Pak Akmal dan Pak Dt Marajo nan Tuo nan ambo hormati,

Sebetulnyo, ambo juo tetap setuju, satu NKRI. Ambo memang bukan akademisi
nan mengkaji kehidupan sosekbud mereka, namun secara logika dan pandangan
positif, ambo pahami bahwa, "memerdekakan diri" itu hanyolah sebuah
sentilan kpd pemerintah pusat, untuak labiah memperhatikan mereka.

Ambo melihat,  jiko Indonesia ko terbentang dari pulau Sumetera di barat
sampai Papua di timur dan Jakarta ado di pulau Jawa nan di tangah-tangah,
mako salamoko pemerintah ko tagak hanyo mahadok dengan muko mahadok ka
barat sajo, samantaro nan di timur salalu dapek pungguang, atau nan labiah
kasa nyo, dapek "lanc*r*k" sajo.

Apo yang dipabuek dek OPM tu hanyolah ma-elo-elo pungguang pemerintah
supayo namuah ma-engong ka balakang.
Dan ambo baco, pemerintah acok menanggapinyo terlalu berlebihan, dengan
balasan nan kareh. Walaupun ambo urang "barat" juo, tapi ambo turuik
prihatin bana, kalau sampai sarupo berita di bawah, simin sajo hargonyo
2juta/sak. mambuek ciek rumah sederhana paliang indak butuh 20 sak simin.
Jadi untuak simin sajo lah habih 40 juta. ba-a basinyo, ba-a kayunyo, ba-a
bata-nyo, kunsen, kasiak, dan lain-lain..? Kalau hiduiknyo sajo masih pakai
koteka, dari mano mereka ka bapitih mode tu..?

Bensin 100 ribu sa liter, sia nan kuek punyo ranmor disitu..? mungkin hanyo
koruptor sajo..

Ba-a kok harago tu bisa setinggi langit tu..? apokah pedagangnyo ma-ambiak
untuang bajuta..? ambo raso indak. Kemungkinan gadang adolah dek biaya
transportasi nan tinggi. Transportasi tinggi dek karano sarana/prasarana
ndak ado. Sahinggo tampek-tampek nan bisa didatangi dalam 2 jam, jadi 4
hari, dengan biaya upah angkuik dan upah anta nan tinggi, dek karano medan
barek nan dilalui.

makonyo yang diminta mereka tu sabananyo, mungkin yo, hentikanlah
pembangunan di jawa tu dulu, pindahkan untuak mambuek jalan jo jembatan di
papua. Bueklah lapangan terbang nan memadai, ko bisa kelas internasional
supayo bisa jadi lokasi wisatawan luar negeri disitu.
Hentikan pembangunan industri di jawa, pindahkan ke papua, dll. Itu hanyo
contoh sajo. Namun kiro-kiro mode tulah..


Kalau merdeka, ambo yakin, hasilnyo kan samo sajo jo nan di Timor Leste
kini, perang saudara barabuik kekuasaan.




*Salam dan Terima Kasih,*
*Dedi Suryadi*


_____________________________________________________________________________
                       *****    Sukses Seringkali Datang Pada Mereka Yang
Berani Bertindak Dan   *****
      ******Jarang Menghampiri Penakut Yang Tidak Berani Mengambil
Konsekuensi (Jawaharlal Nehru**)* *****
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
          "The Best Human Being Among of You is The Most Beneficial for The
Others" (Hadith by Bukhari)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
****...."Kasihilah Yang Di Bumi, Maka Yang Di Langit Akan Mengasihimu...
".....*****
                  "Love What On Earth, Then What On Sky Will Love You ..."


