Mengenal Sosok Misterius Kolonel Zulkifli Lubis
[image: Mengenal Sosok Misterius Kolonel Zulkifli Lubis]
istimewa
Zulkifli muda mengikuti pelatihan militer Jepang bersama Kemal Idris dan 
Daan Mogot. Mereka mengikuti pelatihan Dinas Intelijen Khusus Tentara Ke-16 
AD Jepang di Tangerang.




Menerbitkan buku gampang-gampang susah. Ada yang mudah, tetapi tidak 
sedikit yang harus memerlukan perjuangan dan kesabaran. Penulis memang 
harus sabar, terutama menunggu evaluasi penerbit untuk memutuskan sebuah 
naskah layak diterbitkan. Waktu tunggu rata-rata tiga sampai enam bulan. 
Dari situ akan diputuskan sebuah naskah dikembalikan atau dicetak.

Namun, "masa tunggu dan kesabaran" Peter Kasenda sangat diuji sehingga tak 
heran ketika diberi tahu naskahnya akan diterbitkan, dia menitikkan air 
mata. Betapa tidak, dosen sejarah Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta ini 
harus menanti 20 tahun sebelum akhirnya naskah ini diterbitkan!

Buku ini terbagi ke dalam 18 bagian, di antaranya Tanah Rencong, Mengenal 
Dunia Intelijen, Menantang Nasution, Daerah Bergolak, dan Peristiwa Cikini. 
Kolonel Lubis di antaranya dikenal sebagai pentolan Pemerintah Revolusioner 
Republik Indonesia (PRRI) era Presiden Soekarno dan Jenderal AH Nasution. 
Dia senantiasa berseberangan dengan Nasution. "Sebagaiman layaknya sosok 
seorang intelijen, kehidupan Zulkifli menjadi misterius. Sedikit sekali 
orang mengetahui siapa sebenarnya Zulkifli Lubis itu" (hal 9).

"Buku ini sarat dengan nilai-nilai perjuangan Zulkifli Lubis sejak remaja 
hingga puncak kariernya sebagai petinggi Angkatan Darat, penuh suka duka 
berikut intrik-intrik politiknya." Demikian yang ditulis di sampul belakang.

Di masa pasca kemerdekaan, negara berjuang mengonsolidasi daerah-daerah 
agar tak terpecah-pecah. Betapa berat perjuangan mempersatukan Nusantara 
pada awal-awal kemerdekaan hingga menjelang tahun enam puluhan. Meski 
begitu, pilihan Pemerintah Jakarta yang cenderung sentralistik dan sangat 
mengurangi otonomi daerah menimbulkan banyak kekecewaan para panglima 
militer di daerah. 

Usulan-usulan Wakil Presiden Muhammad Hatta agar lebih banyak dilaksanakan 
otonomi daerah, tidak ditanggapi pusat. Bahkan, sampai Hatta mengancam 
mengundurkan diri dan benar-benar mundur. Peristiwa ini semakin 
meningkatkan kekecewaan daerah, terutama Sumatra Barat, yang kemudian 
panglima militernya mengambil alih posisi gubernur yang kebetulan dijabat 
orang Jawa. 

Hal yang sama juga terjadi di Sumatra Utara, Sulawesi Selatan, atau Sumatra 
Selatan. Di daerah-daerah itu para panglima militer mengikuti jalan 
sejawatnya di Sumatra Barat, yaitu mengambil alih jabatan gubernur sebagai 
protes terhadap pemerintah pusat di Jakarta. Upaya konsolidasi kemudian 
dilakukan PM Djuanda. Meski pada awalnya ada tanggapan positif karena dia 
ingin memperluas otonomi daerah, namun akhirnya upaya itu gagal juga.

Buku Zulkifli Lubis Kolonel Misterius di Balik Pergolakan TNI AD dilengkapi 
gambar-gambar penting masa-masa pergolakan. Ada juga gambar atau foto teks 
asli naskah proklamasi yang dibacakan Soekarno yang ada coretannya, yang 
mungkin banyak kaum muda belum mengetahui naskah asli tersebut. Contoh 
adalah pencantuman tahun 17-8-‘05 bukan 17-8-’45 sebab itu disesuaikan 
dengan tahun Jepang 2605, sama dengan 1945 tahun Indonesia (internasional).

Zulkifli melarikan diri ke hutan di Sumatra karena dituduh sebagai dalang 
peristiwa Cikini, yaitu pelemparan bom terhadap mobil Presiden Soekarno 
seusai mengunjungi SD Cikini, tempat anak-anaknya menimba ilmu (hal 158). 
Pelariannya disertai Ibrahim Saleh. Zulkifli muda mengikuti pelatihan 
militer Jepang bersama Kemal Idris dan serta Daan Mogot. Mereka mengikuti 
pelatihan Dinas Intelijen Khusus Tentara Ke-16 AD Jepang di Tangerang. 
Setelah lulus, dia dikirim ke Bogor untuk pelatihan Peta . Di sini Zulkifli 
bertemu Soeharto (hal 31). Dia menjadi asisten pelatih di kompi Soeharto. 

Begitulah perjalanan militer Zulkifli terus menanjak sampai menjadi Wakil 
KSAD. Buku ini cukup lengkap untuk melihat sisi lain masa perjuangan 
pascakemerdekaan atas perjalanan militer terutama AD. Mereka yang mendalami 
sejarah militer Indonesia perlu membaca buku ini. Demikian juga masyarakat 
pada umumnya.

