Banyak istilah istilah Arab, dan diantaranya saperti salat, iman, islam, 
zakat, hajji tasbih, taqwa telah menjalani penggantian nilai/tranvaluation. 
Begitulah jua istilah rabb dan allah. Kedua dua ini juga telah menjalani 
pengantian nilai/tranvaluation. Kedatangan dan kehadiran Islam telah 
mengwujudkan berlakunya pengislaman bahasa Arab. Pengislaman bahasa Arab atau 
istilah Arab boleh di sebut sebagai peng-qur’anan/qur’anization bahasa Arab. 
Mengikut pandangan Malek Bennabi, peng-qur’anan bahasa Arab, tiada lain dari 
proses tranvaluation –memberi nilai atau fahaman Al-Qur’an terhadap istilah 
istilah tersebut. Tranvaluation atau transformation  ini boleh di ertikan 
dengan technicalizing ma’na dan fahaman Al Qur’an. Tranvaluation ini membuat 
istilah istilah Arab mempunyai ma’na agama atau nilai yang berhubung secara 
exclusively dengan Islam. 
   
  Qur'anization bahasa Arab telah memantapkan konsepsi tauhid kedalam Bahasa 
Arab. Keilmiyyahan Bahasa Arab telah menghasilkan satu tamaddun intelektual. 
Disiplin ilmu yang pertama tama dibina hasilan dari proses Qur'anization ini, 
mengikut pandangan Syed Muhammad Naquib Alatas, ialah ilmu perkamusan dan 
perbendaharaan kata/ lexicography and lexicographic sciences. Ilmu Perkamusan 
sangat penting dan difikirkan sangat mustahak meletakkan asas kukuh ilmiyyah 
dan keilmuan tamaddun Islam itu sendiri. Banyak sekali kamus bahasa Arab di 
cipta dengan begitu tertib dan teliti. Yang paling terkenal sudah pasti kitab 
Lisan ul Arab.
 
 Apabila sudah kukuh landasan perkamusan, ilmu sudah berkembang, para 
intelektual Islam melihat betapa pentingnya menciptakan satu skema 
classification of knowledge. Kegunaan classification of knowledge ini untuk 
memperkukuhkan apa yang disebut oleh Imam Ghazali dalam buku teragungnya Ihya’ 
Ulum ud ddin ilmu yang berguna/worthy knowledge dan ilmu yang tidak 
bermanfa'at/unworthy knowledge. 
 
 Ditanah Arab, ma’na, pemakaian dan penggunaan istillah Allah telah di 
sebatikan dengan neraca Al-Qur’an. Ini sangat sangat di mengertikan oleh 
pemeluk ugama Nasrani. Saya tidak dapat mengetahui dengan jelas sejauh mana 
pemeluk ugama Nasrani yang berketurunan Arab dan bertutur bahasa Arab 
menggunakan satu istilah Arab membolehkan menamakan dan menggambarkan tuhan 
mereka. Kalau untuk menjelaskan ketuhanan secara Biblical, sudah pasti mereka 
menggunakan satu ungkapan/expression yang betul betul melihatkan gambaran atau 
nilai Biblical god, yakni, tuhan Bapak dan tuhan Anak. Kita tidak menafikan ada 
sejumlah penganut agama Nasrani di tanah Arab yang tidak mengikut fahaman 
Trinity. Adakah mereka ini masih menggunakan istilah Allah untuk menamakan 
tuhan mereka-yakni tuhan yang bukan Biblical. Yang jelas bagi kita ialah 
majoriti dari penganut Nasrani bertuhan secara Trinity, maka sudah pasti mereka 
 ini menggunakan satu istilah Arab untuk menamakan tuhan mereka secara Biblical
 juga.
   
  Alam Melayu dengan Bahasa Jawi telah banyak menerima dan bersetuju dengan 
penggunaan istilah yang telah di-qur'an-kan ini. Masyarakat di Nusantara 
membangun bahasa islam mereka sendiri yang di sebut bahasa Jawi. Bahasa dan 
tulisan Jawi ini dibangun oleh para mubaligh Islam. Para mubaligh ini sengaja 
memilih bahasa Melayu dan berlakulah pengislaman bahasa. Bahasa Melayu Jawi ini 
mengalami dan menjalani pengislaman bahasa saperti pengelaman peng-qur'an-an 
bahasa Arab. 
 
 Istilah Allah telah diterima dan dipakai oleh masyarakat Islam Nusantara. 
Pengislaman istilah tuhan terkumpul dan tersimpul dalam istilah Allah. Tuhan 
orang Melayu yang dahulunya diwarnai dengan pandangan hidup Hinduisme dan 
kemudian di warnai oleh Buddhaisme, telah diganti nilai dengan istilah Allah. 
Faham Tauhid menyerapi pengertian dan fahaman tuhan orang Melayu. Masyarakat 
Melayu bersefakat menggunakan Allah sebagai istilah ketuhana mereka. Begitu lah 
hendaknya masyarakat Kristen yang bertutur bahasa Melayu berhak menampilkan 
kata kata yang mencerminkan Biblical God mereka. Kata kata tuhan Kristos, tuhan 
Bapak dan tuhan Anak sesungguhnya mencerminkan Biblical God. Kita menghormati 
pemakaian kata kata ini.
 
 Pemakaian kata Allah oleh masyarakat Kristen tidak wajar. Mereka telah 
mengetahui sejarah penggantian perubahan nilai yang telah berlaku keatas 
beberapa istilah Arab. Mereka mesti memahami bahwa mereka tidak melalui, tidak 
menjalani dan tidak mengelamani tranvaluation istilah dalam pengertian 
Biblicalization saperti fenominon Qur’anization. Oleh kerana itu baik sekali 
bagi mereka mendapatkan ungkapan atau istilah yang betul betul menggambarkan 
Biblical god mereka. Sekiranya mereka telah menyediakan istilah tersebut, 
mereka berlaku adil terhadap fahaman Bible mereka.
  

Lies Suryadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Inilah kelemahan--kalau tidak menyebut 
ketololan--Umat Islam yang sampai sekarang tidak juga disadari. Tapi ini dapat 
dimengerti mengapa hal demikian terjadi: sudah sejak berabad2 lampau orang 
Islam ortodoks di Nusantara ini mengidentikkan segala sesuatu yang bertuliskan 
Arab dengan Islam. Toh saya sendiri yg lahir tahun 60-an abad ke-20 masih 
sempat mengalaminya: bagkik tegeik maeggak2 mangaji di surau 7 x saminggu maapa 
al-Quran Jus Amma jo surek gadang, tapi indak tahu a aratinyo. Kalau indak 
rajin rotan sakasa ampu jari balapikdi pungguang dilacuik'an dek labai nan 
pambangih. Ini kelemahan sistem surau dimana anak2 tidak didik belajar bahasa 
Arab tapi maapa nan indak inyo mangarati apo mukasuiknyo.  Di abad ke19 KF 
Holle mencoba memberikan pencerahan atas kesalahana itu di daerah Sunda. Sayang 
inyo "urang kapia" (urang Ulando) sahinggo jaleh sajo, bak refleksi email Sanak 
Bagindo Chaniago ko, lansuang dicurigai ka maubah
 akidah umaik. Lieklah caritonyo dalam disertasi Mikihiro Moriyama nan ambo 
terjemahkan, nan ditabik'an KPG dua tahun nan lewek.
 Di Eropa banyak dijua kaset Lagu2 pop Arab (artis2 dari Irak, Yordania, 
Libanon, dll). Pernah ambo iseng2 bao babarapo buah ka kampuang. Mbo puta di 
rumah. Sabana santiang buninyo. Urang tuo2 lah bi tapakua: keceknyo itu irama 
Padang Pasir, Takana dek mereka musik gambus. "Kok kito puta di surau manjalang 
mugarik baa?', kecek sorang sapangkek gaek ambo. "Labiah rancak di rumah sajo 
kito puta", kecek ambo. Baa pulo ka mamuta kaset tu di surau, lagu e cinto 
kacinto....Cuma dek dalam bahaso Arab nan rang kampuang ambo tadi lah manyangko 
lagu ibadah irama padang pasir sajo.
  
 Komen saya: moga2 pelarangan seperti itu hanya terjadi di Malaysia. Diharapkan 
hal seperti itu tidak terjadi di Indonesia. Sering konflik dalam sebuah negara 
multikultur mulai terjadi jika pihak maayoritas telah merasa berhak menentukan 
hal-hal yang terkait dengan iman pribadi kelompok minoritas. Dalam hal ini, 
saya kira Indonesia sudah punya pengalaman sejarah yang jauh lebih lama 
daripada Malaysia, seperti terefleksi dalam Piagam Jakarta. Kalau tidak karena 
toleransi itu, tak mungkin INDONESIA RAYA ini wujud dan menjadi. Masih banyak 
akademikus dan orang pintar di Eropa yang bingung dan tak bisa mengerti mengapa 
INDONESIA RAYA itu bisa wujud? Sebuah kawasan luas yang terbentang tak kurang 
sejauh London dan Moscow, yang terdiri dari beragam suku, yang tinggal di lebih 
17.000 pulau dengan iman, budaya, dan warna kulit yang berbeda2,  yang walau 
sudah 'dibombardir' baik secara fisik maupun mental oleh kekuatan2 kolonialis, 
masih tetap satu danbersatu. KEKUATAN APA INI? DARI
 MANA INI? Salah satu resepnya jelas TOLERANSI. Banyak intelektual Eropa bilang 
yang namanya NATION-STATE INDONESIA itu bisa wujud benar2 di luar pikiran akal 
sehat (mereka). Itulah sebabnya muncul banyak teori seperti Imagined 
Community-nya ROG Anderson dan bejibun buku lain. Semuanya pada ingin 
menjelaskan apa sebabnya kita bisa bersatu menjadi sebuah negara-bangsa. Banyak 
yang masuk akal, tapi tak sedikit yang isap jempol menurut rasionalisme barat 
mereka. 
  
 Wassalam,
 damai di bumi bahagia di akhirat,
 Suryadi


 -


   
       
---------------------------------
Looking for last minute shopping deals?  Find them fast with Yahoo! Search.
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
Website: http://www.rantaunet.org
===============================================================
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Selalu mematuhi Peraturan Palanta RantauNet lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-palanta-rantaunet
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan 
menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku.
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui 
jalur pribadi.
===============================================================
Berhenti, kirim email kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi teima email, lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di
https://www.google.com/accounts/NewAccount

-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke