Terkait berita subject diateh, iko juo ado berita nan lain di harian
Singgalang.

Jadi, yo banyak bana bahati2 awak, walaupun dikampuang awak sendiri.
==========

Penipu Gentayangan di Taman Jam Gadang

BUKITTINGGI —Bukittinggi kota wisata ternyata banyak dimanfaatkan
orang-orang tak bertanggung jawab. Mulai dari pengamen yang sering
memaksakan kehendaknya kepada pengunjung sampai prilaku pedagangnya yang
terkesan memaksa untuk membeli dagangannya. Barang dipegang harus dibeli,
apalagi sudah ditawar seperti di terminal bus kota . Namun ada yang lebih
unik lagi di Bukittinggi itu. Seperti yang dialami Singgalang di Taman Jam
Gadang Sabtu (2/1). Begini ceri­tanya: Baru saja duduk di salah satu bangku
di taman itu, biasalah langsung disambut pengamen, pecahan Rp1.000 langsung
melayang. Tak lama berselang datang seorang laki-laki berpakaian rapi dan
stelan necis.

“Nompang tanya Pak,” katanya ke Singgalang “CV Bumi Persada dimana ya, Pak,”
katanya lagi. Karena Singgalang tidak tahu, langsung dijawab saja tidak
tahu. Mendengar hal itu, orang tadi langsung mengangguk sambil pandan­gannya
berkeliling seperti mencari sesuatu. “Tapi dari informasi yang saya dapat
ada di sekitar Jam Gadang ini,” ujarnya lagi. “Tapi saya tidak tahu Pak,
saya juga baru datang ke sini,” lanjut Singgalang kepada orang itu yang usut
punya usut bernama Dahlim. Di sinilah mulanya petaka datang. Ia mengatakan
mencari CV Bumi Persada ingin mengantarkan sebuah benda antik yang ditemukan
di kebun sawitnya di Pasaman Barat. Ia datang ke Bukittinggi karena
mendengar kabar hanya di CV itu tempat menjual barang antik tersebut.
Harganya diperkirakan Rp50 juta.

Konon katanya, benda tersebut peninggalan Raja Hayam Wuruk yang bermarkas di
Pagaruyung. (mana pula ada Hayam Wuruk di Pagar­uyung, edan dia). Benda
tadi, punya kekuatan magic yang dahsyat, siapa yang memakainya tahan dipukul
tahan dibacok. Benda langsung ia keluarkan, bentuknya bulat seperti koin
berwarna kuning. “Ini bendanya Pak, boleh dites kekuatan yang ada di
dalamnya,” ujar Dahlim. Singgalang disuruh memegang benda itu, sambil ia
mengeluarkan sebuah pisau silet yang sepertinya sudah dipersiapkan
sebelumnya. Dengan sedikit memejamkan mata, ia coba potong rambut dengan
pisau yang ada di tangannya. Ajaib rambut tidak putus dipotong, dicoba lagi
dengan helai yang lebih sedikit namun tetap juga tak bisa putus. Karena
sudah beberapa kali tak berhasil aksi potong rambut dihen­tikan. Maksud dan
tujuannya mulai diterbuka. Menurutnya, ia sudah dua hari ini mencari CV Bumi
Persada namun tak kunjung bersua. Ia merasa lelah dan ingin kembali lagi ke
Pasaman Barat karena profesinya berkebun juga sudah dua hari ditinggalkan.

Kepada Singgalang dikatakannya, benda itu jarang didapat dan mempunyai harga
tinggi. Tapi karena tempat yang bisa membeli itu tak bertemu ia tawarkan
kepada Singgalang saja untuk membelinya seharga 20 buah cangkul. “Ya sekitar
Rp400 ribulah, ini bukan membeli namanya tapi meng­ganti cangkul saya yang
patah di kebun sewaktu saya menggali benda ini,” katanya menambahkan. Sedang
asyik negosiasi dengan pelaku, Singgalang yang sudah mulai terpedaya,
tiba-tiba handphone berdering. Rupanya teman yang ditunggu dari tadi
menelepon jua akhirnya. Coba beritahu kepada teman itu, katanya “Jangan
percaya itu penipuan, sering terjadi di sini (Bukittinggi- Red ),” katanya.
Mendengar hal itu, Singgalang buka identitas, “Pak saya wartawan Singgalang
, jika penemuan Bapak ini benar, bisa jadi berita besar dan Bapak bisa
terkenal telah menemukan barang antik berusia ribuan tahun,” kata Singgalang
sambil menunjukkan identitas sebagai wartawan. Mendengar hal itu, wajah
pelaku berubah dan mulai panik. Sambil terbata-bata pelaku berkata tidak
jadi mau jual barangnya, dan langsung berlari dengan tergesa-gesa ke arah
keramaian kota .

