Parintang-rintang patang dari file-file lamo, paingek-ingek bagi nan lupo, panambah pangatahuan bagi nan baru tibo.
========================================================================== Oleh HYPERLINK "http://eriandi.wordpress.com/author/eriandi/"eriandi http://eriandi.wordpress.com/2007/11/26/menyingkap-tabir-mande-rubiah/ Seperti itulah kata orang-orang yang pernah datang ke Lunang. Mereka terkesan dengan suasana daerah di Pesisir Pulau Sumatra itu dan tentu akan berpesan kepada siapapun yang akan pergi ke Lunang, agar tidak lupa datang ke Rumah Gadang atau istana Mande Rubiah. Di Rumah Gadang yang terdapat di pinggir Batang Lunang itulah dibangun sejarah yang sampai kini masih belum dapat dikuak oleh para ahli sejarah. Apa sebenarnya yang terjadi ratusan tahun lalu di daerah itu. Maklum, daerah ini baru dikenal luas oleh masyarakat setelah dibukanya menjadi daerah transmigrasi. Kaburnya sejarah Rumah Gadang Mande Rubiah, berkaitan erat dengan kaburnya sejarah Minangkabau sendiri. Banyak orang mengenal kerajaan di Minangkabau hanyalah Kerajaan Pagarruyung, padahal Kerajaan Pagarruyung hanya salah satu dari sekian banyak kerajaan yang pernah ada di tanah Minangkabau. Sebut saja Kerajaan Indopuro, Kerajaan Damasraya, Kerajaan Padang Laweh, Kerajaan Jambu Limpo dan Kerajaan Mande Rubiah. Kerajaan yang terakhir ini disebut-sebut sebagai pewaris tahta Bundo Kanduang yang dikenal sebagai Raja Perempuan Pagarruyung yang paling termasyhur dan melegenda di tengah-tengah masyarakat Minangkabau. Sejarah tidak menemukan secara pasti bagaimana hubungan Kerajaan Pagarruyung dengan Kerajaan Mande Rubiah yang terletak di Nagari Lunang, Kecamatan Lunang Silaut, Kabupaten Pesisir Selatan dengan Kerajaan Pagarruyung yang terletak di Tanah Datar. Hubungan antara dua kerajaan besar ini diungkapkan dalam Kaba Cindua Mato yang sama melegendanya dengan Bundo Kanduang. Menurut cerita rakyat Minangkabau itu, disaat terjadi pertempuran hebat antara Pagarruyung dengan Kerajaan Singiang-Ngiang (selama lebih kurang 23 tahun), Bundo Kanduang dengan beberapa pengikutnya mengirab (terbang) ke langit. Bahasa itu tentu hanyalah sebagai kiasan dari kenyataan yang sebenarnya bahwa Bundo Kanduang melarikan diri ke Nagari Lunang dan mendirikan sebuah kerajaan kecil di daerah itu. Pelarian merupakan hal yang lumrah bagi orang-orang yang kalah, tidak hanya di masa itu, akan tetapi juga di saat sekarang ini. Untuk menyembunyikan identitasnya, Bundo Kanduang menukar namanya dengan Mande Rubiah, yang kata awal bahasa itu dalam bahasa Minangkabau memiliki makna yang sama. Bundo Kanduang bagi banyak ahli sejarah tetap saja sebagai tokoh yang misterius keberadaannya. Hal ini bisa jadi karena Minangkabau sebelum Islam masuk ke daerah ini tidak mengenal tradisi menulis, sehingga sejarah hanya diwariskan secara lisan dari mulut kemulut. Tidak hanya sebatas itu akan tetapi sejarah pun dibungkus dalam bentuk cerita yang disebut di Ranah Minang sebagai Kaba. Maka tersebutlah berbagai kisah semisal asal keturunan Minangkabau dari Iskandar Zulkarnain (Alexander Agung). Dalam Tambo Minangkabau disebutkan bahwa Iskandar Zulkarnain memiliki tiga orang anak laki-laki. Ketiga orang anak ini adalah Maharaja Alif, Maharaja Dipang dan Maharaja Diraja. Anak Iskandar Zulkarnain yang terakhir ini datang ke daratan Minangkabau sewaktu Gunung Marapi masih sebesar telur itik. Maharaja Diraja inilah yang kemudian dipercayai sebagai nenek moyang orang Minangkabau. Di Lunang juga terdapat komplek makam Bundo Kanduang, Dang Tuanku, Puti Bungsu, Cindua Mato dan beberapa pengikutnya. Kuburan Bundo Kanduang, Dang Tuanku, Puti Bungsu dan beberapa orang pengikutnya terletak dalam satu komplek. Sementara itu kuburan Cindua Mato terpisah hampir satu kilometer dari komplek makam Bundo Kanduang. Entah mengapa makam Cindua Mato terpisah dari komplek makam yang Bundo Kanduang, yang penting semua makam manusia-manusia yang sering dijumpai dalam mitos Minangkabau itu sama-sama dikeramatkan. Dari semua makam itu yang juga sangat menarik bagi pengunjung adalah nisan-nisan di setiap kuburan itu yang unik. Nisan yang tidak biasanya dijumpai di Minangkabau itu khabarnya didatangkan dari Aceh, makanya orang-orang setempat juga menyebutnya sebagai Nisan Aceh. Bentuk nisan itu seperti penggada Bima yang sering dijumpai di film-film. Mempunyai ukiran yang tidak terpikirkan oleh manusia sekarang bagaimana cara orang-orang dimasa ratusan tahun lalu itu membuatnya. Bundo Kanduang, yang kemudian berganti nama menjadi Mande Rubiah, sampai sekarang tahta kebesarannya masih berlanjut hingga Mande Rubiah VII. Keberadaan Mande Rubiah sebagai penerus kebesaran Bundo Kanduang diakui di tengah-tengah masyarakat tidak hanya di Nagari Lunang, akan tetapi sampai ke daerah-daerah yang pernah dipengaruhi oleh kekuasaan Minangkabau seperti Indopuro, Muko-Muko (Bengkulu), Jambi, dan Palembang. Bahkan sampai sekarang masih ada masyarakat dari Air Bangis, yang mencari nenek moyang mereka ke Nagari Lunang. Mande Rubiah VII, sebagai pewaris tahta Bundo Kanduang menjadi pemimpin bagi masyarakat, tidak hanya secara simbolik tapi berlaku dalam berbagai kegiatan adat, agama, bahkan pemerintahan. Dalam tataran adat, Mande Rubiah VII yang melantik atau mensyahkan penghulu nan salapan (pimpinan adat). Selain itu Mande Rubiah VII juga memberikan keputusan akhir tentang apa yang dimusyawarahkan oleh pimpinan adat. Bila Mande Rubiah VII setuju maka keputusan berlaku, bila keputusan itu kurang berkenan di hati Mande Rubiah VII, maka keputusan harus ditinjau ulang kembali. Dalam tataran agama, berbagai kegiatan keagamaan seperti Maulid Nabi dan peringatan Lebaran, dipusatkan di Istana Mande Rubiah. Prosesi kegiatan keagamaan ini jangan dibayangkan berlaku seperti kegiatan Maulid dan Lebaran sebagaimana halnya yang dilakukan masyarakat biasa, akan tetapi peringatan Maulid dan Lebaran ini dilakukan dengan upacara adat yang menghabiskan waktu berhari-hari. Untuk Maulid Nabi, masyarakat akan memusatkan kegiatan di Istana selama 3 hari. Acara dimulai dari Istana Mande Rubiah, kemudian dilanjutkan ke Masjid Nagari dan hari terakhir peringatan kembali diakhiri di Istana Mande Rubiah. Sementara itu dalam tataran pemerintahan, kepala pemerintahan setempat selalu minta berbagai pertimbangan kepada Mande Rubiah VII sebelum mengambil keputusan yang menyangkut hajat hidup rakyat. Upacara pelantikan dan upacara resmi lainnya, tentu saja di pusatkan di Istana Mande Rubiah. Tentang jejak-jejak sejarah yang ditinggalkan Bundo Kanduang di Kerajaan Mande Rubiah, selain peninggalan-peninggalan kuno yang ada di istana seperti; manuskrip, senjata-senjata, dan alat-alat rumah tangga kerajaan yang telah berusia ratusan tahun, di sekitar komplek Istana Mande Rubiah juga dapat ditemukan kuburan para tokoh yang melegenda di Minangkabau (Bundo Kanduang, Dang Tuanku, Rajo Mudo, Puti Bungsu, dan Cindua Mato). Namun yang terpenting jejak yang ditinggalkan Bundo Kanduang di Nagari Lunang adalah pengaruh Mande Rubiah di tengah-tengah masyarakat yang semakin mengukuhkan bahwa beliau benar-benar sebagai penerus kebesaran tahta Ratu Minangkabau. Azwar (Staf Audiovisual Fakultas Sastra Unand, Padang) No virus found in this outgoing message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.20.4/1277 - Release Date: 13/02/2008 20:00 --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== Website: http://www.rantaunet.org =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN: - Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca dan dipahami! Lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet. - Tuliskan Nama, Umur dan Lokasi anda pada setiap posting. - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Email attachment, DILARANG!!! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui jalur pribadi. - Anggota yg posting email besar dari >200KB akan dibanned, sampai yg bersangkutan minta maaf & menyampaikan komitmen akan mengikuti peratiran yang berlaku. =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Webmail Mailing List dan Konfigurasi teima email, lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe Dengan terlebih dahul -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---