*ka-6: jan dimasuak'an ka dalam darah, banak, jo dagiang anak pitih haram.

Sabana batua tu Jomanih di Leiden.*
(Cuma sayangnyo, di akhia zaman ko bayak urang awak nan mulai rene
mambedokan nama nan tamasuak kategori *ka anam dari Ajo Sur di ateh*...!!!)

Salam................,'
*mm****


Pada 14 September 2013 12.47, Lies Suryadi <niadil...@yahoo.co.id> menulis:

> Nan ka-6: jan dimasuak'an ka dalam darah, banak, jo dagiang anak pitih
> haram.
>
> Salam,
> Suryadi
>
>    *Dari:* Muchwardi Muchtar <muchwa...@rantaunet.org>
> *Kepada:* rantaunet@googlegroups.com
> *Dikirim:* Sabtu, 14 September 2013 2:30
> *Judul:* Re: [R@ntau-Net] Fw: Tulisan nan paralu. Dibaco
>
>
> *Re: [R@ntau-Net] Perlu kewaspadaan bagi para orang tua yang punya 
> ABG<http://www.mail-archive.com/search?l=rantaunet@googlegroups.com&q=subject:%22Re%3A+%5BR%40ntau-Net%5D+Perlu+kewaspadaan+bagi+para+orang+tua+yang+punya+ABG%22>
> *
> Muchwardi 
> Muchtar<http://www.mail-archive.com/search?l=rantaunet@googlegroups.com&q=from:%22Muchwardi+Muchtar%22>
>  Sun,
> 08 Sep 2013 14:02:03 
> -0700<http://www.mail-archive.com/search?l=rantaunet@googlegroups.com&q=date:20130908>
> *1. "Cucuran atok jatuahnyo indak ka jauah dari palimbahanyo", (Apel jatuh
> *
> * *
> *tidak akan jauh dari pohonnya) baitu kato filsafah hiduik urang Minang.*
>  2.......
> Salam dan maaf............,
> *mm****
> lk-2, >58, bks
> *Lima Metode Mendidik Anak Menurut Islam*
> REPUBLIKA.CO.ID <http://republika.co.id/>, Menurut Ustaz M Ihsan Tanjung,
> sedikitnya tiga tahap pendidikan anak dalam Islam. Pertama tahap bermain,
> dimulai dari usia 0 sampai kira-kira 7 tahun. Kedua tahap penanaman adab
> atau disiplin, dari 7 - 14 tahun. Ketiga tahap persahabatan, yakni saat
> anak berusia 14 tahun ke atas. Tahap yang terakhir ini dapat digolongkan
> sebagai remaja. Di usia seperti ini, mereka perlu didekati dengan
> pendekatan dan menjadikan anak sebagai sahabat.
> Secara garis besar, jelas Ihsan, ada 5 macam metode pendidikan dalam
> Islam. Yakni, melalui *keteladanan, pembiasaan, pemberian nasihat atau
> pengarahan, melalui mekanisme kontrol, dan melalui hukuman sebagai
> pengamanan terhadap hasil-hasil proses pendidikan tersebut*. Dari kelima
> metode tersebut, *yang paling penting adalah keteladanan dari orang
> tuanya sendiri *meskipun tidak boleh meninggalkan satu pun dari lima
> metode tersebut.
> Di era sekarang ini, menurut Ihsan, kebaikan bertaburan di mana-mana,
> sebagaimana juga kejahatan bertaburan di mana-mana. Karena itu, anak harus
> diarahkan. `'Kita harus mendidik anak-anak dengan kemandirian,'' tuturnya.
>
>
> Pada 14 September 2013 06.39, Zubir Amin <zubir.a...@rantaunet.org>menulis:
>
>    Snk Zul,sayang Zul bukan ayah kanduang si bocah nn mambuek pudur 6 jiwa
> nn ndak basalah tu.
>    Co perhatikan baa reaksi ayah kanduang si bocah sopir maut tu ketika
> menjawab pertanyaan kuli tinta(JB caliak di TV) beberapa ri nn lalu,Achmad
> Dany seenaknya menjawab bhw dia tidak pernah mengizinkan anaknya si AQJ tuk
> bawo mobil.
>    Jadi bagi si ayah kanduangnyo Zul,nampaknyo ndak baa si AQJ masuak
> kandang si tumbin hatta 'mati' sekalipun(ini cuma perkiraan) buruak JB se
> Zul.Mungkin salah.
>     Selamat pagi Zul,ambo sadang di GB Senayan,basiap siap maukua
> kuliliang GB tu.
>     JB,DtRJ,74thn.Bonjer,Jakbar.
> Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
>
> -----Original Message-----
> From: "ZulTan" <zul_...@yahoo.com>
> Sender: rantaunet@googlegroups.com
> Date: Sat, 14 Sep 2013 04:45:04
> To: <rantaunet@googlegroups.com>
> Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
> Subject: Re: [R@ntau-Net] Fw: Tulisan nan paralu. Dibaco
>
>
>
> Nyampang kok ambo apaknyo, bialah ambo nan masuak kandang si tumbin
> daripado anak kenek maidok'i.
>
>
> Salam,
> ZulTan, L, 52, Bogor
>
> -----Original Message-----
> From: ajo duta <ajod...@gmail.com>
> Sender: rantaunet@googlegroups.com
> Date: Sat, 14 Sep 2013 04:38:08
> To: <rantaunet@googlegroups.com>
> Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
> Subject: Re: [R@ntau-Net] Fw: Tulisan nan paralu. Dibaco
>
> Kalau ko kejadian di US urang gaek anak tu langsuang di tangkok.
>
> On 9/14/13, ibnukam...@gmail.com <ibnukam...@gmail.com> wrote:
> > KITA tentu tak menyangka bagaimana mungkin seorang bocah berusia 13 tahun
> > sudah dilepas membawa mobil sendiri pada tengah malam.
> >
> > Memang ia ditemani seseorang, tetapi ia juga masih terbilang bocah. Bukan
> > mengemudi di dekat rumah dengan pengawasan orangtua, melainkan di jalan
> tol,
> > menempuh jarak yang terbilang jauh. Dan apesnya, enam orang tewas, dan
> > beberapa anak langsung menjadi yatim piatu.
> >
> > Ini tentu sangat memprihatinkan. Namun setiap kali melihat bagaimana
> > masyarakat mendidik anak-anak, saya sebenarnya sangat khawatir. Tak dapat
> > dipungkiri, tumbuhnya kelas menengah telah menimbulkan gejolak perubahan
> > yang sangat besar.
> >
> > Namun reaksinya sangat ekstrem: Yang satu mengekang habis anak-anak
> dengan
> > dogma, agama dan sekolah sehingga melahirkan anak-anak alim yang amat
> > konservatif, yang satunya memberi materi dan servis tiada batas, sehingga
> > menjadi amat liberal.
> >
> > Di segmen atas anak-anak diberikan mobil, di bawah menuntut dibelikan
> sepeda
> > motor meski usianya belum 17 tahun. Kebut-kebutan menjadi biasa, korban
> pun
> > sudah sangat sering berjatuhan. Karena mereka bukan siapa-siapa maka
> > kecelakaan dan kematian yang ditimbulkan tidak masuk dalam orbit media
> > massa. Kematian yang ditimbulkan Dul mengirim sinyal penting bagi kita
> > semua.
> >
> > Business class
> > Di pesawat terbang, mungkin hanya di Indonesia, Anda bisa menyaksikan
> > keluarga-keluarga muda membawa anak-anaknya duduk di kelas bisnis. Dua
> orang
> > baby sitter, duduk sedikit di belakang, tak jauh dari batas kelas
> eksekutif
> > mengawal anak-anak yang sudah bukan bayi lagi itu. Di masa liburan, bukan
> > hal aneh menemukan keluarga menunggu di business lounge, dan naik pesawat
> > dengan tiket termahal.
> >
> > Sayang sekali, cara makan anak-anak belum dididik layaknya kelas
> menengah.
> > Berteriak-teriak di antara kalangan bisnis, makan tercecer di jalan, dan
> di
> > atas pesawat memperlakukan pramugari seperti pembantunya di rumah.
> > Sebentar-sebentar bel dipijit, dan pramugari bolak-balik sibuk hanya
> > melayani dua orang kakak-beradik yang minta segala layanan. Menjelang
> tiba
> > di tujuan, orangtua baru mulai menyentuh anak-anaknya, dibantu baby
> sitter
> > yang terlihat gelisah. Orangtua mereka umumnya adalah pemilik areal
> > pertambangan, pedagang, atau ada juga seleb-seleb muda yang belakangan
> > banyak bermunculan. Ayah dan ibu memilih tidur.
> >
> > Jarang ditemui percakapan yang memotivasi, atau mengajarkan sikap hidup.
> > Paling banter, mereka bermain video game, dari iPad yang dibawa anaknya.
> > Padahal di luar negeri, iPad adalah alat kerja eksekutif yang dianggap
> > barang mewah. Kesulitan orangtua tentu bukan hanya berlaku bagi kelas
> > menengah saja. Di taman kanak-kanak yang diasuh istri saya di Rumah
> > Perubahan, di tengah-tengah kampung di dekat Pondok Gede hal serupa juga
> > kami temui. Belum lama ini sepasang suami-istri menitipkan anaknya untuk
> > sekolah di tempat kami, dan setelah mengecek status sosial-ekonominya,
> anak
> > itu pun diputuskan untuk diterima.
> >
> > Namun ada yang menarik, setelah diobservasi, anak berusia lima tahun itu
> > seperti belum tersentuh orangtuanya. Ia seperti rindu bermain, motorik
> halus
> > dan kasarnya belum terbentuk, jauh tertinggal dari teman-teman sebayanya.
> > Setelah dipelajari dan orangtua diajak dialog, kami menjadi benar-benar
> > paham pergolakan apa yang tengah terjadi dalam masyarakat kita. Orangtua
> > selalu mengatakan, “Saya bekerja keras untuk menyiapkan masa depan
> > anak-anak. Saya juga sering mengajak mereka berlibur”. Namun,
> anak-anaknya
> > menyangkal semua pemberian itu.
> >
> > Faktanya, anak-anak tak terbentuk. Sikap sosialnya, termasuk modal dasar
> > yang disebut para ahli pengembangan anak sebagai executive function dan
> self
> > regulation tidak terbentuk. Orangtua hanya fokus pada kemampuan anak
> > berhitung dan membaca. Padahal, mereka juga harus pandai mengelola “air
> > traffic control” yang ada dalam pikiran anak-anaknya agar kelak mampu
> > menjadi insan mandiri yang bertanggung jawab.
> >
> > Executive function
> > Anak-anak kita menghadapi dunia baru yang benar-benar berbeda dengan
> kita,
> > sehingga mudah sekali “berpaling” dari hal-hal rutin seperti sekolah dan
> > belajar. Mereka hidup dalam dunia yang penuh dengan “gangguan”
> (distraction)
> > seperti sosial media dan telekomunikasi yang saling bersahutan. Kita
> semua
> > akan sangat kesulitan menjaga dan membimbing anak-anak kita bila modal
> dasar
> > executive function tidak ditanam sejak dini. Apalagi bila sekolah hanya
> > fokus pada angka dan huruf, seakan-akan pengetahuan dan rumus adalah
> > segala-galanya.
> >
> > Menurut berita yang saya baca, Dul ternyata sudah sejak Juni lalu tak
> > sekolah. Saya tak tahu tentang kebenaran berita ini. Tetapi Minggu dini
> hari
> > dia masih mengendarai mobil, mengantar pacar lewat jalan tol, tentu
> > mengindikasikan anak itu (ini juga bisa terjadi pada anak-anak kita,
> bukan?)
> > telah hidup dalam abad distraction, sulit untuk fokus sekolah dan
> belajar.
> > Studi-studi tentang executive function dalam child development antara
> lain
> > banyak bisa kita temui dalam buku dan video yang diberikan
> psikolog-psikolog
> > terkemuka, seperti Ellen Galinsky dan Debora Philip.
> >
> > Mereka menemukan, di abad ini, anak-anak perlu mendapat fondasi hidup
> yang
> > jauh lebih penting dari sekadar tahu angka dan huruf. Anak-anak itu perlu
> > dilatih tiga hal: Working memory, Inhibitory control, dan Mental
> > flexibility. Ketiga hal itulah yang akan membentuk generasi emas yang
> > bertanggung jawab dan produktif. Mereka sedari dini perlu dibentuk cara
> > bekerja yang efektif, fokus, tahu dan bekerja dengan aturan, sikap
> positif
> > terhadap orang lain, mengatasi ketidaknyamanan, dan permintaan yang
> beragam,
> > serta cara mengelola informasi yang datang bertubi-tubi.
> >
> > Pikiran mereka dapat diibaratkan menara Air Traffic Control di Bandara
> > Cengkareng dengan ratusan pesawat yang datang dan pergi, semua berebut
> > perhatian dengan sejuta masalah yang harus direspons cepat. Maka itu,
> > masalah Dul bukanlah sekadar masalah Ahmad Dhani yang menjadi seleb, atau
> > masalah keluarga broken home. Ini adalah masalah kita bersama, masalah
> yang
> > dihadapi anak-anak kita. Dari kita yang tidak fokus dan sibuk mencari
> uang
> > atau mengurus orang lain. Kita yang dibentuk oleh sistem pendidikan model
> > revolusi industri yang masih berpikir cara lama.
> >
> > Ditambah guru-guru yang juga banyak tidak fokus, tidak paham problem yang
> > dihadapi generasi baru, yang punya ukuran kecerdasan menurut versi mereka
> > sendiri, dalam model persekolahan yang materialistis dan old fashion.
> > Sekolah yang menjenuhkan dan tidak membuka fondasi yang diperlukan
> anak-anak
> > sehingga mereka lari dari rutinitas.
> >
> > Ini pun sama masalahnya dengan orangtua yang lari dari dunia nyata dan
> > berlindung dalam benteng-benteng dogma dengan menyembunyikan anak dari
> dunia
> > riil ke tangan kaum konservatif yang menjadikan anak hidup dalam dunia
> yang
> > gelap dan steril. Anak-anak kita perlu pendekatan baru untuk menjelajahi
> > dunia baru. Mereka perlu dilatih keterampilan-keterampilan hidup, fokus
> dan
> > selfregulations, menjelajahi hidup dalam aturan, yang ditanam sedari usia
> > dini.
> >
> > RHENALD KASALI
> > Pendiri Rumah Perubahan
> > @Rhenald_Kasali
> > Powered by Telkomsel BlackBerry®
> >
> > -----Original Message-----
> > From: ibnukam...@gmail.com
> > Date: Fri, 13 Sep 2013 17:24:28
> > To: <rantaunet@googlegroups.com>
> > Reply-To: ibnukam...@gmail.com
> > Subject: Tulisan nan paralu. Dibaco
> >
> >
> >
> > Powered by Telkomsel BlackBerry®
> >
> > --
> > .
> > * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
> lain
> > wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> > * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> > ===========================================================
> > UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> > * DILARANG:
> >   1. Email besar dari 200KB;
> >   2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> >   3. Email One Liner.
> > * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> > mengirimkan biodata!
> > * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> > * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> > * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> > mengganti subjeknya.
> > ===========================================================
> > Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> > http://groups.google.com/group/RantauNet/
> > ---
> > Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup
> > Google.
> > Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim
> > email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> > Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
> >
>
>
> --
> *
>
> -----------------------------------------------------------------------------------------------
> *
> *Sukseskan Halal bil Halal dan Peringatan 20 Tahun Rantau Net*
> *
> Hari/Tanggal: Sabtu, 28 September 2013 Jam: 09:00-15:00
> Tempat:
> Rumah DAMAI Indonesia
> Jl H Saabun No 20 (Mangga Besar)
> Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12540
> Biaya: Badoncek. YPRN Norek 0221919932 BNI
> *
>
> Wassalaamu'alaikum
> Dutamardin Umar (aka. Ajo Duta),
> 17/8/1947, suku Mandahiliang, gala Bagindo
> Gasan Gadang Pariaman - Tebingtinggi Deli -
> Jakarta - Sterling, Virginia USA
> ------------------------------------------------------------
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
>   1. Email besar dari 200KB;
>   2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>   3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
>   1. Email besar dari 200KB;
>   2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>   3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
>   1. Email besar dari 200KB;
>   2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>   3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>
>
>   --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

Reply via email to