Ooohh rumah gadang..... nasibmu kini........

Wassalaamu'alaikum
Dutamardin Umar (aka. Ajo Duta),
17/8/1947, suku Mandahiliang, gala Bagindo
Gasan Gadang Pariaman - Tebingtinggi Deli -
Jakarta - Sterling, Virginia USA
------------------------------------------------------------


2013/7/20 asmun sjueib <kinno...@yahoo.co.id>

> Aww. Ddn. RP dan Palanta nan berbahagia,
> aaa) Tarimo kasieh atas kiriman informasi dan foto RG yang menarik.
> bbb) Sekiranya kito dapek kontak jo "owner" RG tsb. dapeik bicarakan untuk
> dikelola sebagai asset Nagari ybs. dan manakala masih baik untuk ditinggali
> kiranya bagaimana yach.
> ccc) Mungkin ada investor lokal yang berminat kerjasama untuk pelestarian
> RG di Minangkabau supayo indak punah dimakan jaman.
> Wassalam,
> Haasma Depok.
>
>
>   ------------------------------
>  *Dari:* Ramadhanil pitopang <pitopang...@yahoo.com>
> *Kepada:* "rantaunet@googlegroups.com" <rantaunet@googlegroups.com>
> *Dikirim:* Sabtu, 20 Juli 2013 7:22
> *Judul:* Bls: [R@ntau-Net] Re: Tour de Jambu Lipo, Rajo Manjalang Rantau
>
> Awal bulan Juli nan ko ambo pulang ka Ranah Minang, sempat pulo batandang
> ka Silungkang ka tampek kerabat nan rumahnya basubalahan jo Rumah gadang 13
> ruang punyo Urang Pitopang juo nan alah lamo ditinggakan, dek mereka
> merantau kasadonyo.
> Ruponyo selain di daerah luhak 50 Kota, dan Luhak nan Tuo sarato Riau
> daratan (Kampar, Palalawan) di daerah Silungkang (lihat foto terlampir)
> dan Sijunjuang ( tampek kerajaan Jambu Lipo) iko bakambang pulo Suku
> PITOPANG nan dikambangkan  dek niniak Datuak Sakalok Dunia...Saudaro
> sabapak Datuak Parpatiah nan Sabatang nan mendirikan Sistem Kelarasan Lareh
> Nan Panjang. Tapi nan aneh di Luhak Agam ndak ado suku PITOPANG iko doh..
>
> Wassalam,
> Ramadhanil PITOPANG
> 49 thn- Palu Sulawesi Tengah
>
>
>
>   ------------------------------
>  *Dari:* Sjamsir Sjarif <sjamsirsja...@gmail.com>
> *Kepada:* rantaunet@googlegroups.com
> *Dikirim:* Sabtu, 20 Juli 2013 20:54
> *Judul:* [R@ntau-Net] Re: Tour de Jambu Lipo, Rajo Manjalang Rantau
>
> Caliak petanyo:
> http://peta.sijunjung.go.id/
> -- MakNgah
> Sjamsir Sjarif
>
> On Saturday, July 20, 2013 2:34:42 AM UTC-7, Nofend St. Mudo wrote:
>
> Melacak Kejayaan Kerajaan Jambu Lipo di Sijunjung
>  Padang Ekspres • Sabtu, 20/07/2013 13:28 WIB • Riki Chandra • 76 klik
> [image: Rumah bagonjong ini adalah pusat kerajaan Jambu Lipo di Sijunjung]
> *Rentang* sejarah pan­jang Minangkabau sudah tak bisa diragukan lagi dan
> terpatri dalam garis sejarah Indonesia. Berbagai situs dan warisan
> budayapun hingga kini masih bisa dilacak, termasuk yang berada di
> Sijunjung. Ya, di Sijun­jung ini ternyata hingga saat ini masih eksis
> kerajaan Jambu Lipo yang tetap bertahan dan menjalankan ritual adat dan
> budayanya.
>
> Sumatera Barat, menyim­pan cerita tentang adat Minang­kabau, serta
> basis-basis pe­nye­ba­ran adat, budaya, serta agama. Se­perti, Batusangkar,
> dengan Istano Pagaruyuang-nya, atau Ma­kam Syeh Burhanudin di Pariaman, dan
> sebagainya. Na­mun, tidak semua dari pening­ga­lan-peninggalan budaya itu
> di­les­tarikan dengan baik.
>
> Padang Ekspres bersama rombongan Lawatan Sejarah Daerah (Laseda) Regional
> ke 11 tahun 2013 Sumbar, yang dise­leng­garakan Balai Pelestarian Nilai
> Budaya (BPNB) Padang, mencoba menyisir beberapa tempat bersejarah di
> Kabupaten Sijunjung.
>
> Sijunjung merupakan salah satu dari 19 Kabupaten/Kota di Sumbar, yang
> memiliki andil besar dalam perjalanan sejarah Sumbar, Bahkan, sejarah
> Bang­sa Indonesia. Sebab, di Sijunjung ada Nagari Sumpurkudus, yang
> termasuk salah satu basis Pe­me­rin­tahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).
>
> Begitu juga peninggalan-peninggalan sejarah budaya dan adat-istiadat.
> Salah satunya Kerajaan Jambu Lipo yang ter­letak di Kenagarian Lubuk
> Ta­rok.  Pada daerah ini ditemukan berbagai peninggal benda bu­daya seperti
> adanya sebuah Kerajaan, Rumah Gadang 13 ruang, serta lesung panjang.
>
> Dengan adanya bangunan-bangunan tua itu, terlihat betul, bahwa daerah
> Kerajaan Jambu Lipo memang sudah tua, dan seharusnya dilestarikan. Kendati
> demikian, akses jalan menuju Kerajaan Jambu Lipo yang ha­nya berjarak
> sekitar 20 KM dari Muaro Sijunjung, sangat mem­pri­hatinkan. Lebih-lebih
> saat hari hujan, aspal tanahnya naik, dan mengakibatkan becek yang sulit
> untuk dilalui sepeda motor.
>
> Lebih memiriskan lagi, tak satupun petunjuk jalan yang dipasang gerbang
> masuk jalan utama, yang menyatakan di dalam sana ada sebuah istana
> Kerajaan. Tidak adanya pan­duan dan petunjuk jalan ini, menyebabkan para
> pengunjung ke­bingunan menuju lokasi lokasi itu.
>
> Hati ini iba saat melihat nasib Kerajaan Jambu Lipo. Perasaan semula
> mem­ba­yang­kan Kerajaan yang begitu megah ternyata salah. Kerajaan Jambu
> seperti tak bertuan saja. Ke­ra­jaan bak Rumah Bagonjong kecil itu bercat
> kuning dan kusennya berwarna hitam. Atapnyapun sudah tak kokoh. Sisi kanan,
> kiri, depan, belakang fondasinya mulai goyah.
>
> Menurut Hamidi Nan Kodo Kayo, 62, salah seorang pen­du­duk setempat, di
> Kerajaan Jam­bu Lipo ada tiga Raja, atau biasa disebut dengan Rajo Tigo
> Selo. Yaitu, Rajo Alam, Rajo Ibadat, serta Rajo Adat. Ketiga Raja ini mesti
> seiya dan sekata dalam memutuskan suatu persoalan adat. Kendati demikian,
> yang ditinggian dari tiga Raja tersebut adalah Rajo Alam. Sebab, semua
> seluruh persoalan bermuara dan diselesaikan oleh Rajo Alam.
>
> “Kalau Rajo Alam sukunya Chaniago, sebutannya Rajo Gadang, menguasai
> masalah Agama, Adat, dan seluruh per­soa­lan, dan berasal dari
> Pa­ga­ruyung. Rajo Ibadat sukunya Piliang, membahas dan me­ngua­sai urusan
> Agama, menurut sejarah datangnya dari Solok Selatan. Serta Rajo Adat
> sukunya Melayu, menguasai tentang adat-istiadat,” ujar lelaki yang mengaku
> Mambako pada Rajo Alam, karena Rajo Alam keme­na­kan dari Ayahnya.
>
> Hamidi yang berasal dari suku Panai Melayu itu menye­bu­t­kan, dalam
> lingkungan Kena­ga­rian Lubuk Tarok itu sendiri terdiri dari empat sudut.
> Serta memiliki empat suku pula. Yaitu,  suku Melayu, Chaniago, Piliang, dan
> Pitopang.
>
> “Tapi, karena Kerajaan ini adanya di Nagari, karena ini kampung Raja,
> jadi, tidak ada sukunya. Dan disebut orang Kerajaan Jambu Lipo saja,” papar
> pria yang sudah merantau hingga ke Irian Jaya ini.
> Menurut Tuanku Rajo Ga­dang Firman Bagindo Tan A­meh, yang Dipertuan Rajo
> Alam Jambu Lipo, dalam catatan sejarah Kerajaan Jambu Lipo ini telah ada
> sejak abad ke-10 Ma­sehi. Raja pertamanya bernama Dung­ku Dangaka.
>
> “Dulunya, pusat peme­rin­ta­han Kerajaan Jambu Lipo ini di Bukit Jambu
> Lipo. Baru, setelah pemerintahan Raja ke-4 yang bernama Buayo Kumbang
> me­nga­dakan perundingan, dan disepakatilah memindahkan pusat pemerintahan
> ke Nagari Lubuk Tarok,” jelas Tuanko Rajo Alam.
>
> Firman Bagindo Tan Ameh yang saat ini menduduki posisi Raja yang ke-14
> sebagai Pemim­pin Kerajaan menyebutkan, jika di Kerajaan Jambu Lipo
> sendiri, adat yang dibawa Datuak Par­patih Nan Sabatang dan Datuak
> Katumanggungan, sama-sama diberlakukan.
>
> “Titiak Dari Ateh, ataupun Mambasuik Dari Bumi, samo-samo dipakai di
> Kerajaan Jambu Lipo ini,” tegasnya.
>
> Lebih lanjut Firman Bagindo Tan Ameh memaparkan, saat ini, kondisi
> Kerajaan Jambu Lipo sangat memprihatinkan keberadaannya. Bahkan, sejak
> tahun 1932 hingga sekarang, belum pernah terjamah tangan pembaharuan.
> Kurangnya du­ku­ngan dari Pihak Pemerintah, semakin membuat Kerajaan ini
> terburuk dan tidak terurus.
>
> “Istana hanya difungsikan saat melangsungkan kegiatan-kegiatan adat
> Nagari. Serta dihuni oleh kemenakan saya. Sementara, Pemerintah seperti
> memandang Kerajaan ini sebe­lah mata. Padahal, kerajaan ini merupakan
> sumber, dan dapat menjadi pusat Pemerintahan di Nagari” tuturnya.
>
> Rajo Firman berharap, agar Pemerintah lebih memper­hati­kan keadaan
> Kerajaan Jambu Lipo. Dengan kata lain, baik Pemerintah Sijunjung maupun
> Sumbar, tidak hanya sekadar memperhatikan LKAAM, Bun­do Kanduang. Namun,
> juga memberikan perhatian lebih untuk melestarikan keberadaan
> peninggalan-peninggalan lama. Sebab, Kerajaan Jambu Lipo ini sebetulnya
> sudah menjadi Lem­baga Adat jauh sebelum adanya LKAAM dan Bundo Kanduang.
>
> ‘Kerajaan Jambu Lipo ter­magi­nalkan oleh kemodernan zaman. Sebetulnya,
> Sudah wak­tunya Pemerintah mem­per­ha­tikan kembali nilai-nilai sejarah
> yang telah memudar, terutama dikalangan generasi muda,” ungkap Rajo Firman.
>
> Kendati demikian, Rajo Tan Ameh ini mengaku, selalu ber­gerak dan berjalan
> terus untuk melestarikan kebudayaan Jam­bu Lipo, meski dengan segala
> keterbatasan yang ada. Bahkan, saat pihak Kerajaan juga telah membentuk
> sebuah Badan Pe­les­tarian Adat dan Budaya Ke­ra­jaan Jambu Lipo. Serta
> mem­bentuk sebuah sanggar seni tradisional dengan nama Kalam­bu Suto.
>
> “Kita selalu melestarikan kebudayaan yang telah ada sejak turun-temurun
> dulunya. Seperti tari tanduak, basilek, dan lain sebagainya,” ujar Rajo
> Alam itu.
>
> *Tour De Jambu Lipo*
>
> Di sisi lain, tradisi adat yang tak pernah hilang yaitu, Rajo manjalang
> rantau (mengunjungi daerah rantaunya). Hal ini ber­tu­juan untuk memberikan 
> sita­wa
> sidingin (pengobat rindu dan mengenang masa lampau), se­per­ti ungkapan, 
> Duduak
> Pa­ngu­lu Sangketo Abih, Bajalan Rajo Nagari salasai (kalau Penghulu
> datang semua per­selihan akan habis, berjalannya Raja, semua persoalan yang
> ada di Nagari akan selesai).
>
> Menurut Rajo Firman, tu­juan manjalang Rantau ini juga untuk menjalin
> silaturrahmi antara pusat Kerajaan dengan Nagari Rantau.
>
> “Kita akan mengunjungi sebanyak 27 daerah yang ada di Kabupaten Sijunjung,
> Dhar­mas­raya dan Kabupaten Solok Se­la­tan. Makanya, bahasa moder­nnya
> kita sebut Tour De Jambu Lipo,” tuturnya sembari senyum.
>
> Perjalanan ketiga Rajo atau Rajo Tigo Selo ini mengunjungi Rantau, akan
> menghabiskan sekitar satu bulan perjalanan. Serta, para Rajo akan melakukan
> prosesia adat sesuai dengan yang telah dilaksanakan secara turun-temurun.
>
> “Kita melakukan perjalanan manjalang Rantau ini, sebanyak satu kali dalam
> tiga Tahun. Ada sebagian berjalan kaki, dengan kendaraan darat, dan adanya
> juga yang mengikuti aliran su­ngai dengan perahu. Makanya kita sebut Tour
> De Jambu Lipo ini, Tour De terpanjang,” tutup­nya. *(*)*
> *
> *
> *http://padangekspres.co.id/? 
> news=berita&id=45926<http://padangekspres.co.id/?news=berita&id=45926>
> *
>
> --
> *
> *
> *Wassalam
>
> *
> *Nofend St. Mudo
> 37th/Cikarang | Asa: Nagari Pauah Duo Nan Batigo - Solok Selatan
> Tweet: @nofend <http://twitter.com/#!/@nofend> | YM: rankmarola
> *
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>
>
>
>
>   --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>
>
>
>
>   --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>
>
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Reply via email to