Pada 8 Mei 2013 13.23, E Dt Marajo nan Tuo <siano...@yahoo.com> menulis:

> saketek panambah, dari bahan kuliah Antropologi, S2 Pasca Sarjana UI
> ado istilah AMBA BEBA nan tapakai bana di masyarakat tradisional Papua.
> ik sangat menggambarkan kondisi ke tradisonal-an saat kini.
>
>
> E Dt Marajo nan Tuo
>
>   ------------------------------
>  *Dari:* Akmal Nasery Basral <ak...@rantaunet.org>
> *Kepada:* "rantaunet@googlegroups.com" <rantaunet@googlegroups.com>
> *Dikirim:* Rabu, 8 Mei 2013 11:21
> *Judul:* Patipa .. Re: [R@ntau-Net] OOT==>Bulan Nan Lalu "Rami" di Aceh,
> Kini ko di Papua. Baa Lah ko Hooii?
>
> Sanak Dedi n.a.h.
> yang disebut rakyat Papua itu bukan entitas homogen, tapi heterogen. Yang
> banyak menyebutkan hendak pisah dari RI itu adalah (sebagian) "orang Papua
> gunung", bukan "orang Papua laut/pesisir".  Ini kaitan dengan awal thread
> pembukaan kantor OPM di Oxford, supaya diskusi kita tetap on track.
>
> Tema kedua tentang Papua, menyangkut kesenjangan pembangunan, dengan kasus
> utama Freeport, ambo setuju. Tapi ini bukan khas Papua saja, juga di
> daerah-daerah di mana ada kontrak karya (proyek raksasa), selalu ada
> kesenjangan yang memilukan antara besarnya proyek dengan kondisi masyarakat
> sekitar. Entah itu di lingkungan Caltex, Stanvac, dll. Ini jadi bahan
> diskusi Sosiologi Pembangunan bagi mahasiswa tingkat awal. Tapi apakah hal
> itu memicu adanya keinginan memisahkan diri dari RI?
>
> Jadi, antara "kesenjangan pembangunan" dan keinginan "memisahkan diri dari
> RI" adalah hal yang jalin berkelindan, namun sejatinya tetap dua hal
> berbeda.
>
> Untuk Papua, ambo alah beberapa kali ke sana (bukan sebagai wartawan/atau
> ditugaskan oleh Tempo, Mak MM***) tapi untuk riset sebuah kerja kreatif.
>
> Ambo pernah tidur hampir 2 pekan di rumah penduduk asli di kawasan Taman
> Nasional Wasur (Merauke), dalam kunjungan berbeda pernah ke pulau Mansinam
> (seberang Manokwari) tempat Kristen pertama kali masuk Papua, pernah naik
> Gunung Meja (juga di Merauke) dan berbincang dengan beberapa peladang asli,
> pernah mengunjungi Fort du Bus, monumen kedatangan Belanda pertama kali di
> Pulau Lobo, Teluk Triton, yang termasuk gugusan pulau di wilayah Kaimana
> (Papua Barat), dan pulau Namatotta (pulau tetangga Lobo yang seluruh
> penduduknya Papua muslim, wajah dan postur mereka persis sama dengan
> penduduk Lobo yang seluruhnya Kristen), pernah ke perbatasan Sota (RI-Papua
> Nugini) yang menuju Boven Digul, pernah ke Abepantai salah satu daerah
> konflik sampai sekarang, posisinya antara Jayapura-Sentani (bandara), dll.
>
> Selain bicara dengan penduduk, juga beberapa tokoh informal seperti
> Heemskercke Bonay, anak gubernur pertama Papua (Jan Bonay, yang akhirnya
> membelot jadi OPM di Belanda). Ibu Heemskercke bilang, problem utama
> kusutnya masalah Papua adalah karena "Patipa".
>
> Apa itu Patipa? "Papua tipu Papua," ujar Ibu Heems. "Yang tak ingin
> masalah Papua usai adalah segelintir elit yang orang-orang Papua juga."
>
> Seorang pendeta di Abepantai, Pdt  Uyo (ibunya bernama Penina Uyo, asli
> Papua, terkenal karena kisah heroiknya saat mendengar Proklamasi sudah
> dibacakan di Jakarta, Ibu Penina yang waktu itu hamil muda, naik pohon
> kelapa di tepi pantai untuk mengibarkan bendera Merah Putih, dan karena itu
> beliau dipaksa turun tentara Belanda dan dibui di penjara).
>
> Salah satu kegiatan Pdt. Uyo ini adalah "menjemput anak-anak muda Papua di
