(5 Views) January 15, 2015 8:00 am | Published by sgl17 | No comment Muslim Suardi — Sebelum subuh awal tahun baru 2015. Tatkala sebagian orang tertidur pulas pagi hari, 1 Januari 2015, karena begadang merayakan malam tahun baru, saya tersentak dan haru biru membaca tulisan seseorang bernama Faisal.
Faisal, yang mungkin seorang anak muda pengagum Moh Natsir yang akrab disapa Aba. Ia menulis ‘Tuhan, tolonglah kembalikan Aba Natsir dan ambil aku yang tak berguna ini! Karena, kematian seribu orang Faisal masih lebih ringan bagi selamatnya bangsa ini dari kehilangan satu Natsir! Kami gagal Tuhan. Istri-istri kami melahirkan Natsir-Natsir baru. Maafkan ananda Aba! 24 Desember 2009. Setelah termenung, muncul pertanyaan dibenak saya, ada apa dengan ungkapan perasaan Faisal? Jujur saya menyatakan, nama Moh Natsir bagi saya tidak begitu menempel seperti tokoh-tokoh nasional asal Sumatera Barat, Agus Salim, Sutan Sjahrir, Buya Hamka, Moh Yamin, Mohammad Hatta. Tampaknya saya bukan seorang diri, ternyata keadaan yang sama saya temukan dari kalangan segenerasi saya. Namun, setelah saya searc hing di internet, ternyata nama Moh Natsir sangat disegani, tidak saja di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. Mungkin karena perjuangan beliau bertentangan dengan pemerintah saat itu, sehingga mengakibatkan beliau tidak terekspos dengan baik. Siapa Moh Natsir? Moh Natsir dilahirkan di Alahan Panjang, Solok pada 17 Juli 1908. Kedua orangtua beliau berasal dari Maninjau. Ia terlahir dari ayah, Idris Sutan Saripado, pegawai pemerintah dan pernah menjadi Asisten Demang di Bonjol. Pada 20 Oktober 1934, Moh Natsir membina bahtera rumah tangga dengan Nurnahar di Bandung. Dari pernikahan tersebut, beliau dikaruniai enam anak. Aba pada mulanya sekolah di Sekolah Dasar pemerintah di Maninjau, kemudian Holland Inlandische School, HIS, pemerintah di Solok, pindah ke HIS Adabiyah di Padang, HIS Solok dan kembali HIS pemerintah di Padang. Beliau kemudian meneruskan pendidikannya di MULO, Meer Uitgebreid Lager Onderwijs, setingkat SMP di Padang, seterusnya AMS A 2 (SMA jurusan Sastra Barat) di Bandung. Walaupun akan mendapatkan beasiswa seperti di MULO dan AMS untuk belajar di Fakultas Hukum di Jakarta atau Fakultas Ekonomi di Rotterdam, dia tidak melanjutkan studinya dan lebih tertarik pada perjuangan Islam. Pendidikan agama mulanya diperoleh dari orangtuanya, kemudian ia masuk Madrasah Diniyah di Solok pada sore hari dan belajar mengaji Al Qur’an pada malam hari di surau. Pengetahuan agamanya bertambah dalam di Bandung ketika dia berguru kepada ustaz Ahmad Hasan, tokoh Persatuan Islam di Bandung. Kesederhanaan Aba Natsir terungkap dari tulisan seorang Guru Besar Cornell University. Aba Natsir, seorang pejabat yang mempunyai integritas tinggi. Beliau tidak mudah tergoda rayuan pihak tertentu yang menawarkan bantuan yang jelas akan dapat mempengaruhi kebijakan beliau sebagai pejabat negara. Kiranya keteguhan akan prinsip integritas anti korupsi ini perlu diteladani pejabat kita. Selain itu, Aba Natsir sangat mencintai bidang pendidikan, terbukti dengan peran beliau dalam mendirikan sejumlah perguruan tinggi dan universitas Islam. Setidaknya ada sembilan kampus yang diperani Aba Natsir dalam pendiriannya. Pada zaman agresi Belanda beliau telah ikut mendirikan Universitas Islam Indonesia, kemudian berturut-turut antara lain Universitas Islam Bandung, Universitas Islam Sumatera Utara, Universitas Ibnu Khaldun Bogor, Universitas Islam Djakarta, Universitas Islam Makassar, dan Univ Universitas Riau. Tahun 1984, Aba Natsir juga tercatat sebagai Ketua Badan Penasehat Yayasan Pembina Pondok Pesantren Indonesia, dan banyak lagi peran penting beliau baik di kancah politik, pendidikan, dakwah dan lain sebagainya. Selama masa hidup, beliau dianugerahkan tiga gelar Doctor Honoris Causa satu dari Lebanon, dan dua dari Malaysia. Masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, Aba Natsir dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional pada 10 November 2008, tepat pada seratus tahun kelahiran negarawan Moh Natsir. Peran Aba Natsir dalam pendirian perguruan tinggi perlu mendapat penghargaan. Pada zaman beliau yang dalam keadaan ekonomi yang sulit, dan dibawah tekanan penguasa beliau mampu berperan dalam mendirikan sembilan, tidak tanggung-tanggung, sembilan universitas! Peran ini perlu diteladani dan dilaksanakan para tokoh pendidikan di negara kita. Beliau bukan termasuk kelompok NATO (No Action Talk Only!) Dan juga bukan anggota NADO (No Action Dream Only). Beliau adalah Aba Natsir yang telah berbuat, berbuat, dan berbuat tidak saja untuk bangsanya, tetapi juga umat! Aba Natsir tetap santun dan hormat kepada siapapun, tidak peduli apakah lawan atau kawan. Beliau juga hormat kepada seorang tokoh Partai Komunis Indonesia yang terkenal pada zamannya tersebut. Seorang ulama Sumatera Barat yang disegani, Buya H Masoed Abidin dalam suatu pelatihan dosen pada cikal bakal Universitas Mohamamad Natsir memaparkan Aba Natsir seorang yang disiplin. Walaupun seorang menteri, beliau rela datang lebih awal dan menunggu, agar acara yang diselenggarakan dapat terlaksana tepat waktu. Agaknya disiplin ini juga perlu diteladani para pejabat kita. Dari uraian di atas, maka apa yang ditulis oleh Faisal di atas bukanlah hal yang dilebih-lebihkan. Tidak salah kiranya bila kita semua perlu memberikan penghargaan kepada Pembina dan Pengu rus Yarsi Sumbar, yang telah berupaya keras mendirikan Universitas Mohammad Nat sir di Bukittinggi. (*) http://hariansinggalang.co.id/m-natsir-perdana-menteri-sederhana-peduli-pendidikan/ -- *Wassalam* *Nofend St. Mudo38th/Cikarang | Asa: Nagari Pauah Duo Nan Batigo - Solok SelatanTweet: @nofend <http://twitter.com/#!/@nofend> | YM: rankmarola * *https://www.facebook.com/nofend <https://www.facebook.com/nofend>* -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.