Ass ww Sanak *st. eF Al Zain Sikumbang*
*Kuala Lumpur*

*Penemuan ini amat bagus, menghilangkan kecermasan terhadap masakan Minang,
yang banyak orang non Minang menghindarinya karena salah persepsi. Menurut
saya pernyataan Guru Besar Gizi dari Unand ini perlu disebar luaskan untuk
diketahui oleh Masyarakat banyak .  Masyarakat Indonesia Umumnya.*
*Mohon izin ikut share menyebarkannya. Mudah2an akan dapat merubah citra
masakan Minang sebagai makanan yang sehat dan enak. Terima kasih*
*Wassalam*
*Dunil Zaid, 70 + 11/12. Kpg Ujuang Pandan Parak Karambia, Pdg.Tingga di
Jkt. *


2014/1/19 st. eF Al Zain Sikumbang <efmuhan...@gmail.com>

> Ko panukuak e.. bisa mencegah panyakik ( Kalau indak balabiahan )
>
> *Ini Kandungan Masakan Tradisional Minang yang Bisa Cegah Penyakit*
>
>  *RANAHBERITA-*Masyarakat tidak perlu lagi takut mengonsumsi masakan
> tradisional Minang yang sarat dengan santan. Bumbu-bumbu yang terdapat di
> dalamnya secara langsung menetralisir resiko dampak lemak jenuh santan.
>
> Bumbu yang dimaksud seperti jahe, kunyit, lengkuas, dan dedaunan lainnya
> mengandung antioksidan. Antioksidan berfungsi menstabilkan radikal bebas.
>
> "Senyawa ini muncul akibat berbagai proses kimiawi dalam tubuh,
> metabolisme sel, peradangan, efek proses oksidasi sel pada saat kita
> bernafas, olahraga berlebihan dan berada dalam lingkungan yang tercemar,
> seperti asap kendaraan bermotor, asap rokok, limbah dan radiasi matahari
> atau radiasi kosmis. Bahkan radiasi cahaya dari monitor televisi atau
> komputer bisa jadi pemicu munculnya radikal bebas," kata Guru Besar Bidang
> Gizi Fakultas Kedokteran Unand Nur Indrawaty Liputo kepada ranahberita.com
> .
>
> Menurut Indrawaty, radikal bebas dapat menyebabkan penyakit seperti
> penyakit jantung, diabetes dan kanker. Sebahagian radikal bebas berasal
> dari dalam tubuh dan sebahagiannya dari luar tubuh.
>
> "Antioksidan dapat dibuat dalam tubuh dapat pula berasal dari makanan yang
> kita makan atau suplemen yang mengandung antioksidan yang disebut
> antioksidan eksogen. Makanan yang banyak mengandung vitamin E, vitamin C,
> beta karoten serta flavonoid adalah contoh antioksidan eksogen," ujarnya.
>
> Bagian Gizi Fakuktas Kedokteran Unand telah melakukan penelitian tentang
> aktivitas antioksidan 34 jenis makanan tradisional Minang. Sampel
> dikumpulkan dari tiga sumber yakni katering, rumah makan dan rumahan.
>
> "Sebanyak 100 gram dari masing-masing jenis masakan dihaluskan kemudian
> dikering-bekukan. Setelah itu dihitung aktivitas antioksidan dengan memakai
> standar ekivalen quercetin," tambahnya.
>
> Dari hasil penelitian itu, didapatkan masakan yang paling tinggi kandungan
> antioksidannya pada katering yakni gulai daun ubi. Kemudian pada masakan
> rumah makan, sambal cabe hijau menjadi masakan yang mengandung antioksidan
> paling tinggi. Sedangkan masakan rumahan, yang paling tinggi kandungan
> oksidannya adalah gulai daun ubi.
>
> "Makanan yang berasal dari sayuran berwarna hijau pekat dan diolah dengan
> memakai banyak bumbu adalah makanan yang paling tinggi nilai aktifitas
> antioksidannya," kata Indrawaty. *(Arjuna/Ed1)*
>
>
> *-=============*
>
> sumber :
> http://ranahberita.com/news.php?id_news=1921view%20:Ini%20Kandungan%20Masakan%20Tradisional%20Minang%20yang%20Bisa%20Cegah%20Penyakit&kategori=Berita#.Utvh2vsRXs1
>
> *Wassalam,*
>
>
>
>
> *st. eF Al Zain Sikumbang *
>
> *Kuala Lumpur*
>
>
> Pada 19 Januari 2014 22.36, St. eF Al Zain Sikumbang <efmuhan...@gmail.com
> > menulis:
>
> *Guru Besar Ilmu Gizi Unand Ungkap Rahasia Sehat Masakan Minang*
>>
>>
>>  *RANAHBERITA*-- Masakan tradisional masyarakat Minangkabau selama ini
>> dinilai tidak sehat karena memakai santan dan bumbu yang banyak. Misalnya
>> pada makanan seperti gulai, rendang dan masakan yang mengandung santan
>> lainnya. Diduga menyebabkan sakit jantung, tekanan darah tinggi dan stroke.
>>
>> Hal itu dibantah oleh penelitian Prof. dr. Nur Indrawaty Lipoeto,
>> MMedSci, Phd, SpGK, yang baru dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang
>> Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Rabu (20/11/2013).
>>
>> Dia mengatakan, kalau orang Minang berhenti memakan santan dan malah
>> beralih memakan makanan yang digoreng bisa berakibat fatal. Alasannya,
>> melihat kecenderungan masyarakat saat memasak, semakin banyak santan, maka
