Snk Zul,sayang Zul bukan ayah kanduang si bocah nn mambuek pudur 6 jiwa nn 
ndak basalah tu. 
   Co perhatikan baa reaksi ayah kanduang si bocah sopir maut tu ketika 
menjawab pertanyaan kuli tinta(JB caliak di TV) beberapa ri nn lalu,Achmad Dany 
seenaknya menjawab bhw dia tidak pernah mengizinkan anaknya si AQJ tuk bawo 
mobil.
   Jadi bagi si ayah kanduangnyo Zul,nampaknyo ndak baa si AQJ masuak kandang 
si tumbin hatta 'mati' sekalipun(ini cuma perkiraan) buruak JB se Zul.Mungkin 
salah.
    Selamat pagi Zul,ambo sadang di GB Senayan,basiap siap maukua kuliliang GB 
tu.
    JB,DtRJ,74thn.Bonjer,Jakbar.
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

-----Original Message-----
From: "ZulTan" <zul_...@yahoo.com>
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Sat, 14 Sep 2013 04:45:04 
To: <rantaunet@googlegroups.com>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Fw: Tulisan nan paralu. Dibaco



Nyampang kok ambo apaknyo, bialah ambo nan masuak kandang si tumbin daripado 
anak kenek maidok'i.


Salam,
ZulTan, L, 52, Bogor

-----Original Message-----
From: ajo duta <ajod...@gmail.com>
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Sat, 14 Sep 2013 04:38:08 
To: <rantaunet@googlegroups.com>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Fw: Tulisan nan paralu. Dibaco

Kalau ko kejadian di US urang gaek anak tu langsuang di tangkok.

On 9/14/13, ibnukam...@gmail.com <ibnukam...@gmail.com> wrote:
> KITA tentu tak menyangka bagaimana mungkin seorang bocah berusia 13 tahun
> sudah dilepas membawa mobil sendiri pada tengah malam.
>
> Memang ia ditemani seseorang, tetapi ia juga masih terbilang bocah. Bukan
> mengemudi di dekat rumah dengan pengawasan orangtua, melainkan di jalan tol,
> menempuh jarak yang terbilang jauh. Dan apesnya, enam orang tewas, dan
> beberapa anak langsung menjadi yatim piatu.
>
> Ini tentu sangat memprihatinkan. Namun setiap kali melihat bagaimana
> masyarakat mendidik anak-anak, saya sebenarnya sangat khawatir. Tak dapat
> dipungkiri, tumbuhnya kelas menengah telah menimbulkan gejolak perubahan
> yang sangat besar.
>
> Namun reaksinya sangat ekstrem: Yang satu mengekang habis anak-anak dengan
> dogma, agama dan sekolah sehingga melahirkan anak-anak alim yang amat
> konservatif, yang satunya memberi materi dan servis tiada batas, sehingga
> menjadi amat liberal.
>
> Di segmen atas anak-anak diberikan mobil, di bawah menuntut dibelikan sepeda
> motor meski usianya belum 17 tahun. Kebut-kebutan menjadi biasa, korban pun
> sudah sangat sering berjatuhan. Karena mereka bukan siapa-siapa maka
> kecelakaan dan kematian yang ditimbulkan tidak masuk dalam orbit media
> massa. Kematian yang ditimbulkan Dul mengirim sinyal penting bagi kita
> semua.
>
> Business class
> Di pesawat terbang, mungkin hanya di Indonesia, Anda bisa menyaksikan
> keluarga-keluarga muda membawa anak-anaknya duduk di kelas bisnis. Dua orang
> baby sitter, duduk sedikit di belakang, tak jauh dari batas kelas eksekutif
> mengawal anak-anak yang sudah bukan bayi lagi itu. Di masa liburan, bukan
> hal aneh menemukan keluarga menunggu di business lounge, dan naik pesawat
> dengan tiket termahal.
>
> Sayang sekali, cara makan anak-anak belum dididik layaknya kelas menengah.
> Berteriak-teriak di antara kalangan bisnis, makan tercecer di jalan, dan di
> atas pesawat memperlakukan pramugari seperti pembantunya di rumah.
> Sebentar-sebentar bel dipijit, dan pramugari bolak-balik sibuk hanya
> melayani dua orang kakak-beradik yang minta segala layanan. Menjelang tiba
> di tujuan, orangtua baru mulai menyentuh anak-anaknya, dibantu baby sitter
> yang terlihat gelisah. Orangtua mereka umumnya adalah pemilik areal
> pertambangan, pedagang, atau ada juga seleb-seleb muda yang belakangan
> banyak bermunculan. Ayah dan ibu memilih tidur.
>
> Jarang ditemui percakapan yang memotivasi, atau mengajarkan sikap hidup.
> Paling banter, mereka bermain video game, dari iPad yang dibawa anaknya.
> Padahal di luar negeri, iPad adalah alat kerja eksekutif yang dianggap
> barang mewah. Kesulitan orangtua tentu bukan hanya berlaku bagi kelas
> menengah saja. Di taman kanak-kanak yang diasuh istri saya di Rumah
> Perubahan, di tengah-tengah kampung di dekat Pondok Gede hal serupa juga
> kami temui. Belum lama ini sepasang suami-istri menitipkan anaknya untuk
> sekolah di tempat kami, dan setelah mengecek status sosial-ekonominya, anak
> itu pun diputuskan untuk diterima.
>
> Namun ada yang menarik, setelah diobservasi, anak berusia lima tahun itu
> seperti belum tersentuh orangtuanya. Ia seperti rindu bermain, motorik halus
> dan kasarnya belum terbentuk, jauh tertinggal dari teman-teman sebayanya.
> Setelah dipelajari dan orangtua diajak dialog, kami menjadi benar-benar
> paham pergolakan apa yang tengah terjadi dalam masyarakat kita. Orangtua
> selalu mengatakan, “Saya bekerja keras untuk menyiapkan masa depan
> anak-anak. Saya juga sering mengajak mereka berlibur”. Namun, anak-anaknya
> menyangkal semua pemberian itu.
>
> Faktanya, anak-anak tak terbentuk. Sikap sosialnya, termasuk modal dasar
> yang disebut para ahli pengembangan anak sebagai executive function dan self
> regulation tidak terbentuk. Orangtua hanya fokus pada kemampuan anak
> berhitung dan membaca. Padahal, mereka juga harus pandai mengelola “air
> traffic control” yang ada dalam pikiran anak-anaknya agar kelak mampu
> menjadi insan mandiri yang bertanggung jawab.
>
> Executive function
> Anak-anak kita menghadapi dunia baru yang benar-benar berbeda dengan kita,
> sehingga mudah sekali “berpaling” dari hal-hal rutin seperti sekolah dan
> belajar. Mereka hidup dalam dunia yang penuh dengan “gangguan” (distraction)
> seperti sosial media dan telekomunikasi yang saling bersahutan. Kita semua
> akan sangat kesulitan menjaga dan membimbing anak-anak kita bila modal dasar
> executive function tidak ditanam sejak dini. Apalagi bila sekolah hanya
> fokus pada angka dan huruf, seakan-akan pengetahuan dan rumus adalah
> segala-galanya.
>
> Menurut berita yang saya baca, Dul ternyata sudah sejak Juni lalu tak
> sekolah. Saya tak tahu tentang kebenaran berita ini. Tetapi Minggu dini hari
> dia masih mengendarai mobil, mengantar pacar lewat jalan tol, tentu
> mengindikasikan anak itu (ini juga bisa terjadi pada anak-anak kita, bukan?)
> telah hidup dalam abad distraction, sulit untuk fokus sekolah dan belajar.
> Studi-studi tentang executive function dalam child development antara lain
> banyak bisa kita temui dalam buku dan video yang diberikan psikolog-psikolog
> terkemuka, seperti Ellen Galinsky dan Debora Philip.
>
> Mereka menemukan, di abad ini, anak-anak perlu mendapat fondasi hidup yang
> jauh lebih penting dari sekadar tahu angka dan huruf. Anak-anak itu perlu
> dilatih tiga hal: Working memory, Inhibitory control, dan Mental
> flexibility. Ketiga hal itulah yang akan membentuk generasi emas yang
> bertanggung jawab dan produktif. Mereka sedari dini perlu dibentuk cara
> bekerja yang efektif, fokus, tahu dan bekerja dengan aturan, sikap positif
> terhadap orang lain, mengatasi ketidaknyamanan, dan permintaan yang beragam,
> serta cara mengelola informasi yang datang bertubi-tubi.
>
> Pikiran mereka dapat diibaratkan menara Air Traffic Control di Bandara
> Cengkareng dengan ratusan pesawat yang datang dan pergi, semua berebut
> perhatian dengan sejuta masalah yang harus direspons cepat. Maka itu,
> masalah Dul bukanlah sekadar masalah Ahmad Dhani yang menjadi seleb, atau
> masalah keluarga broken home. Ini adalah masalah kita bersama, masalah yang
> dihadapi anak-anak kita. Dari kita yang tidak fokus dan sibuk mencari uang
> atau mengurus orang lain. Kita yang dibentuk oleh sistem pendidikan model
> revolusi industri yang masih berpikir cara lama.
>
> Ditambah guru-guru yang juga banyak tidak fokus, tidak paham problem yang
> dihadapi generasi baru, yang punya ukuran kecerdasan menurut versi mereka
> sendiri, dalam model persekolahan yang materialistis dan old fashion.
> Sekolah yang menjenuhkan dan tidak membuka fondasi yang diperlukan anak-anak
> sehingga mereka lari dari rutinitas.
>
> Ini pun sama masalahnya dengan orangtua yang lari dari dunia nyata dan
> berlindung dalam benteng-benteng dogma dengan menyembunyikan anak dari dunia
> riil ke tangan kaum konservatif yang menjadikan anak hidup dalam dunia yang
> gelap dan steril. Anak-anak kita perlu pendekatan baru untuk menjelajahi
> dunia baru. Mereka perlu dilatih keterampilan-keterampilan hidup, fokus dan
> selfregulations, menjelajahi hidup dalam aturan, yang ditanam sedari usia
> dini.
>
> RHENALD KASALI
> Pendiri Rumah Perubahan
> @Rhenald_Kasali
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> -----Original Message-----
> From: ibnukam...@gmail.com
> Date: Fri, 13 Sep 2013 17:24:28
> To: <rantaunet@googlegroups.com>
> Reply-To: ibnukam...@gmail.com
> Subject: Tulisan nan paralu. Dibaco
>
>
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
>   1. Email besar dari 200KB;
>   2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>   3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup
> Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim
> email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>


-- 
*
-----------------------------------------------------------------------------------------------
*
*Sukseskan Halal bil Halal dan Peringatan 20 Tahun Rantau Net*
*
Hari/Tanggal: Sabtu, 28 September 2013 Jam: 09:00-15:00
Tempat:
Rumah DAMAI Indonesia
Jl H Saabun No 20 (Mangga Besar)
Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12540
Biaya: Badoncek. YPRN Norek 0221919932 BNI
*

Wassalaamu'alaikum
Dutamardin Umar (aka. Ajo Duta),
17/8/1947, suku Mandahiliang, gala Bagindo
Gasan Gadang Pariaman - Tebingtinggi Deli -
Jakarta - Sterling, Virginia USA
------------------------------------------------------------

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

Kirim email ke