Begitulah sekilas pengalaman Singgalang di Jam Gadang Bukitting­gi. Menurut
Adi, teman yang tadi menelepon, hal seperti itu sering terjadi kota itu.
“Jan picayo lai yang mode itu. Itu penipuan lah banyak urang yang kanai dek
yang mode itu,” katanya seraya menyebutkan, apa yang dilakukan Dahlim
tersebut tidak benar sebagai barang antik. Rambut tidak putus dipotong bukan
karena benda tersebut. “Itu ilmu dan triknya, sudah banyak orang yang kena
penipuan seperti itu,” katanya. Menurut Adi yang sudah kenal seluk beluk
Bukittinggi ini karena dia memang asli sana , banyak lagi hal-hal trik
penipuan lain yang dilakukan orang-orang di kota itu. Dan mereka sampai
sekarang masih aman-aman saja, walaupun telah banyak memakan korban. Anehnya
setiap hari orang yang sama tidak akan pernah ditemukan jika dicari.
“Hati-hatilah Bukittinggi ini gila, udara yang sejuk, tapi banyak orang
jahat di sini,” lanjutnya memperingat­kan. He..he mati den. . Andika

-----Original Message-----
From: RantauNet@googlegroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
Behalf Of mak Ban
Sent: 04 Februari 2008 5:52
To: Milis SMA1Bkt; RantauNet@googlegroups.com; banuanet
Cc: ayunus313; Djoni Syahril; Amzar bhm
Subject: [EMAIL PROTECTED] Ambo ampia kanai copet di Bkt, "anak bola" = COPET 
Bkt


Dunsanak jo rekan di tigo ML.

          " Ambo ampia kanai copet di Bkt"

Rabaa 30 Jan '08 ambo dari BIM  ka Tabiang. jo damri.
Di tapi jalan dimuko UNP, ambo  naiak "travel" (*1) SINAMAR ( pdg-pyk)
ke Bukitinggi (Bkt).
Antaro Lambah Anai - Pdg Panjang naiak-turun panjojo makanan (pengasong).
Ado kesan " wah elok bana hubungan antaro sopir jo panjojo".
Di Padang Lua (pasa sabalun Bkt) naiak duo anak mudo bukan panjojo.
Nan surang mambao samacam map dibungkuh asoy ( kantong plastic).
Mareka clingak-clinguk, nan surang duduak.
Ambo saparo duduak, karano macaliak titiak katurun ( "nasi kapau ni CAH").
Tarago satangah duduak tu dirosokno hp ambo dipinggang (dibaliak jeket),
tantu dengan tangan ditutuk asoy tadi.
Mbo bulalang. Ano pura-pura indak singajo.
Ambo tagak, nan mambao map+asoy  tadi duduak dibangku ambo nan masih
ado ransel ambo. Sadang ambo mancalaik tampek kabaranti, nan surang tu
marosok2 resleting ransel ambo dengan manutuk tangan jo asoy/map.
Lansuang ambo "enjokan" ransel ambo dengan kasa.
Ano pura2 takajuk sambia batanyo ; "Ado apo pak ?? "
Ambo mintak baranti,  sabalun turun ambo bulalang lamo-lamo mareka baduo.
Tanpa kato, maleh mapapanjang pakaro. Bukti indak ado.

 

No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition. 
Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.19.19/1257 - Release Date: 03/02/2008
17:49
 


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
Website: http://www.rantaunet.org
===============================================================
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan 
menyampaikan komitmen akan mematuhi Peraturan yang berlaku.
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui 
jalur pribadi.
===============================================================
Berhenti, kirim email kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi teima email, lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di
https://www.google.com/accounts/NewAccount
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke