Da Nof dan dunsanak sadonyo, Subjectnyo ambo rubah karano isi posting ambo labiah umum. Waktu sistem otonomi daerah mulai diterapkan, di republik ini sudah ada yang namanya provinsi Sumbar. Nah, kalau ternyata sampai sekarang masih "hidup dari on-granting dari Pemerintah", apa bagusnya dibubarin aja yah ..., he he. Ya, tentunya ga toh? Saya setuju kalau pariwisata bisa (bisa lho, bukan pasti) mengatasi ini. Dan saya lihat da Nof sangat antusias tentang ini. Saya percaya dengan "itung2an" da Nof, baik yang disampaikan di palanta ini, maupun di rapat2 MPKAS dan MAPPAS. Cuma, kalau boleh mengkritik (boleh donk, ini kan palanta ...he he), pendekatan da Nof dalam "mengiklankan" pariwisata ke para birokrat di Sumbar perlu mempertimbangkan bbrp hal berikut: Pertama, menurut paket perundangan otonomi daerah (terbaru dan paling rinci di PP 38/2007) urusan pariwisat adalah urusan pilihan, bukan urusan wajib. Kita juga melihat bahwa "yang punya daerah" itu kan pemerintah kabupaten/ kota. Da Nof melihat beberapa tempat - termasuk Sikuai - punya potensi besar; di sisi lain da Nof sepertinya "mentok" dengan pemerintah provinsi. Mungkin saja pemerintah provinsi tidak tertarik, ya "lupain aja mereka". Kenapa tidak Pemerintah Kabupaten/ Kota yang dijadikan "target iklan". Toh waktu itu kayanya da Nof sangat memuji Kota Sawahlunto, kan? Kedua, pendekatan ke birokrat. Maaf, saya mengulang cerita lama, waktu saya ikut rapat MPKAS, bulan puasa 2 tahun yll (kl ga salah) di kantor pak Saaf. Waktu itu saya "mengingatkan", style birokrat Sumbar agak beda. Kalaupun Gubernur mendukung, belum tentu Kadis OK. Kalaupun Kadis OK, di bawahnya belum tentu. Ini memang di luar teori kali ya, tetapi itu yg saya lihat langsung waktu 2,5 tahun bekerja di sana, maupun secara tidak langsung, krn sampai sekarang kerjaan saya masih berhubungan dengan para birokrat. Sistem INKA (he he, artinya INjek KAki) tidak berlaku di sana. Ketiga, kelihatannya kita perlu juga mengedepankan para ahli pemasaran untuk menjual ide pariwisata ke para birokrat ini. Bukan berarti saya mengusulkan seorang konsultan pemasaran yang "bisa menjual motor ke seseorang yang tidak bisa naik sepeda", tetapi orang yang bisa menangkap "apa yang akan di jual dan kepada siapa" ... Itu sajo usul ambo, da Nof. Riri
Yulnofrins Napilus <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Tarimo kasih atas penjelasannyo Ri...:) Tukuak ciek lai tanyo salanjuiknyo... Tapi "arah tembak" pertanyaan kito sabatuanyo agak kasampiang setek mah... Jiko biaya operasional sagadang itu, 12T, bara sabatuanyo produksi yang bisa kito hasilkan dari Sumbar supayo untuang...? Kalau sado propinsi "on-granting" taruih, tanpa berproduksi, apakah itu sehat buat suatu roda pemerintahan..? Kalau Riau, tantu inyo indak kamalu bana do. Krn hasil minyaknyo badagok pitihnyo. Kok Sumbar apo nan bisa kito produksi utk mengimbangi pemasukan keuangan negara...? Sampai bara bana bisa awak lego gala awak utk dapek subsidi yg lbh gadang (misalnyo... indak sabananyo gai do ko... icak-icak mah). Utk Sumbar, apakah Pariwisata bukannya peluang yg paliang gadang? Krn awak indak ado minyak sarupo Riau. Tolong luruihkan lagi kalau alun tapek? Mumpung di Palanta kan buliah batanyo apo sajo...:) Salam, Nofrins "nan sadang tapana jo Ombak Mentawai" http://rickyds905.multiply.com/photos/album/8/Mentawai_Surfing_Island ----- Original Message ---- From: Riri Chaidir <[EMAIL PROTECTED]> To: RantauNet@googlegroups.com Sent: Friday, January 11, 2008 5:49:42 PM Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: DAHSYATnya Ombak MENTAWAI... Numpang ikuik saketek. Fungsi DIPA memang kurang labiah samo jo DIP dan DIK nan sabalunnyo dipakai; merupakan penjabaran anggaran belanja dari instansi pemerintah dan berfungsi sebagai SKO. Iko merupakan dokumen otorisasi (makonyo