>> akan semakin banyak bumbu.
>>
>> "Bumbu dalam masakan Minang yang memakai santan adalah rahasia sehat dari
>> makanan orang Minang," kata Indrawaty dalam wawancara dengan
>> ranahberita.com, Senin (26/11/2013).
>>
>> Bumbu yang dimaksud adalah kunyit, jahe, lengkuas, serai, daun salam,
>> cabe, bawang merah dan putih serta daun-daun lainnya. Bumbu ini dikatakan
>> sehat karena mengandung antioksidan. Antioksidan berfungsi sebagai zat yang
>> menetralisir lemak jenuh pada santan dan hewan.
>>
>> "Hal yang ditakutkan dari masakan Minang itu kan lemak daging yang
>> bercampur dengan lemak kelapa. Kedua lemak itu merupakan lemak jenuh yang
>> jahat. Namun, ketika diramu oleh orang Minang dengan bumbu khasnya, lemak
>> itu bisa dinetralisir dengan zat antioksidan yang terdapat di dalam bumbu
>> itu," ujar jebolan Monash University, Australia ini.
>>
>> Makanan tradisional Minang yang dianggap sehat itu adalah masakan yang
>> memakai santan dan mengandung bumbu yang disebutkan di atas. Di antara
>> bumbu tersebut, menurut Indrawaty, yang paling tinggi kandungan
>> antioksidannya adalah jahe, kunyit, dan cabe.
>>
>> "Samba lado hijau itu sebenarnya juga baik. Tapi, tak mungkin orang makan
>> cabe itu dalam jumlah banyak, paling sedikit saja. Tapi kalau digulai,
>> kecenderungan orang kalau makan gulai akan menyantap kuahnya lebih banyak.
>> Sehingga bisa menyerap zat antioksidan cabe lebih besar juga," ujarnya.
>>
>> Makanan yang berbahaya bagi kesehatan itu, tambah Indrawaty adalah
>> gorengan. Jika masyarakat Minang mengganti santan dengan minyak goreng,
>> tentu orang akan semakin minim memakan bumbu-bumbu di atas. Sehingga, lemak
>> yang terdapat pada minyak goreng itu diserap tanpa ada yang menetralisir.
>>
>> Sebenarnya, kata Indrawaty, lemak yang terkandung dalam santan jauh lebih
>> sedikit dari minyak goreng. Dibandingkan santan dan minyak goreng dalam
>> jumlah yang sama, misalnya masing-masing dalam satu gelas, maka lemak pada
>> santan hanya 30 persen. Sedangkan lemak minyak goreng itu 100 persen
>> kandungannya.
>>
>> "Jadi selama ini kita melihat, kebanyak orang Minang tidak percaya diri
>> ketika bicara soal makanan. Karena menganggap makanan khas Minangkabau
>> tidak sehat. Padahal tidak masalah. Itulah hebatnya nenek moyang kita yang
>> telah memikirkannya di zaman yang serba terbatas. Kalau memang tidak sehat,
>> buktinya sampai sekarang kita baik-baik saja," ujar dosen yang juga pernah
>> menuntut ilmu di Sheffield University, Inggris ini.
>>
>> Menurutnya, kecemasan masyarakat akan masakan Minangkabau muncul sejak
>> tahun 1950an. Peneliti dari Amerika mendapatkan hasil bahwa penderita sakit
>> jantung karena lemak jenuh. Lemak jenuh yang dimaksud adalah lemak jenuh
>> hewani. "Penelitian mereka terhadap orang yang mengonsumsi lemak jenuh
>> hewani. Orang Amerika tidak ada makan kelapa. Sementara, kadar lemak jenuh
>> kelapa dan hewan itu berbeda,"
>>
>> Indrawaty meminta, agar masyarakat tetap mengonsumsi masakan tradisional
>> yang mengandung dengan bumbu-bumbu khas. Alasannya, selain aman untuk
>> kesehatan juga merupakan kekayaan budaya.
>>
>> "Asalkan makannya jangan berlebihan. Apapun makanannya, kalau berlebihan
>> tidak baik bagi kesehatan," tambah Indrawaty. *(Arjuna/Ed1)*
>>
>> *====*
>>
>> sumber :http://ranahberita.com/news.php?id_news=1876#.UtvhxPsRXs2
>>
>>
>> *Wassalam,*
>>
>>
>> *st. eF Al Zain*
>>
>> *KL*
>>
>> --
>> .
>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>> ===========================================================
>> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
>> * DILARANG:
>> 1. Email besar dari 200KB;
>> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>> 3. Email One Liner.
>> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
>> mengirimkan biodata!
>> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
>> mengganti subjeknya.
>> ===========================================================
>> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
>> http://groups.google.com/group/RantauNet/
>> ---
>> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
>> Grup Google.
>> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
>> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
>> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>>
>
>  --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

Kirim email ke