Sanak Dedi n.a.h.
yang disebut rakyat Papua itu bukan entitas homogen, tapi heterogen. Yang
banyak menyebutkan hendak pisah dari RI itu adalah (sebagian) "orang Papua
gunung", bukan "orang Papua laut/pesisir".  Ini kaitan dengan awal thread
pembukaan kantor OPM di Oxford, supaya diskusi kita tetap on track.

Tema kedua tentang Papua, menyangkut kesenjangan pembangunan, dengan kasus
utama Freeport, ambo setuju. Tapi ini bukan khas Papua saja, juga di
daerah-daerah di mana ada kontrak karya (proyek raksasa), selalu ada
kesenjangan yang memilukan antara besarnya proyek dengan kondisi masyarakat
sekitar. Entah itu di lingkungan Caltex, Stanvac, dll. Ini jadi bahan
diskusi Sosiologi Pembangunan bagi mahasiswa tingkat awal. Tapi apakah hal
itu memicu adanya keinginan memisahkan diri dari RI?

Jadi, antara "kesenjangan pembangunan" dan keinginan "memisahkan diri dari
RI" adalah hal yang jalin berkelindan, namun sejatinya tetap dua hal
berbeda.

Untuk Papua, ambo alah beberapa kali ke sana (bukan sebagai wartawan/atau
ditugaskan oleh Tempo, Mak MM***) tapi untuk riset sebuah kerja kreatif.

Ambo pernah tidur hampir 2 pekan di rumah penduduk asli di kawasan Taman
Nasional Wasur (Merauke), dalam kunjungan berbeda pernah ke pulau Mansinam
(seberang Manokwari) tempat Kristen pertama kali masuk Papua, pernah naik
Gunung Meja (juga di Merauke) dan berbincang dengan beberapa peladang asli,
pernah mengunjungi Fort du Bus, monumen kedatangan Belanda pertama kali di
Pulau Lobo, Teluk Triton, yang termasuk gugusan pulau di wilayah Kaimana
(Papua Barat), dan pulau Namatotta (pulau tetangga Lobo yang seluruh
penduduknya Papua muslim, wajah dan postur mereka persis sama dengan
penduduk Lobo yang seluruhnya Kristen), pernah ke perbatasan Sota (RI-Papua
Nugini) yang menuju Boven Digul, pernah ke Abepantai salah satu daerah
konflik sampai sekarang, posisinya antara Jayapura-Sentani (bandara), dll.

Selain bicara dengan penduduk, juga beberapa tokoh informal seperti
Heemskercke Bonay, anak gubernur pertama Papua (Jan Bonay, yang akhirnya
membelot jadi OPM di Belanda). Ibu Heemskercke bilang, problem utama
kusutnya masalah Papua adalah karena "Patipa".

Apa itu Patipa? "Papua tipu Papua," ujar Ibu Heems. "Yang tak ingin masalah
Papua usai adalah segelintir elit yang orang-orang Papua juga."

Seorang pendeta di Abepantai, Pdt  Uyo (ibunya bernama Penina Uyo, asli
Papua, terkenal karena kisah heroiknya saat mendengar Proklamasi sudah
dibacakan di Jakarta, Ibu Penina yang waktu itu hamil muda, naik pohon
kelapa di tepi pantai untuk mengibarkan bendera Merah Putih, dan karena itu
beliau dipaksa turun tentara Belanda dan dibui di penjara).

Salah satu kegiatan Pdt. Uyo ini adalah "menjemput anak-anak muda Papua di
Mavik" (Markas Victoria) di perbatasan RI-Papua Nugini, yang direkrut untuk
menjadi anggota OPM, tapi kemudian disia-siakan. Pdt. Uyo menggalang
kerjasama antar gereja di Papua agar mereka memperhatikan jemaat
masing-masing (terutama jemaat muda) agar "tidak mudah terhasut rayuan OPM."

