Ass.ww, pak Saaf, dinda ZD dan sanak diplanta n.a.h
Saya mungkin agak beda namun intinya untuk memajukan minang. Kalau yang dimaksud level satu adalah pimpinan partai politik, presiden dan wakil presiden, DPR dan MPR dalam sistim banyak partai dan kursi bisa dibeli dengan uang mungkin level satu ini tidak saja sulit untuk tokoh dari minang juga akan sulit bagi tokoh dari daerah lain, bukan tak mungkin dengan kekuatan uang dalam waktu dekat level satu ini akan terbuka dimasuki dengan kekuatan uang oleh kawan kita dari etnis cina. Memang mungkin ada banyak yang resah tapi banyak juga yang menerima seperti apa adanya. Bagi kita orang minang tak perlulah begitu resah, patah tumbuh hilang akan berganti. Selagi sistim politik dinegeri ini masih sistim banyak partai, dari sekarang minang lebih baik banting setir, kita harus mengarahkan generasi kita kedepan untuk menguasai ekonomi bukan untuk pencari kerja. Kalau dasar pencari kerja meskipun nanti tercapai juga ke level satu hasilny hanya tokoh-tokoh semu saja. Namun demikian perlu juga kita urai sedikit kenapan tokoh-tokoh minang tidak lagi bisa mencapai level satu itu. Ini mungkin minangkabau itu sudah hilang 3 generasi: 1. 1. Generasi yang dewasa pada tahun 50-an , tahun 60-an sebagian terpaksa exodus dari Sumbar , tak kuat menahan tekanan setelah PRRI, generasi inipun menumpang hidup ditempat lain, kalau ada satu dua yang menonjol, mungkin suatu keistmewaan. 2. 2. Generasi yang dewasa di era 70-an dihimpit oleh sistim pendekatan keamanan orde baru, tidak bisa bergerak kecuali ikut. 3. 3. Generasi 2000-an keatas generasi yang hidup dalam keadaan kacau disemua tatanan kenegaraan disebabkan korupsi yang merajalela. Tak ada lagi untuk dipedomani, tak ada lagi tauladan. Jadi bagi kita minang terimalah ini seperti air mengalir, ibarat kereta api mau lewat, naik tak naik kita, kereta ini akan lewat juga. Hanya yang perlu bagi kita minang, bantinglah stir dari sekarang, jangan generasi kedepan dipersiapkan lagi untuk pencari kerja, boleh saja sekolah sampai S3 atau S apalah namanya, namun jangan ijazah itu dijajakan di pasar kerja tapi kedepan harus hidup dengan menggunakan keahlian pendidikan itu. Diarahkan jangan tergoda dengan kemewahan. Mudah-mudahan kedepan kita tidak lagi bicara pengangguran, generasi minang kedepan diharapkan tidak banyak lagi yang tertarik jadi PNS atau jadi kuli diperusahan. Mungkin juga pesan kepada generasi kedepan “kalau mau kaya bergeraklah di dagang/ekonomi, kalau jadi pegawa atau karyawan tak akan kaya kecuali maling. Bagi kita yang tua terutama generasi saya diakui dari SD sudah diarahkan untuk jadi PNS tidak diarahkan untuk berdagang, memang waktu itu PNS mengiurkan. Ada memang satu dua negeri di Sumbar yang dari kecil sudah mengarahkan generasinya berdagang tapi untuk seluruh Sumbar belum merata. Moratoriumlah minang dalam politik untuk beberapa decade ini, serahkanlah estafet itu kepada yang lain. Kedepan ekonomi akan menjadi kunci untuk menduduki semua level dinegeri ini seperti dinegara demokrasi maju laiinya.. Mohon maaf kalau ada yang tidak berkenan. Wass, Maturidi (L-75) Asal Talang-Solok-Kutianyia Duri Riau . Pada 26 November 2013 09.00, Zaid Dunil <zdu...@gmail.com> menulis: > Ass ww > Pak Saaf dan sanak sapanalta RN n a h > > Menarik skali kajian yang disampaikan pak SONDRI DT KAYO > > Yang disampaikan itu menurut saya kenyataannya seperti itu. Kita tidak > bisa mencetak pemimpin secara instan atau karbitan. Pemimpin itu harus > mengalami proses pematangan melalui pemikiran orisinilnya yang berskala > kebangsaan, diakui masyarakat dan kalau diberi tugas dapat melaksanakannya > dengan baik. Dia juga bisa memasarkan dirinya ke tingkat elit dan diterima > dalam kalangan elit bangsa dan keberadaannya diakui dan diperhitunglkan. > > Saya yakin satu persatu akan ada anak Minang yang menapak ke level satu > itu, baik dari kalangan TNI/POLRI maupun dari kalangan sipil/politik. Orang > Minang yang sekarang exist di level satu yang dikemukakan Pak Sondri Dt > Kayo itu , menurut saya masih sepadan dengan jumlah penduduk Minang > (Sumbar) yang hanya 4,8 juta atau hanya 2 % dari total penduduk Indonesia > yang 237,6 juta itu. Kita memang agak prihatin karena ‘greget’ nya nyaris > tidak terdengar. > > Wassalam > > Dunil Zaid.. 70+9/12. Kpg Ujuang Pandan Parak Karambia,Pdg. Tingga di Jkt. > > > 2013/11/26 Dr. Saafroedin Bahar <saafroedin.ba...@rantaunet.org> > >> Para sanak sekalian, ada kerisauan penulis ini tentang berkurangnya >> jumlah tokoh Minang di tingkat nasional. Benarkah demikian ? Mengapa kita >> harus risau ? Sudah idealkah kehidupan di kampung halaman kita sendiri ? >> >> Wassalam,SB,77, Jkt. >> >> >> http://www.harianhaluan.com/index.php/opini/27425-tokoh-minang-untuk-indonesia?format=pdf >> >> >> >> >> >> >> Sent from my iPad >> -- >> . >> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat >> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ >> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. >> =========================================================== >> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: >> * DILARANG: >> 1. Email besar dari 200KB; >> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; >> 3. Email One Liner. >> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta >> mengirimkan biodata! >> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting >> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply >> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & >> mengganti subjeknya. >> =========================================================== >> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: >> http://groups.google.com/group/RantauNet/ >> --- >> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari >> Grup Google. >> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, >> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . >> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. >> >> > -- > . > * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain > wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ > * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. > =========================================================== > UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: > * DILARANG: > 1. Email besar dari 200KB; > 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; > 3. Email One Liner. > * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta > mengirimkan biodata! > * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting > * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply > * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & > mengganti subjeknya. > =========================================================== > Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/ > --- > Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari > Grup Google. > Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, > kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . > Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. > -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.