Waalaikumsalam w.w. Nanda Rahimah,
Bukan main cepat tanggapan Nanda ini. Terima kasih. Sudah jelas sekali. Kalau begitu konsep 'Tungku Tigo Sajarangan' perlu kita perluas, agar bisa mengakomodasi Pedagang yang berusaha sesuai dengan ajaran Islam. Apa namanya perluasan ini, nanti kita fikirkan lagi bersama-sama.
Wassalam, Saafroedin Bahar (L, 70+6+8, Jakarta) 'Ya Allah, tunjukilah selalu aku jalan yang lurus dan Engkau ridhoi' 'Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya' 'Taqdir di tangan Allah swt, Nasib di tangan Manusia' 'Puji syukur aku sampaikan pada-Mu ya Allah, atas segala rahmat dan nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepada aku dan keluargaku'. 'Mari berlomba berbuat kebaikan' 'Setiap manusia adalah baik, sampai terbukti sebaliknya' 'Jangan pernah berhutang dan jangan mudah berpiutang'
--- On Tue, 2/19/08, Rahima <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Rahima <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: DIM 9 : DIMANA POSISI SAUDAGAR ? To: RantauNet@googlegroups.com Date: Tuesday, February 19, 2008, 10:56 AM
Wa'alaikumsalamwarahmatullahiwabarakaatuh
Pak Saaf nan semoga dirahmati Allah Ta'ala
Bukankah dalam Alquran, allah berfirman;"Dan carilah dari apa-apa yang diberikan Allah untuk kehidupan akhirat kamu, tetapi
jangan sampai engkau lupakan nasib(kehidupanmu) didunia. Itu artinya kita hidup tidak harus mikirin akhirat melulu, tetapi ingat juga dunia, cari makan. Untuk cari makan perlu usaha.
Dan dalam sabda Rasulullah yang berderajat hadits shahih. Dari Miqdam bin ma'diyakrib mengatakan:"Muhammad RASULULLAH Shallallahu'alaihiwasallam bersabda, tiada seseorang makan suatu makanan lebih baik daripada makan dari hasil usahanya sendiri. Sesungguhnya Nabiyullah dawud alaihissalam, makan dari hasil usahanya sendiri"9H.r Bukhari).
Hanya yang perlu ditanamkan disini adalah bagaimana mencari rezeki yang halal dan sumbernya jelas. karena hal ini sangat pokok dalam Islam, sebagaimana pernah saya sebutkan, kelak kita akan ditanya darimana harta yang kita dapat, kemana kita pakai, dan untuk siapa kita pergunakan. Dalam sebuah hadits riwayat Ahmad dan Thabranipun ada 4 perkara yang apabila kita melakukannya,
kita tidak termasuk orang yang merugi apabila meninggalkan dunia ini. Salah satu diantara empat hal itu disebutkan agar berhati-hati dalam urusan makanan.
Dalam AlQuranpun, luar biasa banyaknya ayat-ayat mengenai masalah ini. Juga masalah dagang. Allah menghalalkan jual beli, mengharamkan riba.
Dan kita ketahui, orang Minang sudah terkenal dengan jiwa dagangnya. Para lelaki Minang banyak yang merantau ke luar, dan kebanyakannya adalah urusan dagang. Dan ini sesuai dengan jiwa yang dianjurkan Islam, ketimbang meminta-minta yang sangat dicela oleh AlQuran dan banyaknnya hadits RASULULLAH YANG MELARANG SESEORANG UNTUK MEMINTA_MINTA.
Dari Sa'ad bin Abi Waqash, telah datang kepada nabi seseorang meminta wasiat.Maka Rasulullah bersabda:"Jauhkanlah dirimu dari mengharap sesuatu yang ada ditangan orang lain"(H.R Hakim, disahkan oleh Baihaqi).
Yang perlu diingat oleh pedagang adalah
bagaimana menjadi pedagang yang jujur sebagaimana Rasulullah berdagang, dan juga sahabat lainnya. Juga bagaimana pedagang mengeluarkan zakatnya. Karena pada hakikatnya, andaikan saja kebanyakan orang hidup dari berdagang, dan dari pedagang keluar zakat, dan dari zakat diberikan kepada faqir miskin dan yang berhak menerimanya. InsyaAllah, kalau semua itu dijalankan sesuai dengan hukum sesuai dengan hukum, atau tata cara berdagang Rasulullah, saya yakin dan percaya, sulit ditemukan masyarakat yang kelaparan.makanya sebelum jadi pedagang, ada baiknya dikaji benar, bagaimana Rasulullah berdagang, sehingga benar-benar sukses. DARI MANA HARTA DIMANA, KE SIAPA dan KEMANA DIGUNAKAN.
Kalau saya telusuri ayat-ayat AlQuran dan Hadits Rasulullah, luar biasa banyaknya membicarakan masalah ini.Ketika seseorang hamil, menyusui, ada kaitannya dengan makanan. Ketika hendak shalat jum;atpun, ada kaitannya
dengan mencari rezeki halal, dan masih banyak lagi.Bisa-bisa penuh monitor ini, kalau dituliskan.
Kenapa begitu pentingnya menjelajahi asal muasal, kesiapa, dan kemana harta yang kita makan dan kita beri ke anak-anak, tetangga kita, kerabat kita. Jelas, karena ia akan menjadi darah daging kita, sumber penggerakan otak, mata, kaki, hati, tangan dan segalanya. Makanya darah itu harus benar-benar bersih, agar yang dihasilkan juga bersih. Kalau darah sudah kotor, maka semua anggota tubuh juga bisa kotor. Itu sebabnya sangat penting mencari rezeki yang bukan sekedar halal, tetapi baik.
Wassalamu'alaikum. Rahima.
--- "Dr.Saafroedin BAHAR" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
|