > > Cliff Muntu mencuat, menerjunkan tim evaluasi yang dipimpin Ryaas > > Rasyid. Aparat kepolisian menetapkan banyak pihak menjadi tersangka > > kematian Cliff. Bahkan polisi berjanji menangkap para praja yang > > melakukan kekerasan dan ditayangkan sejumlah televisi. > > > > Wisnu Wage Pamungkas > > [Buku, Gatra Edisi 24 Beredar Kamis, 26 April 2007] > > > > > > > > > > > > > > --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet Tapi harus mendaftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount dengan email yang terdaftar di mailing list ini. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---