Oh gitu yo Pak Kusie,
Tarimo kasih banyak informasinyo Menarik sekali Ambopun alun mambaco buku nan Pak Kusie sabuik tu. Masalah talingo Dr. Poch iyo ndak ado dijalehan di novel tu do Novel ko serunyo dek ado unsur sejarahnyo tu sarato disertai foto asli dari hal nan dicaritoan takah symbol setan nan banyak batebaran di Jakarta dari novel The Jacatra secretnyo. Atau kuburan Dr. Poch tu nan di Surabaya. Dan Pak Rizki ko mengklaim kalo ampia sadonyo di novel2nyo adolah fakta kecuali jalan carito nan direka untuak mambaokkan carito novel. Jadi seolah2 novel Pak Rizki ko takah buku literature sebab penuh kutipan link, foto, peta, dlsb. Mungkin suatu saat Pak Kusie bisa ikuik mambedah buku The codex, konspirasi jahat diatas meja makan kita itu. Ambo sangat penasaran jo kebenarannyo. Btw bila TCBP 2 bisa terhidang Pak Kusie ? Ndak saba lai do J Wassalam Rina, 35, Batam From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantaunet@googlegroups.com] On Behalf Of Akmal Nasery Basral Sent: Wednesday, November 20, 2013 12:39 PM To: rantaunet@googlegroups.com Subject: Re: [R@ntau-Net] (OOT) Ada kapal Nazi di laut Jawa, benarkah Hitler mati di Indonesia? Rky Rina di Batam dan sanak Arsandi n.a.h. Dr. Poch (yang makamnya di Surabaya) jelas bukan Adolf Hitler karena satu hal kecil, tapi sangat saintifik secara biologis, tanpa perlu uji DNA. Hitler mempunyai ciri telinga Free Earlobe (bagian bawah telinga menggantung seperti huruf U sebelum menyambung ke wajah), sedangkan Dr. Poch memiliki ciri telinga Attached Earlobe (bagian bawah daun telinga langsung menyambung ke wajah). Wajah orang, rambut, kondisi pipi, dll, bisa berubah sesuai perjalanan waktu dan usia. Tapi kondisi telinga, khususnya earlobe, selalu konsisten sejak kanak-kanak sampai uzur. Untuk penjelasan lebih rinci soal ini pernah dibahas Enigma pada link berikut: http://xfile-enigma.blogspot.com/2013/05/apakah-hitler-mati-di-indonesia-ana lisa.html?m=1 Dan saya termasuk yang percaya, berdasarkan bacaan-bacaan lain, bahwa Dr. Poch bukanlah Adolf Hitler. Sehingga seluruh konstruksi "teori" para penulis yang yakin bahwa makam Hitler di Surabaya menjadi sangat tidak meyakinkan. Wass, ANB 45, Cibubur Pada 20 November 2013 09.39, Rina Permadi <r...@rantaunet.org> menulis: Assalamu'alaikum Pak Aryandi, Di novel Pak Rizki Ridyasamara berjudul The Escape; Misteri Kuburan Hitler di Surabaya dijelaskan mengenai semua cerita yang ada di link berita ini. Dan novel itu sudah terbit lama yaitu Januari 2011. Kalo kapal selam U-Boat ko baru diketemukan, ambo jadi semakin yakin jo novel2 nan ditulis Pak Rizki ko, ampia sadonyo fakta. Dan menariknyo ado hubungan jo PRRI bagai ditulis di novel tu. Tapi ambo agak alah lupo pastinyo, sepertinyo ttg Kol. Simbolon, maaf ambo alah dari 2011 mambaconyo, cuman bia ambo ulang tengok novel tu baliak. So interesting, mokasih sharingnyo Pak Aryandi. Wassalam Rina, 35, Batam From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantaunet@googlegroups.com] On Behalf Of Aryandi Ilyas Sent: Wednesday, November 20, 2013 8:40 AM To: rantaunet Subject: [R@ntau-Net] (OOT) Ada kapal Nazi di laut Jawa, benarkah Hitler mati di Indonesia? Ada kapal Nazi di laut Jawa, benarkah Hitler mati di Indonesia? MERDEKA.COM. Kemarin ada penemuan mengejutkan di Laut Jawa yang diungkap tim peneliti dari Pusat Arkeologi Nasional, yakni bangkai kapal selam Nazi Jerman tipe Unterseeboot atau U-Boat. Penemu bangkai kapal adalah para penyelam lokal dari Karimun Jawa. Bahkan di reruntuhan kapal ini juga ditemukan sejumlah perkakas angkatan laut Jerman. "Baru pertama ini kita menemukan reruntuhan kapal selam Jerman. Kalau kapal perang sisa perang dunia II sudah sering, tapi kapal selam apalagi jenis U-Boat baru kali ini," kata Ketua Tim Peneliti Pusat Arkeologi Nasional Bambang Budi Utomo saat berbincang dengan merdeka.com, Selasa (19/11). Pertanyaannya, apakah kapal itu berkaitan dengan isu bahwa Adolf Hitler, pimpinan Nazi Jerman, meninggal di Indonesia? Agaknya terlalu cepat menyimpulkan demikian. Tapi yang pasti, sampai kini kematian Hitler masih menjadi misteri. Sebelumnya, pimpinan partai Nazi berjuluk Fuhrer, itu diyakini tewas bunuh diri di sebuah bunker di Berlin pada 30 April 1945. Namun, berita itu ternyata salah. Seperti dikutip dari laman Daily Telegraph, Senin 28 September 2009, Program History Channel Documentary Amerika Serikat, menyebut tengkorak Hitler yang disimpan Rusia bukan milik sang Fuhrer. Belakangan diketahui tengkorak tersebut milik perempuan berusia di bawah 40 tahun, bukan Hitler yang dinyatakan meninggal di usia 56 tahun. Penemuan ini, menguatkan kembali teori konspirasi bahwa Hitler tidak mati pada 1945. Dia diduga melarikan diri dan mati di usia tua. Tak syak, sejumlah teori langsung mengemuka pasca-fakta tengkorak Hitler diungkap Daily Telegraph. Ada yang mengatakan Hitler meninggal di Argentina, Brazil, Amerika Selatan, bahkan Indonesia. Tapi tulisan ini tidak mengulas tentang teori konspirasi kematian Hitler di negara lain selain Indonesia. Di Tanah Air sempat muncul buku yang ditulis KGPH Soeryo Goeritno Msc. Judulnya: Rahasia yang terkuak - Hitler mati di Indonesia. Kisah Hitler mati di Indonesia diawali dari sebuah artikel di Harian Pikiran Rakyat pada 1983. Penulisnya bernama dr Sosrohusodo, dokter lulusan Universitas Indonesia yang pernah bertugas di kapal yang dijadikan rumah sakit bernama 'Hope' di Sumbawa Besar. Sosro menceritakan pengalamannya bertemu dengan dokter tua asal Jerman bernama Poch di Pulau Sumbawa Besar pada 1960. Poch adalah pimpinan sebuah rumah sakit terbesar di pulau tersebut. Dia mengklaim, Poch, dokter tua asal Jerman yang dia temui dan ajak bicara, itu adalah Hitler di masa tuanya. Bukti-bukti yang diajukan Sosro, adalah Poch tak bisa berjalan normal, dan selalu menyeret kaki kirinya ketika berjalan. Kemudian, tangan kiri dokter Jerman itu selalu bergetar. Dia juga punya kumis vertikal mirip Charlie Chaplin, dengan kepala gundul. Kondisi ini diyakini mirip dengan gambaran Hilter di masa tuanya, seperti yang dia temukan di sejumlah buku biografi sang Fuhrer. Saat bertemu dengannya pada 1960, orang yang diduga Hitler berusia 71 tahun dan sangat misterius: tidak punya lisensi untuk jadi dokter, bahkan dia sama sekali tak punya keahlian tentang kesehatan. Sosro mengaku pernah memeriksa tangan kiri Poch yang selalu bergetar. Saat menanyakan kapan gejala ini mulai terjadi, Poch lalu bertanya pada istrinya yang lalu menjawab, "ini terjadi ketika Jerman kalah di pertempuran dekat Moskow. Saat itu Goebbels mengatakan padamu bahwa kau memukuli meja berkali-kali." Goebbels yang disebut istri Poch diduga adalah Joseph Goebbe, menteri propaganda Jerman yang dikenal loyal dengan Hilter. Kata Sosro, istri Poch, yang diduga Eva Braun, beberapa kali memanggil suaminya 'Dolf', yang diduga kependekan dari Adolf Hitler. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.