Pak Zultan.

Sabalun tanyo apak ko dijawab dek nan labiah tau, saketek ambo Fwd kan
tulisan dr blog dibawah ko sebagai pambuka jawek dari tanyo Pak Zultan di
akhir kalimat nan ambo kopikan dibawah.

Dalam hal iko, ambo pribadi labiah suko manyabuik hal nan dibahas ko, jo
caro awak, samisal kajamban/kasungau, bua baju, ikua dll, dan kito manusia
minang, tantu mungkin dr samanjak iduik indak pernah pulo indak taucapkan
kato2 caruik tsb, namun kadang bisa menempati atau dek memang alun baitu
paham maso dulu soal iko, tetapi diambo semestinyo semakin kito tau baso
itu kato nan indak rancak, tantu sajauh mungkin indak kito pagunokan, bisa
kito palesetkan nan indak kasa degan banyak caro daerah masiang2.

Nah apokah manuruik awak bacaruik caro minang ko bahasa kotor? kalau diambo
iyo, diurang tuo ambo dulu kalau ado anak2nyo nan maucapkan, tarutamo nan
duo ko, iyo bisa kanai lado dan kanai pilin muncuang anak2 baliau tu.

di RN iko, samanjak ambo bagabung sekitar 13 taun nan lalu, kato2 2 caruik
ala awak tu memang indak dikenankan dan kalau nampak pasti di ingekan,
namun kadang memang ado nan indak tarimo sainggo jadi pembahasan lo, bahkan
ado bagai nan kanai pacaruik an pulo dulu disiko.

Salam
=====

Menghindari Berkata KotorAllah SWT tidak akan meridhai orang yang selalu
mengumpat dan berbahasa kasar.

Sepekan terakhir, publik di Tanah Air tersentak dengan drama perseteruan
dua wakil rakyat di Gedung DPR RI Senayan. Melalui layar kaca, masyarakat
menyaksikan dua politisi saling berdebat sengit, saat mengikuti sebuat
rapat panitia khusus. Berdebat di gedung parlemen merupakan hal biasa.

Yang menjadi masalah, dalam debat dua politisi itu sempat terlontar ucapan
yang dianggap kasar dan kurang sopan. Masalah ini, secara berulang-ulang
ditayangkan di berbagai stasiun televisi. Para pengamat dan masyarakat pun
memperbincangkan masalah tersebut dari berbagai perspektif.

Terlepas dari drama perseteruan itu, secara agama maupun budaya,
mengucapkan kata-kata kotor dan kasar merupakan perkara yang dilarang.
Ajaran Islam memberikan garis tegas kepada umatnya untuk menghindari
melakukan praktik yang amat dicela tersebut.

Dr Muhammad Ali, mengungkapkan, ketika seorang Muslim dalam keadaan marah
(yakni kemarahannya hanya karena Allah), sangatlah penting jika dia dapat
menahan lidahnya dari mengucapkan umpatan dan bahasa kotor. Diakuinya
memang berat melaksanakannya, tapi jika mampu, maka orang itu sangat mulia.

Namun sebaliknya, bagi yang tidak bisa menahan diri, bahkan selalu
mengumpat, Allah tidak akan meridhainya. Nabi SAW bersabda, ”Allah tidak
mencintai siapapun yang bermulut kotor dan cabul.”

Berkata kotor, sambung Dr Muhammad dalam buku /Hidup Saleh dengan Nilai
Spiritual Islam/, bukanlah sifat yang menguntungkan umat Muslim yang
menghayati ajaran Islam. Muslim sejati harus jauh dari semua tindak
tercela, dan mencontoh teladan Rasulullah SAW.

Semasa hidupnya, Rasul tidak pernah mengucapkan sebuah katapun yang dapat
menyinggung, menyakiti perasaan orang lain atau menghancurkan kehormatan
mereka. Anas RA, mengatakan, bahwa Nabi SAW tidak pernah menggunakan bahasa
kotor, mengumpat atau bersumpah serapah. Ketika ingin mengingatkan
(memarahi) seseorang, beliau hanya berkata, ”Apa yang terjadi dengannya?
Semoga keningnya tertutup debu.”

Nabi kerap kali mengingatkan, bahwa semua keburukan, cercaan, umpatan dan
penghinaan, hanya akan menggagalkan semua tindakan baik yang seseorang
telah lakukan dalam hidupnya. Ia justru akan sungguh sial (bangkrut) tanpa
perlindungan api neraka.

”Sesungguhnya Allah sangat marah dengan (hal) yang memuakkan, seorang yang
bermulut kotor,” demikian sabda Nabi SAW. Lebih jauh, Nabi menceritakan,
pada hari Kiamat nanti, akan ada orang yang datang dengan membawa pahala
shalat, puasa, dan zakat. Namun, ia kerap menghina seseorang, memfitnahnya,
memakan kekayaan orang tadi, mengalirkan darahnya serta memukulinya pula.

Apa yang terjadi kemudian? Rasulullah SAW mengatakan, beberapa kebaikan
orang tersebut diberikan kepada orang ini dan beberapa yang itu. ”Dan jika
kebaikannya habis sebelum semua korbannya dibalas, maka dosa-dosa mereka
akan diberikan dan ditambahkan padanya, kemudian dia akan dilemparkan ke
dalam neraka.” (HR Muslim)

Maka itu, hendaknya umat menghindari perselisihan dan pertengkaran yang
akan membawa pada umpatan atau hinaan. Umat dianjurkan untuk membawa
nilai-nilai kebaikan di dalam komunitas sebagai petunjuk moral yang sublim
untuk dikembangkan.

Merendahkan martabat
Akan tetapi jika permasalahan hidup terpaksa membawanya kepada
perselisihan, ia sebaiknya bisa mengendalikan emosi dan berhati-hati dengan
kata-katanya. Sabda Nabi SAW, ”Apapun yang ada di antara dua orang yang
saling mengumpat, ia merupakan sebuah dosa bagi orang yang memicunya, jika
orang yang disakiti tidak melangkah untuk melakukan perlawanan (tidak
membalasnya).” (HR Muslim)

Syekh Salim bin al-Hilali dalam Ensiklopedi Larangan Menurut Alquran dan
Sunnah, mengungkapkan, kenistaan, perbuatan keji dan perkataan kotor,
adalah haram hukumnya dan itu bukan sifat seorang Muslim yang beriman.
”Tindakan itu akan mengundang aib serta merendahkan martabat orang lain,”
ungkapnya.

Muslim akan selalu mengekang lidahnya dan menjaga diri dari mengumpat,
meskipun ia terprovokasi. Ia juga dapat mengendalikan amarahnya sehingga
tidak jatuh dalam dosa nestapa. ed: heri

Oleh: Yusuf Assidiq

http://masjidbaitulmamur.wordpress.com/2010/02/09/menghindari-berkata-kotor/

Pada 25 Juni 2013 07.28, ZulTan <zul_...@yahoo.com> menulis:

>
> Dari sisi agamo, apokah hukumnyo haram atau mubah, mengingat "hukum dasar
> segala sesuatu (di luar ibadah) itu boleh sampai ada dalil yang
> melarangnya"?  Apakah karena adat melarang lalu jadi haram walau tak ada
> dalil?
>
>
> Salam,
> ZulTan, L, 52, Bogor
>

-- 
*
*
*Wassalam

*
*Nofend St. Mudo
37th/Cikarang | Asa: Nagari Pauah Duo Nan Batigo - Solok Selatan
Tweet: @nofend <http://twitter.com/#!/@nofend> | YM: rankmarola
*

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Kirim email ke