Sent from Samsung Mobile
-------- Original message -------- Subject: Re: [R@ntau-Net] Lipo Group dan Tudingan Gerakan Kristenisasi From: ajo duta
Siako lah payakumbuah ko. Kok indak batapi nan ka ditulih.
On 9/17/13, payakumbuh2...@yahoo.com <payakumbuh2...@yahoo.com> wrote:
> Teks ini dpt dipahami oleh insani beriman dan berilmu. Lanjutkan pembangunan
> fisik untuk orang banyak. Mereka yg protes bukan manusia tapi hati syaitan.
> Wasslm
>
>
> Sent from Samsung Mobile
>
>
> -------- Original message -------- Subject: [R@ntau-Net] Lipo Group dan
> Tudingan Gerakan Kristenisasi From: syaff...@gmail.com To:
> rantaunet@googlegroups.com CC:
>
> Adidunsana di Palanta, ambo copas tulisan Bung Ulya/Sekjen Forhami yang
> pernah dimuat di Sumbar Online.
>
> Salam,
>
> Syaf AL
>
> LIPPO GROUP dan Tudingan Gerakan Kristenisasi
> Selasa, 16 Juli 2013 - 10:49:12 WIB
> Oleh: Ulya *)
>
> PIJAKAN bagi kaum intelektual untuk mengkritik tentu berdasarkan data yang
> di jamin tingkat validitasnya. Kalau tidak ada data dan hanya mengandalkan
> asumsi takutnya salah dalam mengambil sikap.
>
> LIPPO group adalah salah satu client kantor saya dulunya sewaktu menjadi
> Auditor. Seperti Lippo Bank (Industri Perbankan) (sebelum merger dengan Bank
> Niaga), Lippo Karawaci (Industri Properti), Lippo E-Net (industri IT), Lippo
> Cikarang (industri Properti), Multipolar, Matahari Multi Prima (Industri
> Retail), Hypermart (Industri Retail), Siloam (Industri Rumah Sakit), Lippo
> Telkom (Industri Telekomunikasi), Aryaduta Hotel (Industri Perhotelan) dll.
>
> Mungkin ada sekitar 100 perusahaan lippo yang kami audit dan di konsolidasi
> laporan keuangannya. Saya sendiri pernah ditugaskan melakukan audit Siloam
> (Industri Rumah Sakit). Group Lippo adalah perusahaan public yang Listing di
> Bursa Efek Indonesia. Perusahaan yang Listing dibursa full control regulasi.
> Setiap penyimpangan kegiatan tentu akan menjadi temuan bagi auditor yang
> kemudian tentu akan di disclosure didalam audit report.
>
> Kalau penyimpangan yang terjadi tidak di ungkap dan menjadi temuan Bappepam
> resikonyo ada pada auditor dan emiten. Konsekuensi perdagangan sahamnya
> pasti di suspend atau dihentikan di Pasar Modal. Bagi auditor
> konsekuensinya, izin untuk melakukan audit terhadap perusahaan public akan
> di cabut karena setiap hasil audit pasti dilakukan per-review oleh
> Kementerian Keuangan.
>
> Dan sewaktu kami melakukan audit seluruh aktivitas kegiatan yang terjadi
> didalam perusahaan menjadi ranah yang harus diamati untuk mengumpulkan
> segala informasi yang terkait dengan aktivitas perusahaan disamping harus
> memverifikasi data-data tertulis dan seluruh document legal yang menjadi
> permanent File dan Front File sewaktu menjalankan tugas sebagai auditor.
>
> Biasanya lama audit yang kami lakukan memakan waktu 4 sampai 5 bulan. Dan
> Group Lippo hampir setiap atau sepanjang tahun kantor kami yang memeriksa.
> Siloam yang pernah saya pariksa Siloam yang di Kebun Jeruk dan Siloam yang
> ada di Cikarang. Tiap sudut rumah sakit saya amati dan tidak terlihat sama
> sekali hal-hal yang terkait dengan simbol-simbol agama.
>
> Dan transaksi keuangan yang terjadi tidak memperlihatkan adanya pengambilan
> dana perusahaan untuk kegiatan diluar operasional perusahaan. Kalau memang
> ada disangkakan bahwa dana perusahaan Siloam digunakan untuk kegiatan yang
> menyimpang terkait operasi aktivitas kristenisasi.
>
> Kemudian di jalan Sudirman Jakarta Pusat berdiri megah rumah Sakit Siloam
> MRCCC (Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center). Merupakan rumah sakit
> khusus kanker pertama yang menangani berbagai jenis kanker, dan saya telah
> masuk juga kadalamnya memperhatikan setiap sudut rumah sakit. Setiap kamar
> rawat inap memberikan petunjuk arah kiblat. Dan kalau di lantai 9 terdapat
> Musholla yang cukup representatif untuk ibadah bagi umat Islam.
>
> Terus terang saya bingung kegiatan kristenisasi apa yang dilakukan oleh
> Siloam yang kemudian disangkakan dalam kedok membangun rumah sakit. Apakah
> sewaktu saya memeriksa rumah sakit ini tidak dapat info terkait dengan
> kegiatan yang menyimpang dari core business nya. Karena sebagai auditor saya
> juga belajar melakukan teknik Investigasi untuk menghimpun data guna
> memberikan opini terhadap laporan keuangan yang mencerminkan aktivitas
> perusahaan.
>
> Entahlah apakah mereka yang berkoar-koar di Padang dan menolak keberadaan
> Siloam ini telah melakukan investigasi terhadap aktivitas rumah Sakit Siloam
> dan berarti saya yang luput dari fakta dan data ini.
>
> Sebagai bagian dari masyarakat saya kuatir gerakan penolakan terhadap
> Investasi LIPPO ini menjadi blunder dimana karena terganggunya kepentingan
> business pihak tertentu kemudian isu agama menjadi balutannya. Data dan
> fakta guna menjamin validitas info yang dikembangkan penting dalam upaya
> mengambil sikap yang arif guna kepentingan bersama. Apa lagi Investasi LIPPO
> dalam membangun rumah sakit dalam hal ini siloam tidak hanya di SUMBAR tapi
> telah ada di berbagai daerah seperti Kota Jambi, Balikpapan dan Surabaya.
>
> Bagi saya cukup beberapa hal data dan pertanyaan saja yang perlu di
> verifikasi terkait dengan tuduhan aktivitas kristenisasi yang dilakukan
> siloam ketika siloam berdiri di suatu daerah atau di suatu tempat.
>
> Diantarannya adalah, Pertama, Semenjak siloam berdiri di suatu kota atau
> daerah sudah berapa banyak masyarakat di sekitar berubah akidah. Kedua,
> Semenjak siloam berdiri disuatu kota atau daerah sajauh mana terjadinya
> pendakalan akidah dilingkungan masyarakat sekitar. Ketiga, Semenjak siloam
> berdiri disuatu kota atau daerah bagaimana pengaruhnya terhadap penambahan
> atau pembangunan sarana ibadah umat kristen. Keempat, Semenjak siloam
> berdiri di suatu kota atau daerah apakah terjadi peningkatan jumlah penduduk
> pendatang yang beragama kristen. Kelima, Semenjak siloam berdiri apakah
> terdapat penyimpangan penggunaan rumah sakit untuk aktivitas keagamaan.
> Keenam, Kemudian semenjak siloam berdiri adakah aktivitas keuangan
> perusahaan dalam hal ini rumah sakit digunakan untuk kegiatan yang menunjang
> misi krietensiasi.
>
> Kalau memang ada data dan bukti terkait dengan hal yang menjadi tuntutan
> untuk menolak Investasi LIPPO Group tersebut, maka tuntutan itu menjadi hal
> yang perlu didukung. Kemudian Lippo Group sebagai perusahaan public bisa
> dianggap telah melakukan penyimpangan dan pelanggaran terhadap akivitas
> business nya. Dan tentunya ada instrument aturan yang dapat menggugat LIPPO
> keranah hukum.
>
> Kemudian terkait dengan upaya proteksi terhadap perlindungan usaha atau
> kegiatan ekonomi masyarakat lokal tentu kita juga harus paham industri atau
> kegiatan ekonomi masyarakat mana yang merasa terancam dengan keberadaan
> Siloam?. Apakah berdirinya siloam yang berbasis pada industri rumah sakit
> yang memberikan pelayanan kesehatan public mengancam keberadaan Industri
> rumah sakit lokal?. Kalau iya apakah industri rumah sakit lokal termasuk
> kategori yang perlu diberikan perlindungan atau proteksi dalam berkompetisi
> memberikan pelayanan kesehatan public? Sehingga pemodal besar yang akan
> membangun industri rumah sakit di SUMBAR tidak perlu masuk berkontribusi
> melakukan investasi di SUMBAR.
>
> Berbagai pendapat dan alasan yang masih sulit di terima nalar untuk menolak
> Investasi LIPPO Group di SUMBAR. LIPPO group bukanlah Investor Asing yang
> masuk ke SUMBAR. LIPPO group adalah perusahaan yang dimiliki oleh warga
> Negara Indonesia, dimana setiap warga negara diberikan hak dan wajib untuk
> berkontribusi dalam memajukan perekonomian daerah yang dapat menunjang
> pertumbuhan perekonomian Nasional.
>
> Masuknya Investasi LIPPO ke SUMBAR tentu memberikan pengaruh terhadap
> pertumbuhan perekonomian lokal yang dapat menunjung pertumbuhan ekonomi
> Nasional. Investasi LIPPO dilakukan di jantung kota propinsi. Seluruh hidden
> mission yang akan dilakukan LIPPO tentu tidak luput dari pengawasan media.
> Baik media jaringan sosial, media cetak dan electronic dan lembaga-lembaga
> swadaya masyarakat.
>
> Sebagai masayarakat beragama, beradat dan berbudaya tentu waspada dengan
> gerakan atau bahaya laten yang mengganggu keutuhan agama, adat dan budaya
> hal yang perlu di apresiasi. Namun tentunya ini tidak menjadi alasan untuk
> menolak proses kemajuan dan pembangunan daerah. Masyarakat SUMBAR bukan tipe
> masyarakat yang lemah dalam beragama dan berkeyakinan.
>
> Bagi saya masih terasa naif LIPPO berinvestasi sebegitu besar kemudian
> meluluhlantahkan Investasinya dengan adanya hidden agenda terkait dengan
> misionaris yang di lekatkan kepada mereka. Di LIPPO Group tentunya cukup
> banyak juga mereka-mereka yang beragama Islam bekerja di sana. Sampai hari
> ini belum terdengar adanya yang menjadi korban gerakan kristenisasi.
> Bukankah mereka yang bekerja disana object yang rentan untuk di murtadkan,
> tapi kenapa tidak ada kedengaran karyawan yang memeluk agama Islam berpindah
> agama.
>
> Sampai hari ini SUMBAR belum mampu menekan angka kemiskinan. Bahkan dalam
> catatan angka yang di rilis oleh BPS Maret 2013 angka kemiskinan di SUMBAR,
> naik dari 8% menjadi 8,14% atau meningkat sekitar 9.600 orang. Dan total
> penduduk miskin menjadi 407.470 orang dari total penduduk 5,8 juta orang.On 9/17/13, payakumbuh2...@yahoo.com <payakumbuh2...@yahoo.com> wrote:
> Teks ini dpt dipahami oleh insani beriman dan berilmu. Lanjutkan pembangunan
> fisik untuk orang banyak. Mereka yg protes bukan manusia tapi hati syaitan.
> Wasslm
>
>
> Sent from Samsung Mobile
>
>
> -------- Original message -------- Subject: [R@ntau-Net] Lipo Group dan
> Tudingan Gerakan Kristenisasi From: syaff...@gmail.com To:
> rantaunet@googlegroups.com CC:
>
> Adidunsana di Palanta, ambo copas tulisan Bung Ulya/Sekjen Forhami yang
> pernah dimuat di Sumbar Online.
>
> Salam,
>
> Syaf AL
>
> LIPPO GROUP dan Tudingan Gerakan Kristenisasi
> Selasa, 16 Juli 2013 - 10:49:12 WIB
> Oleh: Ulya *)
>
> PIJAKAN bagi kaum intelektual untuk mengkritik tentu berdasarkan data yang
> di jamin tingkat validitasnya. Kalau tidak ada data dan hanya mengandalkan
> asumsi takutnya salah dalam mengambil sikap.
>
> LIPPO group adalah salah satu client kantor saya dulunya sewaktu menjadi
> Auditor. Seperti Lippo Bank (Industri Perbankan) (sebelum merger dengan Bank
> Niaga), Lippo Karawaci (Industri Properti), Lippo E-Net (industri IT), Lippo
> Cikarang (industri Properti), Multipolar, Matahari Multi Prima (Industri
> Retail), Hypermart (Industri Retail), Siloam (Industri Rumah Sakit), Lippo
> Telkom (Industri Telekomunikasi), Aryaduta Hotel (Industri Perhotelan) dll.
>
> Mungkin ada sekitar 100 perusahaan lippo yang kami audit dan di konsolidasi
> laporan keuangannya. Saya sendiri pernah ditugaskan melakukan audit Siloam
> (Industri Rumah Sakit). Group Lippo adalah perusahaan public yang Listing di
> Bursa Efek Indonesia. Perusahaan yang Listing dibursa full control regulasi.
> Setiap penyimpangan kegiatan tentu akan menjadi temuan bagi auditor yang
> kemudian tentu akan di disclosure didalam audit report.
>
> Kalau penyimpangan yang terjadi tidak di ungkap dan menjadi temuan Bappepam
> resikonyo ada pada auditor dan emiten. Konsekuensi perdagangan sahamnya
> pasti di suspend atau dihentikan di Pasar Modal. Bagi auditor
> konsekuensinya, izin untuk melakukan audit terhadap perusahaan public akan
> di cabut karena setiap hasil audit pasti dilakukan per-review oleh
> Kementerian Keuangan.
>
> Dan sewaktu kami melakukan audit seluruh aktivitas kegiatan yang terjadi
> didalam perusahaan menjadi ranah yang harus diamati untuk mengumpulkan
> segala informasi yang terkait dengan aktivitas perusahaan disamping harus
> memverifikasi data-data tertulis dan seluruh document legal yang menjadi
> permanent File dan Front File sewaktu menjalankan tugas sebagai auditor.
>
> Biasanya lama audit yang kami lakukan memakan waktu 4 sampai 5 bulan. Dan
> Group Lippo hampir setiap atau sepanjang tahun kantor kami yang memeriksa.
> Siloam yang pernah saya pariksa Siloam yang di Kebun Jeruk dan Siloam yang
> ada di Cikarang. Tiap sudut rumah sakit saya amati dan tidak terlihat sama
> sekali hal-hal yang terkait dengan simbol-simbol agama.
>
> Dan transaksi keuangan yang terjadi tidak memperlihatkan adanya pengambilan
> dana perusahaan untuk kegiatan diluar operasional perusahaan. Kalau memang
> ada disangkakan bahwa dana perusahaan Siloam digunakan untuk kegiatan yang
> menyimpang terkait operasi aktivitas kristenisasi.
>
> Kemudian di jalan Sudirman Jakarta Pusat berdiri megah rumah Sakit Siloam
> MRCCC (Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center). Merupakan rumah sakit
> khusus kanker pertama yang menangani berbagai jenis kanker, dan saya telah
> masuk juga kadalamnya memperhatikan setiap sudut rumah sakit. Setiap kamar
> rawat inap memberikan petunjuk arah kiblat. Dan kalau di lantai 9 terdapat
> Musholla yang cukup representatif untuk ibadah bagi umat Islam.
>
> Terus terang saya bingung kegiatan kristenisasi apa yang dilakukan oleh
> Siloam yang kemudian disangkakan dalam kedok membangun rumah sakit. Apakah
> sewaktu saya memeriksa rumah sakit ini tidak dapat info terkait dengan
> kegiatan yang menyimpang dari core business nya. Karena sebagai auditor saya
> juga belajar melakukan teknik Investigasi untuk menghimpun data guna
> memberikan opini terhadap laporan keuangan yang mencerminkan aktivitas
> perusahaan.
>
> Entahlah apakah mereka yang berkoar-koar di Padang dan menolak keberadaan
> Siloam ini telah melakukan investigasi terhadap aktivitas rumah Sakit Siloam
> dan berarti saya yang luput dari fakta dan data ini.
>
> Sebagai bagian dari masyarakat saya kuatir gerakan penolakan terhadap
> Investasi LIPPO ini menjadi blunder dimana karena terganggunya kepentingan
> business pihak tertentu kemudian isu agama menjadi balutannya. Data dan
> fakta guna menjamin validitas info yang dikembangkan penting dalam upaya
> mengambil sikap yang arif guna kepentingan bersama. Apa lagi Investasi LIPPO
> dalam membangun rumah sakit dalam hal ini siloam tidak hanya di SUMBAR tapi
> telah ada di berbagai daerah seperti Kota Jambi, Balikpapan dan Surabaya.
>
> Bagi saya cukup beberapa hal data dan pertanyaan saja yang perlu di
> verifikasi terkait dengan tuduhan aktivitas kristenisasi yang dilakukan
> siloam ketika siloam berdiri di suatu daerah atau di suatu tempat.
>
> Diantarannya adalah, Pertama, Semenjak siloam berdiri di suatu kota atau
> daerah sudah berapa banyak masyarakat di sekitar berubah akidah. Kedua,
> Semenjak siloam berdiri disuatu kota atau daerah sajauh mana terjadinya
> pendakalan akidah dilingkungan masyarakat sekitar. Ketiga, Semenjak siloam
> berdiri disuatu kota atau daerah bagaimana pengaruhnya terhadap penambahan
> atau pembangunan sarana ibadah umat kristen. Keempat, Semenjak siloam
> berdiri di suatu kota atau daerah apakah terjadi peningkatan jumlah penduduk
> pendatang yang beragama kristen. Kelima, Semenjak siloam berdiri apakah
> terdapat penyimpangan penggunaan rumah sakit untuk aktivitas keagamaan.
> Keenam, Kemudian semenjak siloam berdiri adakah aktivitas keuangan
> perusahaan dalam hal ini rumah sakit digunakan untuk kegiatan yang menunjang
> misi krietensiasi.
>
> Kalau memang ada data dan bukti terkait dengan hal yang menjadi tuntutan
> untuk menolak Investasi LIPPO Group tersebut, maka tuntutan itu menjadi hal
> yang perlu didukung. Kemudian Lippo Group sebagai perusahaan public bisa
> dianggap telah melakukan penyimpangan dan pelanggaran terhadap akivitas
> business nya. Dan tentunya ada instrument aturan yang dapat menggugat LIPPO
> keranah hukum.
>
> Kemudian terkait dengan upaya proteksi terhadap perlindungan usaha atau
> kegiatan ekonomi masyarakat lokal tentu kita juga harus paham industri atau
> kegiatan ekonomi masyarakat mana yang merasa terancam dengan keberadaan
> Siloam?. Apakah berdirinya siloam yang berbasis pada industri rumah sakit
> yang memberikan pelayanan kesehatan public mengancam keberadaan Industri
> rumah sakit lokal?. Kalau iya apakah industri rumah sakit lokal termasuk
> kategori yang perlu diberikan perlindungan atau proteksi dalam berkompetisi
> memberikan pelayanan kesehatan public? Sehingga pemodal besar yang akan
> membangun industri rumah sakit di SUMBAR tidak perlu masuk berkontribusi
> melakukan investasi di SUMBAR.
>
> Berbagai pendapat dan alasan yang masih sulit di terima nalar untuk menolak
> Investasi LIPPO Group di SUMBAR. LIPPO group bukanlah Investor Asing yang
> masuk ke SUMBAR. LIPPO group adalah perusahaan yang dimiliki oleh warga
> Negara Indonesia, dimana setiap warga negara diberikan hak dan wajib untuk
> berkontribusi dalam memajukan perekonomian daerah yang dapat menunjang
> pertumbuhan perekonomian Nasional.
>
> Masuknya Investasi LIPPO ke SUMBAR tentu memberikan pengaruh terhadap
> pertumbuhan perekonomian lokal yang dapat menunjung pertumbuhan ekonomi
> Nasional. Investasi LIPPO dilakukan di jantung kota propinsi. Seluruh hidden
> mission yang akan dilakukan LIPPO tentu tidak luput dari pengawasan media.
> Baik media jaringan sosial, media cetak dan electronic dan lembaga-lembaga
> swadaya masyarakat.
>
> Sebagai masayarakat beragama, beradat dan berbudaya tentu waspada dengan
> gerakan atau bahaya laten yang mengganggu keutuhan agama, adat dan budaya
> hal yang perlu di apresiasi. Namun tentunya ini tidak menjadi alasan untuk
> menolak proses kemajuan dan pembangunan daerah. Masyarakat SUMBAR bukan tipe
> masyarakat yang lemah dalam beragama dan berkeyakinan.
>
> Bagi saya masih terasa naif LIPPO berinvestasi sebegitu besar kemudian
> meluluhlantahkan Investasinya dengan adanya hidden agenda terkait dengan
> misionaris yang di lekatkan kepada mereka. Di LIPPO Group tentunya cukup
> banyak juga mereka-mereka yang beragama Islam bekerja di sana. Sampai hari
> ini belum terdengar adanya yang menjadi korban gerakan kristenisasi.
> Bukankah mereka yang bekerja disana object yang rentan untuk di murtadkan,
> tapi kenapa tidak ada kedengaran karyawan yang memeluk agama Islam berpindah
> agama.
>
> Sampai hari ini SUMBAR belum mampu menekan angka kemiskinan. Bahkan dalam
> catatan angka yang di rilis oleh BPS Maret 2013 angka kemiskinan di SUMBAR,
> naik dari 8% menjadi 8,14% atau meningkat sekitar 9.600 orang. Dan total
>
> SUMBAR membutuhkan capital Inflow dalam membangun pertumbuhan ekonomi. Namun
> kalau setiap Investasi di SUMBAR dibenturkan dengan persoalan agama, adat
> dan budaya, tentu ini akan menjadi sulit karena Investor butuh iklim yang
> kondusif dan bersahabat dalam membangun aktivitas business nya. Tidak ada
> persoalan yang tidak dapat dimusyawarahkan. Kemajuan dan kemandirian SUMBAR
> sangat tergantung oleh political will dari seluruh lapisan masyarakat yang
> ada.
>
> Kita berharap SUMBAR tetap menjaga kemurnian nilai agama, adat dan budaya
> sebagai basis penggerak ekonomi daerah tanpa menolak upaya pembangunan
> perekonomian dan masuknya investor ke daerah. Kemudian masyarakat harus
> terus berperan aktif memberantas kantong-kantong maksiat yang sepertinya
> terus berkembang tanpa ada gerakan kongrit untuk memberantasnya. Kini inilah
> yang sebenarnya menjadi PR yang harus segera dituntaskan.
>
> *) Penulis adalah Sekjen FORAH
>
>
>
>
>
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
> Teruuusss...!
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup
> Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim
> email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup
> Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim
> email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>
--
*
-----------------------------------------------------------------------------------------------
*
*Sukseskan Halal bil Halal dan Peringatan 20 Tahun Rantau Net*
*
Hari/Tanggal: Sabtu, 28 September 2013 Jam: 09:00-15:00
Tempat:
Rumah DAMAI Indonesia
Jl H Saabun No 20 (Mangga Besar)
Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12540
Biaya: Badoncek. YPRN Norek 0221919932 BNI
*
Wassalaamu'alaikum
Dutamardin Umar (aka. Ajo Duta),
17/8/1947, suku Mandahiliang, gala Bagindo
Gasan Gadang Pariaman - Tebingtinggi Deli -
Jakarta - Sterling, Virginia USA
------------------------------------------------------------
--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.