Diresensi oleh Ign Dhama Wahyu S,
Mahasiswa Atma Jaya, Yogyakarta


Judul : Zulkifli Lubis Kolonel Misterius di Balik Pergolakan TNI AD
Penulis : Peter Kasenda
Penerbit : Kompas Media Nusantara
Terbit : Juni 2012
ISBN : 978-979-709-646-5
Tebal : xiv dan 218 halaman
http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/98575

Pada Kamis, 28 Maret 2013 14:55:17 UTC+7, rangxjeruk menulis:
>
> Assalamu'alaikum wr.wb.
>
> Dari info yang lain.... ado namo M. Panggabean di Sumsel waktu tu.. posisi 
> nyo Let.Kol.
>
> http://tuanolosimanjuntak.blogspot.com/
>
> Peristiwa 20 Desember 1956, Pemutusan Sementara Hubungan Pemerintah 
> Sumatera Utara dengan Pemerintah 
> Pusat.<http://tuanolosimanjuntak.blogspot.com/2010/12/1-kesibukan-sebagai-perwira-staf-umum-i_18.html>...
>
> Mengenai sekitar perkembangan sosial dan politik di Sumatera Barat/Tengah, 
> memang sudah kuketahui dari berita-berita pers atau surat kabar, namun 
> hanya sekitar kegiatan politik yang menilai kebijakan Pemerintah Pusat yang 
> kurang menguntungkan rakyat yaitu dibidang ekonomi, dimana dikatakan bahwa 
> kalangan pemuka masyarakat, kaum ninik-mamak telah lahir kesepakatan dengan 
> membentuk satu Dewan Perjuangan yang menuntut perbaikan-perbaikan ekonomi 
> dari Pemerintah Pusat, Letnan Kolonel Ahmad Husein sebagai Komandan Resimen 
> IV melibatkan diri dalam pergolakan tersebut. Perkembangan sosial, politik 
> dan militer yang demikian.Tuanolo mengetahui bahwa kesibukan-kesibukan yang 
> terjadi diruangan Kepala Staf Letnan Kolonel Jamin Gintings maupun di 
> ruangan Panglima Kolonel Maludin Simbolon adalah yang berkaitan dengan 
> terlibatnya Perwira-perwira utama dari Resimen IV dalam bidang sosial dan 
> politik di Sumatera Barat/Tengah. 
>
> Kapten Sutan Sitompul sebagai atasannya bahwa renana penugasan ke 
> Palembang untuk Menemui Letnan Kolonel Maraden Panggabean dan Mayor Nawawi 
> adalah adalah bersifat RAHASIA, karena Panglima Kolonel Maludin Simbolon 
> sangat memerlukan gambaran tentang situasi di sana yang meliputi 
> perkembangan sosial, politik dan militer. Tugas berat sebagai Perwira 
> Pertama yang semaksimal mungkin harus dilaksanakan, untuk mengetahui dengan 
> jelas dan akurat, dan hanya dengan waktu dua hari saja sehingga diperlukan 
> kesungguhan dan kejelian Sebagai seorang prajurit Sapta Marga apalagi 
> sebagai seorang perwira, harus loyal menerima penugasan dari perintah 
> atasan. 
> Tnggal 18 Desember 1956, Mayor Nelang Sembiring menyatakan kepadanya bahwa 
> ia harus berangkat dengan pesawat yang pertama dan menggunakan tiket sipil. 
> Kepergian kesana tidak sebagai dinas militer dan harus berpakaian sipil 
> serta menggunakan surat jalan khusus yang telah dipersiapkan oleh ajudan. 
> Dua pucuk surat dari saya, yang ditujukan kepada masing-masing agar 
> disampaikan langsung ketangan Letnan Kolonel Maraden Panggabean dan satu 
> lagi untuk Mayor TNI A. Nawawi, dan pada tanggal 19 Desember 
> selambat-lambatnya sudah harus kembali dengan pesawat terbang yang 
> terakhir. Hasil kunjungannya secara langsung segera dilaporkan kepada 
> Panglima Kolonel Maludin Simbolon sendiri. Apabila sudah tiba di Medan pada 
> malam harinya, Tuanolo harus melapor secara langsung kerumah Panglima 
> Kolonel Maludin Simbolon. Penugasan Tuanolo sangat penting dan rahasia 
> karena hasilnya diperlukan segera oleh Panglima. Itulah sebabnya Tuanolo 
> harus mengusahakan agar kembali pada waktu yang diminta yaitu tanggal 19 
> Desember 1956. Segala keperluan seperti tiket, pulang pergi, biaya khusus, 
> surat keterangan jalan dan kedua surat yang akan dibawa, besok pagi akan 
> diserahkan sebelum pukul 07.00 pagi dari Letda Komaruddin Sinaga dirumahnya 
> dan kedua surat tersebut harus dijaga baik-baik jangan sampai tercecer atau 
> jatuh ketangan orang lain. Tujuan kepergian besokpun tidak perlu 
> diberitahukan kepada siapapun terkecuali kepada keluarga sendiri. Sudah 
> terang semuanya.
>
> salam
> Reza
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Kirim email ke