Uda ANB n.a.h. Jadi ba'a rencana pembelian nan rencananyo ka diatur lewat komunitas RN? Apokah jadi? Kok jadi kama ka ditransfer kepeng e? Kok dapek nan pre-order plus tanda tangan basa Uda ANB kan rancak juo tu
Salam hangat Afda Rizki Pada 22 Januari 2013 11.56, Akmal Nasery Basral <ak...@rantaunet.org>menulis: > Wa'alaikumsalam Wr. Wb. Pak WNS NAH, > > Betul sekali, roman sejarah tetap akan menjadi bagian karya fiksi, bukan > telaah sejarah. Saya kira pembaca pun akan mafhum begitu melihat bentuk > fisik buku dan melihat tulisan "novel sejarah" di sana. Tidak akan ada yang > menempatkan karya fiksi/roman sejarah itu sebagai sumber utama. > > Dalam konteks fiksi sejarah Buya HAMKA ini, misalnya begini. Saat Malik > (belum jadi HAMKA apalagi Buya HAMKA) sedang dalam perjalanan di kapal laut > untuk mengerjakan haji pertama kali (1927, usianya 19 tahun dengan > melewatkan hari kelahirannya di atas kapal itu), dalam otobiografi beliau > "Kenang-kenangan Hidup", Buya hanya menulis bahwa saat itu ada rombongan > jamaah haji dari Cianjur, di kapal yang sama, yang ingin menjodohkan Malik > dengan seorang anak gadis rombongan itu. Malik berterima kasih atas tawaran > itu, tetapi dia menolak. > > Dalam novel yang saya tulis, saya mencoba "hadir" di kapal "Karimata" itu, > membayangkan kondisi mental dan spiritual seorang pemuda 19 tahun yang > pergi haji untuk pertama kalinya, sebetulnya tidak dengan niat utuh > benar-benar ingin pergi haji. Ada rasa getir karena selalu terbeban oleh > perceraian kedua orang tuanya saat dia berumur 12 tahun. Lalu beberapa > bulan sebelum berangkat haji, "pernyataan cintanya" kepada seorang gadis > Padangpanjang kandas, sehingga dia memutuskan pergi ke Medan, sebelum > memutuskan lagi untuk berhaji sebagai pelipur lara. > > Pada malam hari miladnya yang ke-19, dalam koridor fiksi, saya "menggali" > bagaimana perasaan pemuda yang sedang "hancur lebur" seperti itu. Seorang > diri di tengah laut, teringat orang tua yang sudah berpisah, lalu datang > tawaran dari komunitas yang tak dikenalnya untuk menikahi seorang gadis. > Rekonstruksi "adegan" itu bisa lebih padat, detil, mungkin juga emosional > bagi sebagian besar pembaca. > > Kronologi utamanya tetap akurat, begitu juga setting lokasi, setting > waktu, dan peristiwa utama yang sedang dihadapi. Tetapi bagaimana (meminjam > istilah film -- close up atau zoom in -- terhadap peristiwa itu adalah > merupakan fiksionalisasi, tetapi BUKAN FIKTIF), > > Ini bedanya dengan genre fiksi seperti High Fantasy, contoh terbarunya > adalah Harry Potter, yang sepenuhnya fiktif, Pak WNS. > > Kira-kira begitulah Pak WNS. > > Jika Pak WNS tertarik dengan "Presiden Prawiranegara" (2011), "Tadarus > Cinta Buya Pujangga" (2013), atau bahkan "Sang Pencerah" (2010, kisah > tentang KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah) untuk kepentingan telaah > akademis, silakan kirim alamat kampus via japri ya. Nanti saya coba kontak > penerbit untuk mengirimkan novel-novel itu kepada Pak WNS karena saya tak > punya stoknya. > > Terima kasih. > > Wassalam, > > Akmal N. Basral > Cibubur > -- -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/