> Mavik" (Markas Victoria) di perbatasan RI-Papua Nugini, yang direkrut untuk
> menjadi anggota OPM, tapi kemudian disia-siakan. Pdt. Uyo menggalang
> kerjasama antar gereja di Papua agar mereka memperhatikan jemaat
> masing-masing (terutama jemaat muda) agar "tidak mudah terhasut rayuan OPM."
>
> Bagaimana dari sisi Papua Muslim, misalnya di Kaimana yang jadi salah satu
> basis gerakan awal Tritura? Para haji  di sana, saya bicara dengan lebih
> dari 10 orang dari mereka, juga punya sikap sama seperti Pdt. Uyo. Ada
> semacam kesepakatan informal mereka, bahwa "yang paling mudah terpancing
> isu OPM bahkan mau bergabung adalah orang-orang gunung yang kurang
> berpendidikan, dll".
>
> Toh dengan pengalaman saya berbaur dengan warga Papua yang cukup intensif,
> saya masih belum berani menyimpulkan adanya korelasi antara "kesenjangan
> pembangunan" di sana dengan "keinginan memisahkan diri" seperti pembentukan
> kantor OPM di Oxford yang menjadi awal thread ini.
>
> Jangan keliru, saya bukannya tidak menganggap serius masalah "kesenjangan
> pembangunan" di Papua (yang juga terjadi di provinsi lain dengan tidak
> kalah parahnya). Tapi menautkan hal itu sebagai seolah-olah hanya
> satu-satunya penyebab yang membuat mereka ingin mereka, adalah sangat
> menyederhanakan masalah.
>
> Jika sanak Dedi memang serius ingin mendalami asal muasal keterbelahan
> politik orang Papua (mengapa ada yang pro-RI dan anti-RI), salah satu
> referensi paling komprehensif adalah buku (disertasi) Dr. Bernarda Meteray
> "Identitas Ganda Orang Papua" yang sudah dijual di toko buku.
> Meteray sangat kritis melihat Pemerintah RI, tapi juga dia sangat kritis
> terhadap kubu OPM.
>
> Wassalam,
>
> ANB
> 45, Cibibur
>
>
>
> Pada Rabu, 08 Mei 2013, Dedi Suryadi menulis:
>
> Sebagai gambaran hiduik di Papua, bisa kito liek disiko Pak..
> ba-a caronyo rakyat Papua kan maju...?Ba-a mereka ndak ka berontak..?
> Apo makna dari ucapan Pak Gubernur ko kiro-kiro Pak..?
>
> Gubernur Papua : Bensin 1 liter 100 ribu.
>
> Gubernur Papua Lukas Enembe merasa heran dengan hiruk pikuk yang terjadi
> di Jakarta terkait rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Sebab,
> harga BBM di Papua lebih mahal puluhan kali lipat daripada di Jakarta.
>
> Lukas mengatakan, dirinya merasa sangat heran dengan polemik wacana
> kenaikan BBM yang digulirkan pemerintah. Menurut dia, masyarakat Papua
> selama ini tidak ada masalah dengan harga BBM dan kebutuhan pokok lainnya
> di Papua yang mencapai harga selangit.
>
> "Harga bensin di Puncak Jaya sana satu liter itu Rp 100 ribu, di sini naik
> sekitar Rp 6 ribu saja sudah ribut-ribut," kata Lukas.
>
> Hal ini disampaikan Lukas saat melakukan pertemuan dengan Wakil Ketua DPR
> Priyo Budi Santoso terkait pembahasan otonomi khusus Papua di Kompleks
> Parlemen, Jakarta, Senin (6/5).
>
> Selain BBM, lanjut dia, harga yang fantastis terjadi di Papua juga terjadi
> pada bahan bangunan khususnya semen. Menurut dia, semen di Papua mencapai
> Rp 2 juta/sak.
>
> "Semen saja di sana satu sak sampai Rp 2 juta/sak, kalau di Wamena sekitar
> Rp 400 ribu," imbuhnya.
>
> Namun demikian, perbedaan harga yang sangat mencolok ini tidak menjadikan
> rakyat Papua jenuh dan hendak berpisah dengan Indonesia. Lukas menambahkan,
> tugasnya sebagai orang nomor satu di Papua adalah mensejahterakan rakyat.
>
> "NKRI harga mati, maka tugas saya mensejahterakan rakyat," tandasnya.
>
>
>
> http://www.merdeka.com/peristiwa/gubernur-papua-harga-bensin-di-papua-rp-100-ribuliter.html
