Wa'alaikumsalam wr wb Mak Zaid Dunil..

Batua bana Mak.. citra salamo ko bisa barubah, sahinggo batambah banyak nan
suko jo masakan kito.. Aamiinn

wassalam,




*st. eF Al Zain Sikumbang*

*Kuala Lumpur*


Pada 20 Januari 2014 07.15, Zaid Dunil <zdu...@gmail.com> menulis:

> Ass ww Sanak *st. eF Al Zain Sikumbang*
> *Kuala Lumpur*
>
> *Penemuan ini amat bagus, menghilangkan kecermasan terhadap masakan
> Minang, yang banyak orang non Minang menghindarinya karena salah persepsi.
> Menurut saya pernyataan Guru Besar Gizi dari Unand ini perlu disebar
> luaskan untuk diketahui oleh Masyarakat banyak .  Masyarakat Indonesia
> Umumnya.*
> *Mohon izin ikut share menyebarkannya. Mudah2an akan dapat merubah citra
> masakan Minang sebagai makanan yang sehat dan enak. Terima kasih*
> *Wassalam*
> *Dunil Zaid, 70 + 11/12. Kpg Ujuang Pandan Parak Karambia, Pdg.Tingga di
> Jkt. *
>
>
> 2014/1/19 st. eF Al Zain Sikumbang <efmuhan...@gmail.com>
>
> Ko panukuak e.. bisa mencegah panyakik ( Kalau indak balabiahan )
>>
>> *Ini Kandungan Masakan Tradisional Minang yang Bisa Cegah Penyakit*
>>
>>  *RANAHBERITA-*Masyarakat tidak perlu lagi takut mengonsumsi masakan
>> tradisional Minang yang sarat dengan santan. Bumbu-bumbu yang terdapat di
>> dalamnya secara langsung menetralisir resiko dampak lemak jenuh santan.
>>
>> Bumbu yang dimaksud seperti jahe, kunyit, lengkuas, dan dedaunan lainnya
>> mengandung antioksidan. Antioksidan berfungsi menstabilkan radikal bebas.
>>
>> "Senyawa ini muncul akibat berbagai proses kimiawi dalam tubuh,
>> metabolisme sel, peradangan, efek proses oksidasi sel pada saat kita
>> bernafas, olahraga berlebihan dan berada dalam lingkungan yang tercemar,
>> seperti asap kendaraan bermotor, asap rokok, limbah dan radiasi matahari
>> atau radiasi kosmis. Bahkan radiasi cahaya dari monitor televisi atau
>> komputer bisa jadi pemicu munculnya radikal bebas," kata Guru Besar Bidang
>> Gizi Fakultas Kedokteran Unand Nur Indrawaty Liputo kepada
>> ranahberita.com.
>>
>> Menurut Indrawaty, radikal bebas dapat menyebabkan penyakit seperti
>> penyakit jantung, diabetes dan kanker. Sebahagian radikal bebas berasal
>> dari dalam tubuh dan sebahagiannya dari luar tubuh.
>>
>> "Antioksidan dapat dibuat dalam tubuh dapat pula berasal dari makanan
>> yang kita makan atau suplemen yang mengandung antioksidan yang disebut
>> antioksidan eksogen. Makanan yang banyak mengandung vitamin E, vitamin C,
>> beta karoten serta flavonoid adalah contoh antioksidan eksogen," ujarnya.
>>
>> Bagian Gizi Fakuktas Kedokteran Unand telah melakukan penelitian tentang
>> aktivitas antioksidan 34 jenis makanan tradisional Minang. Sampel
>> dikumpulkan dari tiga sumber yakni katering, rumah makan dan rumahan.
>>
>> "Sebanyak 100 gram dari masing-masing jenis masakan dihaluskan kemudian
>> dikering-bekukan. Setelah itu dihitung aktivitas antioksidan dengan memakai
>> standar ekivalen quercetin," tambahnya.
>>
>> Dari hasil penelitian itu, didapatkan masakan yang paling tinggi
>> kandungan antioksidannya pada katering yakni gulai daun ubi. Kemudian pada
>> masakan rumah makan, sambal cabe hijau menjadi masakan yang mengandung
>> antioksidan paling tinggi. Sedangkan masakan rumahan, yang paling tinggi
>> kandungan oksidannya adalah gulai daun ubi.
>>
>> "Makanan yang berasal dari sayuran berwarna hijau pekat dan diolah dengan
>> memakai banyak bumbu adalah makanan yang paling tinggi nilai aktifitas