dulu disabuik SKO) dari Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara ke instansi2 pemerintah berkaitan dengan sisi belanja di APBN. Kalau pemahaman ambo, yang 12T itu adolah belanja pemerintah (pusat) berkaitan dengan "urusan pemerintahan" (iko istilah perundangan) di Sumbar. Sifatnya on-granting, jadi bukan hutang. Tentang pertanyaan da Nof apokah Sumbar harus bangga atau sadiah? Ambo raso konteks nyo bukan itu, karano iko adolah merupakan bagian dari sistem keuangan negara secara keseluruhan. Koreksi saketek ateh informasi dari sanak Nofend. http://danarrapbn.org/monitor/asp/default.asp ko - setelah ambo caliek website nyo - punyo KPPN (depkeu), bukan pemprov. Memang ado ide - bahkan lah dituangkan dalam PP 56/2005 - tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah. Sistem ko bisa menggambarkan APBD dan APBN nan digunokan di daerah (baik yang dicairkan melalui KPPN di daerah ybs maupun bukan). Tapi rasonyo informasinyo alun real-time lai. Riri "Nofend St. Mudo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Maaf.... Koreksi Makasuik awak TA. 2007 hanyo 62,75% dari 10.4T. Untuk Trasparansi, kegiatan dan penggunnaannyo bisa caliak di http://danarrapbn.org/monitor/asp/daftar_satker.asp?detail=pagu&hal=5 atau http://danarrapbn.org Cubo kalau Pemprov awak, di publis pulo co iko. > > Salam.. > Mohon koreksi jikok salah, dek awak indak juo urang Keuangan. > Cuman kebetulan nan diolah disawah wak, adolah maolah RKA-KL jo DIPA ko kini. > Nan bisa menghabiskan cuman 6.2% dari 10.Tan, untuang anggaran lai > ndak mati, alias bisa di luncurkan. > > Pada tanggal 11/01/08, Yulnofrins Napilus menulis: > > --------------------------------- Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. --------------------------------- Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. __._,_.___ Messages in this topic (2) Reply (via web post) | Start a new topic Messages | Files | Photos | Links | Database | Polls | Members | Calendar Kita membangun MAPPAS untuk ikut menangani masalah-masalah wisata di ranah, dengan cara meminta perhatian fihak yang berwenang mengenai masalah-masalah tersebut di Sumatera Barat. Menimba teknik DPR RI dalam membahas rancangan undang-undang, saya merasa ada baiknya kita himpun sebuah daftar yang memuat secara rinci masalah-masalah kepariwisataan ini, yang untuk sementara kita sebut sebagai Daftar Inventarisasi Masalah Pariwisata Sumatera Barat, atau DIM-PSB. Terhadap setiap masalah yang ditemui pada setiap obyek wisata kita sampaikan saran konkrit, dan kita catat respons manajer obyek wisata tersebut. MARKETPLACE --------------------------------- Earn your degree in as few as 2 years - Advance your career with an AS, BS, MS degree - College-Finder.net. Change settings via the Web (Yahoo! ID required) Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe Visit Your Group How-To Zone on Yahoo! Groups Find garden, home & auto groups. Popular Y! Groups Is your group one? Check it out and see. Moderator Central Get answers to your questions about running Y! Groups. . __,_._,___ --------------------------------- Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== Website: http://www.rantaunet.org =============================================================== UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: - Selalu mematuhi Peraturan Palanta RantauNet lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-palanta-rantaunet - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku. - Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui jalur pribadi. =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Webmail Mailing List dan Konfigurasi teima email, lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di https://www.google.com/accounts/NewAccount -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---