>
>
> *Salam dan Terima Kasih,*
> *Dedi Suryadi*
>
>
>
> _____________________________________________________________________________
>                        *****    Sukses Seringkali Datang Pada Mereka Yang
> Berani Bertindak Dan   *****
>       ******Jarang Menghampiri Penakut Yang Tidak Berani Mengambil
> Konsekuensi (Jawaharlal Nehru**)* *****
>
> ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
>           "The Best Human Being Among of You is The Most Beneficial for
> The Others" (Hadith by Bukhari)
>
> ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
> ****...."Kasihilah Yang Di Bumi, Maka Yang Di Langit Akan Mengasihimu...
> ".....*****
>                   "Love What On Earth, Then What On Sky Will Love You ..."
>
>
> Pada 8 Mei 2013 09.29, Akmal Nasery Basral <ak...@rantaunet.org> menulis:
>
> Indak baa alun pernah ka sinan, Pak Dedi.
> Iko cukuik manjalehan perbedaan kesan Pak Dedi tentang Papua dengan Pak E
> Dt Marajo Nan Tuo nan pernah tingga agak lamo di Nabire, punyo usaho di
> sinan, bahkan anak buah urang Papua pulo.
>
> Wassalam,
>
> ANB
> 45, Cibubur
>
> Pada Selasa, 07 Mei 2013, Dedi Suryadi menulis:
>
>  Pak Akmal,
>
> Jujur, alun lai Pak..
>
> Dedi
>
> *Salam dan Terima Kasih,*
> *Dedi Suryadi*
>
>
>
> _____________________________________________________________________________
>                        *****    Sukses Seringkali Datang Pada Mereka Yang
> Berani Bertindak Dan   *****
>       ******Jarang Menghampiri Penakut Yang Tidak Berani Mengambil
> Konsekuensi (Jawaharlal Nehru**)* *****
>
> ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
>           "The Best Human Being Among of You is The Most Beneficial for
> The Others" (Hadith by Bukhari)
>
> ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
> ****...."Kasihilah Yang Di Bumi, Maka Yang Di Langit Akan Mengasihimu...
> ".....*****
>                   "Love What On Earth, Then What On Sky Will Love You ..."
>
>
> Pada 6 Mei 2013 23.54, Akmal Nasery Basral <ak...@rantaunet.org> menulis:
>
> Sanak Dedi Suryadi apakah pernah ke Papua?
> Ke daerah mana?
>
> Wassalam,
>
> ANB
> 45, Cibubur
>
>
> Pada Senin, 06 Mei 2013, Dedi Suryadi menulis:
>
> Papua adalah tanah yang kaya
> mereka punya emas, uranium, kayu, rotan, ikan dan tembaga
> namun kenapa rakyatnya seperti anak tiri dari 33 bersaudara
> dimana yang lain berpakaian mewah, namun mereka dibiarkan cukup dengan
> koteka
>
> Papua adalah tanah yang subur
> dimana harusnya rakyatnya hidup makmur
> namun kenapa mereka dibiarkan hidup setengah dikubur
> dimana yang lain diberikan makanan burger, pizza, KFC dan yoghur
> tapi mereka cukup diberi ketela yang dijadikan bubur
>
> Yang lain sudah dibuatkan eM aR Ti
> Mereka masih telanjang kaki melawan duri
>
> Yang lain dibuatkan jalan tol yang luas
> Mereka masih dibiarkan melalui semak yang ditebas
>
> Yang lain berjoget didalam diskotik
> Mereka dibiarkan berjo
>
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
> 1. E-mail besar dari 200KB;
> 2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>
>
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
> 1. E-mail besar dari 200KB;
> 2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>
>
>
>
>   --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
> 1. E-mail besar dari 200KB;
> 2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>
>
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Kirim email ke