>> antioksidannya," kata Indrawaty. *(Arjuna/Ed1)*
>>
>>
>> *-=============*
>>
>> sumber :
>> http://ranahberita.com/news.php?id_news=1921view%20:Ini%20Kandungan%20Masakan%20Tradisional%20Minang%20yang%20Bisa%20Cegah%20Penyakit&kategori=Berita#.Utvh2vsRXs1
>>
>> *Wassalam,*
>>
>>
>>
>>
>> *st. eF Al Zain Sikumbang *
>>
>> *Kuala Lumpur*
>>
>>
>> Pada 19 Januari 2014 22.36, St. eF Al Zain Sikumbang <
>> efmuhan...@gmail.com> menulis:
>>
>> *Guru Besar Ilmu Gizi Unand Ungkap Rahasia Sehat Masakan Minang*
>>>
>>>
>>>  *RANAHBERITA*-- Masakan tradisional masyarakat Minangkabau selama ini
>>> dinilai tidak sehat karena memakai santan dan bumbu yang banyak. Misalnya
>>> pada makanan seperti gulai, rendang dan masakan yang mengandung santan
>>> lainnya. Diduga menyebabkan sakit jantung, tekanan darah tinggi dan stroke.
>>>
>>> Hal itu dibantah oleh penelitian Prof. dr. Nur Indrawaty Lipoeto,
>>> MMedSci, Phd, SpGK, yang baru dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang
>>> Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Rabu (20/11/2013).
>>>
>>> Dia mengatakan, kalau orang Minang berhenti memakan santan dan malah
>>> beralih memakan makanan yang digoreng bisa berakibat fatal. Alasannya,
>>> melihat kecenderungan masyarakat saat memasak, semakin banyak santan, maka
>>> akan semakin banyak bumbu.
>>>
>>> "Bumbu dalam masakan Minang yang memakai santan adalah rahasia sehat
>>> dari makanan orang Minang," kata Indrawaty dalam wawancara dengan
>>> ranahberita.com, Senin (26/11/2013).
>>>
>>> Bumbu yang dimaksud adalah kunyit, jahe, lengkuas, serai, daun salam,
>>> cabe, bawang merah dan putih serta daun-daun lainnya. Bumbu ini dikatakan
>>> sehat karena mengandung antioksidan. Antioksidan berfungsi sebagai zat yang
>>> menetralisir lemak jenuh pada santan dan hewan.
>>>
>>> "Hal yang ditakutkan dari masakan Minang itu kan lemak daging yang
>>> bercampur dengan lemak kelapa. Kedua lemak itu merupakan lemak jenuh yang
>>> jahat. Namun, ketika diramu oleh orang Minang dengan bumbu khasnya, lemak
>>> itu bisa dinetralisir dengan zat antioksidan yang terdapat di dalam bumbu
>>> itu," ujar jebolan Monash University, Australia ini.
>>>
>>> Makanan tradisional Minang yang dianggap sehat itu adalah masakan yang
>>> memakai santan dan mengandung bumbu yang disebutkan di atas. Di antara
>>> bumbu tersebut, menurut Indrawaty, yang paling tinggi kandungan
>>> antioksidannya adalah jahe, kunyit, dan cabe.
>>>
>>> "Samba lado hijau itu sebenarnya juga baik. Tapi, tak mungkin orang
>>> makan cabe itu dalam jumlah banyak, paling sedikit saja. Tapi kalau
>>> digulai, kecenderungan orang kalau makan gulai akan menyantap kuahnya lebih
>>> banyak. Sehingga bisa menyerap zat antioksidan cabe lebih besar juga,"
>>> ujarnya.
>>>
>>> Makanan yang berbahaya bagi kesehatan itu, tambah Indrawaty adalah
>>> gorengan. Jika masyarakat Minang mengganti santan dengan minyak goreng,
>>> tentu orang akan semakin minim memakan bumbu-bumbu di atas. Sehingga, lemak
>>> yang terdapat pada minyak goreng itu diserap tanpa ada yang menetralisir.
>>>
>>> Sebenarnya, kata Indrawaty, lemak yang terkandung dalam santan jauh
>>> lebih sedikit dari minyak goreng. Dibandingkan santan dan minyak goreng
>>> dalam jumlah yang sama, misalnya masing-masing dalam satu gelas, maka lemak
>>> pada santan hanya 30 persen. Sedangkan lemak minyak goreng itu 100 persen
>>> kandungannya.
>>>
>>> "Jadi selama ini kita melihat, kebanyak orang Minang tidak percaya diri
>>> ketika bicara soal makanan. Karena menganggap makanan khas Minangkabau
>>> tidak sehat. Padahal tidak masalah. Itulah hebatnya nenek moyang kita yang
>>> telah memikirkannya di zaman yang serba terbatas. Kalau memang tidak sehat,
>>> buktinya sampai sekarang kita baik-baik saja," ujar dosen yang juga pernah
>>> menuntut ilmu di Sheffield University, Inggris ini.
>>>
>>> Menurutnya, kecemasan masyarakat akan masakan Minangkabau muncul sejak
>>> tahun 1950an. Peneliti dari Amerika mendapatkan hasil bahwa penderita sakit
>>> jantung karena lemak jenuh. Lemak jenuh yang dimaksud adalah lemak jenuh
>>> hewani. "Penelitian mereka terhadap orang yang mengonsumsi lemak jenuh
>>> hewani. Orang Amerika tidak ada makan kelapa. Sementara, kadar lemak jenuh
>>> kelapa dan hewan itu berbeda,"
>>>
>>> Indrawaty meminta, agar masyarakat tetap mengonsumsi masakan tradisional
>>> yang mengandung dengan bumbu-bumbu khas. Alasannya, selain aman untuk
>>> kesehatan juga merupakan kekayaan budaya.
>>>
>>> "Asalkan makannya jangan berlebihan. Apapun makanannya, kalau berlebihan
>>> tidak baik bagi kesehatan," tambah Indrawaty. *(Arjuna/Ed1)*
>>>
>>> *====*
>>>
>>> sumber :http://ranahberita.com/news.php?id_news=1876#.UtvhxPsRXs2
>>>
>>>
>>> *Wassalam,*
>>>
>>>
>>> *st. eF Al Zain*
>>>
>>> *KL*
>>>
>>> --
>>> .
>>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
>>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
>>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>>> ===========================================================
>>> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
>>> * DILARANG:
>>> 1. Email besar dari 200KB;
>>> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>>> 3. Email One Liner.
>>> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
>>> mengirimkan biodata!
>>> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>>> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>>> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
>>> mengganti subjeknya.
>>> ===========================================================
>>> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan
>>> di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
>>> ---
>>> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
>>> Grup Google.
>>> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
>>> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
>>> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>>>
>>
>>  --
>> .
>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>> ===========================================================
>> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
>> * DILARANG:
>> 1. Email besar dari 200KB;
>> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>> 3. Email One Liner.
>> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
>> mengirimkan biodata!
>> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
>> mengganti subjeknya.
>> ===========================================================
>> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
>> http://groups.google.com/group/RantauNet/
>> ---
>> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
>> Grup Google.
>> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
>> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
>> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>>
>
>  --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

Reply via email to