Pak Chaidir, Gejala sosial nan jadi kekhawatiran pak Chaidir dan keprihatinan Nanda Suyadi tu alah lamo ambo paratikan, dan itulah nan --antaro lain -- mandorong ambo maajak saluruah dunsanak kito manyalasaikan Kompilasi Hukum ABS SBK ko, supayo jaleh apo sajo nan masuak 'core values' Minangkabau, nan akan dipacik dek saluruah urang Minang, gadang kete. Alhamdulillah, suasana kini sabana kondusif untuak panyusunan kompilasi hukum perdata khas Minangkabau itu, dan paralu capek dimanfaatkan. Sacaro yuridis konstitusional halal. Kok barubah keadaan, alun tantu kabasuo kondisi sarupo kini untuak 15-25 tahun nan ka datang. Indak baa dipagagehkan doh. Wassalam, Saafroedin Bahar
chaidir latief <[EMAIL PROTECTED]> wrote: unsanak Lies Suryasi Pak Sak Pak Musliar dan para dumsanak Maafkan ambo indak bermaksud menggeneralisir Tetapi memohonkan memohonkan perhatian para dunsanak yang munpung sekarang sedang mengkaji ABSSBK khususnya kedalam Islam pada generasi muda kita dewasa ini di Ranah Ambo sedang menampung 3 pelajar dari Ranah ( dari perdalaman ) yang sedang bimbimbingan belajar. Ambo tes jadi imam bagantian Diluar dugaan ambo Alfatihah sajo indak luruih dan tidak hafal malah ayat ayat singkat Beberapa tahun yang lalu ambo pernah membaco makin sedikit mahasa siswa kita yang tahu baca Alquran Kalau iko gejala umum maka akan sangat berbahaya bagi masa depan ABSSBK yang kita agungkan dan perdebatkan sebagai ciri khas urang Minang Karena itu ambo agak berbeda pendapat dengan dunsanal Lies Suryadi masih lebih baik ada pelajaran surau dari tidak ada sama sekali Chaodor N Latief Lies Suryadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Inilah kelemahan--kalau tidak menyebut ketololan--Umat Islam yang sampai sekarang tidak juga disadari. Tapi ini dapat dimengerti mengapa hal demikian terjadi: sudah sejak berabad2 lampau orang Islam ortodoks di Nusantara ini mengidentikkan segala sesuatu yang bertuliskan Arab dengan Islam. Toh saya sendiri yg lahir tahun 60-an abad ke-20 masih sempat mengalaminya: bagkik tegeik maeggak2 mangaji di surau 7 x saminggu maapa al-Quran Jus Amma jo surek gadang, tapi indak tahu a aratinyo. Kalau indak rajin rotan sakasa ampu jari balapikdi pungguang dilacuik'an dek labai nan pambangih. Ini kelemahan sistem surau dimana anak2 tidak didik belajar bahasa Arab tapi maapa nan indak inyo mangarati apo mukasuiknyo. Di abad ke19 KF Holle mencoba memberikan pencerahan atas kesalahana itu di daerah Sunda. Sayang inyo "urang kapia" (urang Ulando) sahinggo jaleh sajo, bak refleksi email Sanak Bagindo Chaniago ko, lansuang dicurigai ka maubah akidah umaik. Lieklah caritonyo dalam disertasi Mikihiro Moriyama nan ambo terjemahkan, nan ditabik'an KPG dua tahun nan lewek. Di Eropa banyak dijua kaset Lagu2 pop Arab (artis2 dari Irak, Yordania, Libanon, dll). Pernah ambo iseng2 bao babarapo buah ka kampuang. Mbo puta di rumah. Sabana santiang buninyo. Urang tuo2 lah bi tapakua: keceknyo itu irama Padang Pasir, Takana dek mereka musik gambus. "Kok kito puta di surau manjalang mugarik baa?', kecek sorang sapangkek gaek ambo. "Labiah rancak di rumah sajo kito puta", kecek ambo. Baa pulo ka mamuta kaset tu di surau, lagu e cinto kacinto....Cuma dek dalam bahaso Arab nan rang kampuang ambo tadi lah manyangko lagu ibadah irama padang pasir sajo. Komen saya: moga2 pelarangan seperti itu hanya terjadi di Malaysia. Diharapkan hal seperti itu tidak terjadi di Indonesia. Sering konflik dalam sebuah negara multikultur mulai terjadi jika pihak maayoritas telah merasa berhak menentukan hal-hal yang terkait dengan iman pribadi kelompok minoritas. Dalam hal ini, saya kira Indonesia sudah punya pengalaman sejarah yang jauh lebih lama daripada Malaysia, seperti terefleksi dalam Piagam Jakarta. Kalau tidak karena toleransi itu, tak mungkin INDONESIA RAYA ini wujud dan menjadi. Masih banyak akademikus dan orang pintar di Eropa yang bingung dan tak bisa mengerti mengapa INDONESIA RAYA itu bisa wujud? Sebuah kawasan luas yang terbentang tak kurang sejauh London dan Moscow, yang terdiri dari beragam suku, yang tinggal di lebih 17.000 pulau dengan iman, budaya, dan warna kulit yang berbeda2, yang walau sudah 'dibombardir' baik secara fisik maupun mental oleh kekuatan2 kolonialis, masih tetap satu danbersatu. KEKUATAN APA INI? DARI MANA INI? Salah satu resepnya jelas TOLERANSI. Banyak intelektual Eropa bilang yang namanya NATION-STATE INDONESIA itu bisa wujud benar2 di luar pikiran akal sehat (mereka). Itulah sebabnya muncul banyak teori seperti Imagined Community-nya ROG Anderson dan bejibun buku lain. Semuanya pada ingin menjelaskan apa sebabnya kita bisa bersatu menjadi sebuah negara-bangsa. Banyak yang masuk akal, tapi tak sedikit yang isap jempol menurut rasionalisme barat mereka. Wassalam, damai di bumi bahagia di akhirat, Suryadi ----- Pesan Asli ---- Dari: bagindochaniago <[EMAIL PROTECTED]> Kepada: RantauNet <RantauNet@googlegroups.com> Terkirim: Rabu, 2 Januari, 2008 4:55:21 Topik: [EMAIL PROTECTED] Re: Bls: [EMAIL PROTECTED] Re: Di Malaysia kata ALLAH dilarang digunakan ummat non Islam. Assalamu"alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Sanak di Palanta yang kami hormati, Saya merasa sangat setuju sekali atas pelarangan dalam tulisan (penerbitan) penggunaan kata "Allah" bagi non-muslim di Malaysia, karena tentu hal ini sudah ada pengkajian yang lebih mendalam bagi pemerintahan Malaysia, yang kita tidak tahu persis apa-apa saja pertimbangannya, namun salah satu alasannya menurut Menteri Muda Urusan Dalam Negeri Malaysia Mohamad Johari Baharum penggunaan kata- kata tersebut akan memunculkan kegelisahan dan kebingungan di kalangan komunitas muslim yang menjadi mayoritas di Malaysia. Menurut dia, keputusan pemerintah itu sudah final. Kalau kita mengikuti ceramah Hj. Irene Handono, bagaimana upaya nasara ingin menyesatkan kaum muslim dengan berbagai gaya-gaya tulisan Islam atau buku sehingga dapat mempengaruhi dan akhirnya dapat memurtadkan. Memang ada perbedaan penyebutan dan penulisan, bagi orang muslim menyebut "Allah" , sedangkan orang nasrani menyebutkan 'Alah', Bahasa British: "God" (tuhan), jadi syah-syah saja kalau ummat Islam mengklaim bahwa kata "Allah" hanya milik komunitas Muslim, karena didalam Al-Qur'an banyak menyebutkan kata-kata "Allah". "Sesungguhnya orang - orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut ALLAH gemetarlah hati mereka , dan apabila dibacakan kepada mereka ayat - ayat - nya , bertambahlah iman mereka ( karenanya ) dan kepada tuhanlah mereka bertawakkal" . (Q.S. Al- Anfal :3) Lebih lanjut dalam kontek yang berbeda saya tidak habis pikir kenapa orang minang mengatakan 'sudah' itu adalah dengan kata 'alah', berasal dari manakah kosa kata ini ?, maaf karena saya bukan ahli bahasa atau sastra minang, saya mohon kepada sanak dipalanta untuk dapat menjelaskannya, mudah-mudahan menemukan titik temunya. Wassalamu"alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, MyBagindoChaniago, Visit Musi 2008 --------------------------------- Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! --------------------------------- Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. --------------------------------- Never miss a thing. Make Yahoo your homepage. --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== Website: http://www.rantaunet.org =============================================================== UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: - Selalu mematuhi Peraturan Palanta RantauNet lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-palanta-rantaunet - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku. - Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui jalur pribadi. =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Webmail Mailing List dan Konfigurasi teima email, lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di https://www.google.com/accounts/NewAccount -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---