Bagaimana dari sisi Papua Muslim, misalnya di Kaimana yang jadi salah satu
basis gerakan awal Tritura? Para haji  di sana, saya bicara dengan lebih
dari 10 orang dari mereka, juga punya sikap sama seperti Pdt. Uyo. Ada
semacam kesepakatan informal mereka, bahwa "yang paling mudah terpancing
isu OPM bahkan mau bergabung adalah orang-orang gunung yang kurang
berpendidikan, dll".

Toh dengan pengalaman saya berbaur dengan warga Papua yang cukup intensif,
saya masih belum berani menyimpulkan adanya korelasi antara "kesenjangan
pembangunan" di sana dengan "keinginan memisahkan diri" seperti pembentukan
kantor OPM di Oxford yang menjadi awal thread ini.

Jangan keliru, saya bukannya tidak menganggap serius masalah "kesenjangan
pembangunan" di Papua (yang juga terjadi di provinsi lain dengan tidak
kalah parahnya). Tapi menautkan hal itu sebagai seolah-olah hanya
satu-satunya penyebab yang membuat mereka ingin mereka, adalah sangat
menyederhanakan masalah.

Jika sanak Dedi memang serius ingin mendalami asal muasal keterbelahan
politik orang Papua (mengapa ada yang pro-RI dan anti-RI), salah satu
referensi paling komprehensif adalah buku (disertasi) Dr. Bernarda Meteray
"Identitas Ganda Orang Papua" yang sudah dijual di toko buku.
Meteray sangat kritis melihat Pemerintah RI, tapi juga dia sangat kritis
terhadap kubu OPM.

Wassalam,

ANB
45, Cibibur



Pada Rabu, 08 Mei 2013, Dedi Suryadi menulis:

> Sebagai gambaran hiduik di Papua, bisa kito liek disiko Pak..
> ba-a caronyo rakyat Papua kan maju...?Ba-a mereka ndak ka berontak..?
> Apo makna dari ucapan Pak Gubernur ko kiro-kiro Pak..?
>
> Gubernur Papua : Bensin 1 liter 100 ribu.
>
> Gubernur Papua Lukas Enembe merasa heran dengan hiruk pikuk yang terjadi
> di Jakarta terkait rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Sebab,
> harga BBM di Papua lebih mahal puluhan kali lipat daripada di Jakarta.
>
> Lukas mengatakan, dirinya merasa sangat heran dengan polemik wacana
> kenaikan BBM yang digulirkan pemerintah. Menurut dia, masyarakat Papua
> selama ini tidak ada masalah dengan harga BBM dan kebutuhan pokok lainnya
> di Papua yang mencapai harga selangit.
>
> "Harga bensin di Puncak Jaya sana satu liter itu Rp 100 ribu, di sini naik
> sekitar Rp 6 ribu saja sudah ribut-ribut," kata Lukas.
>
> Hal ini disampaikan Lukas saat melakukan pertemuan dengan Wakil Ketua DPR
> Priyo Budi Santoso terkait pembahasan otonomi khusus Papua di Kompleks
> Parlemen, Jakarta, Senin (6/5).
>
> Selain BBM, lanjut dia, harga yang fantastis terjadi di Papua juga terjadi
> pada bahan bangunan khususnya semen. Menurut dia, semen di Papua mencapai
> Rp 2 juta/sak.
>
> "Semen saja di sana satu sak sampai Rp 2 juta/sak, kalau di Wamena sekitar
> Rp 400 ribu," imbuhnya.
>
> Namun demikian, perbedaan harga yang sangat mencolok ini tidak menjadikan
> rakyat Papua jenuh dan hendak berpisah dengan Indonesia. Lukas menambahkan,
> tugasnya sebagai orang nomor satu di Papua adalah mensejahterakan rakyat.
>
> "NKRI harga mati, maka tugas saya mensejahterakan rakyat," tandasnya.
>
>
>
> http://www.merdeka.com/peristiwa/gubernur-papua-harga-bensin-di-papua-rp-100-ribuliter.html
>
>
> *Salam dan Terima Kasih,*
> *Dedi Suryadi*
>
>
>
> _____________________________________________________________________________
>                        *****    Sukses Seringkali Datang Pada Mereka Yang
> Berani Bertindak Dan   *****
>       ******Jarang Menghampiri Penakut Yang Tidak Berani Mengambil
> Konsekuensi (Jawaharlal Nehru**)* *****
>
> ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
>           "The Best Human Being Among of You is The Most Beneficial for
> The Others" (Hadith by Bukhari)
>
> ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
> ****...."Kasihilah Yang Di Bumi, Maka Yang Di Langit Akan Mengasihimu...
> ".....*****
>                   "Love What On Earth, Then What On Sky Will Love You ..."
>
>
> Pada 8 Mei 2013 09.29, Akmal Nasery Basral 
> <ak...@rantaunet.org<javascript:_e({}, 'cvml', 'ak...@rantaunet.org');>
> > menulis:
>
> Indak baa alun pernah ka sinan, Pak Dedi.
> Iko cukuik manjalehan perbedaan kesan Pak Dedi tentang Papua dengan Pak E
> Dt Marajo Nan Tuo nan pernah tingga agak lamo di Nabire, punyo usaho di
> sinan, bahkan anak buah urang Papua pulo.
>
> Wassalam,
>
> ANB
> 45, Cibubur
>
> Pada Selasa, 07 Mei 2013, Dedi Suryadi menulis:
>
>  Pak Akmal,
>
> Jujur, alun lai Pak..
>
> Dedi
>
> *Salam dan Terima Kasih,*
> *Dedi Suryadi*
>
>
>
> _____________________________________________________________________________
>                        *****    Sukses Seringkali Datang Pada Mereka Yang
> Berani Bertindak Dan   *****
>       ******Jarang Menghampiri Penakut Yang Tidak Berani Mengambil
> Konsekuensi (Jawaharlal Nehru**)* *****
>
> ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
>           "The Best Human Being Among of You is The Most Beneficial for
> The Others" (Hadith by Bukhari)
>
> ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
> ****...."Kasihilah Yang Di Bumi, Maka Yang Di Langit Akan Mengasihimu...
> ".....*****
>                   "Love What On Earth, Then What On Sky Will Love You ..."
>
>
> Pada 6 Mei 2013 23.54, Akmal Nasery Basral <ak...@rantaunet.org> menulis:
>
> Sanak Dedi Suryadi apakah pernah ke Papua?
> Ke daerah mana?
>
> Wassalam,
>
> ANB
> 45, Cibubur
>
>
> Pada Senin, 06 Mei 2013, Dedi Suryadi menulis:
>
> Papua adalah tanah yang kaya
> mereka punya emas, uranium, kayu, rotan, ikan dan tembaga
> namun kenapa rakyatnya seperti anak tiri dari 33 bersaudara
> dimana yang lain berpakaian mewah, namun mereka dibiarkan cukup dengan
> koteka
>
> Papua adalah tanah yang subur
> dimana harusnya rakyatnya hidup makmur
> namun kenapa mereka dibiarkan hidup setengah dikubur
> dimana yang lain diberikan makanan burger, pizza, KFC dan yoghur
> tapi mereka cukup diberi ketela yang dijadikan bubur
>
> Yang lain sudah dibuatkan eM aR Ti
> Mereka masih telanjang kaki melawan duri
>
> Yang lain dibuatkan jalan tol yang luas
> Mereka masih dibiarkan melalui semak yang ditebas
>
> Yang lain berjoget didalam diskotik
> Mereka dibiarkan berjo
>
>
>  --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
> 1. E-mail besar dari 200KB;
> 2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti 
> berlangga...@googlegroups.com<javascript:_e({}, 'cvml', 
> 'berlangga...@googlegroups.com');>.
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>
>
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Kirim email ke