Salam juga Fitr.

Kenapa banyak orang -- terutama di Indonesia -- pesimistis melihat
pertumbuhan bank syariah? Penyebabnya karena salah persepsi seakan-akan BS
hanya satu-satunya indikator perkembangan keuangan syariah (Islamic
finance). Padahal seperti Fitr bilang, trend globalnya adalah meningkat
seperti pada kutipan singkat dari IFAC (International Federation of
Accountings) di bawah ini.

… Islamic finance is now a growth industry and its recent performance
contrasts sharply with that of its conventional counterpart.

Prior to the financial crisis, according to a report by *McKinsey in 2013,
Financial Globalization: Retreat or Reset?,* global financial assets had
grown at about 8 percent per annum during the period 1990 to 2007. Since
2007, this growth rate has slumped to just under 2 percent per annum. In
contrast to overall growth of the global financial sector, according
to the Islamic
Financial Services Board <http://www.ifsb.org/> (IFSB)’s *Islamic Financial
Services Industry Stability Report of 2014*
<http://ifsb.org/docs/IFSB%20-%20IFSI%20Stability%20Report%20TEXT%20FINAL%20(OUTPUT).pdf>
*, *Islamic finance has grown at over 20 percent per annum since 2007; and
Sukūk issuances have grown at a rate of about 24 percent per annum in this
period.

Lengkapnya sila cermati tautan berjudul "Islamic Finance: A Trend Too
Significant to Ignore" yang dirilis Desember 2014 ini:

http://www.ifac.org/global-knowledge-gateway/viewpoints/islamic-finance-trend-too-significant-ignore

Sementara "Islamic Finance Outlook 2015" yang dikeluarkan Standar & Poor's
Rating Services (McGraw Hill Financial), menulis di bagian
pengantarnya: … Standard
& Poor’s Ratings Services believes that assets held by Islamic financial
institutions worldwide--which we estimate at about *$1.8 trillion*--are
likely to sustain double-digit growth over the coming few years to reach
about *$3 trillion*."

http://www.islamicfinance.com/wp-content/uploads/2014/12/islamicfinanceoutlook2015.pdf

Jadi ambo sepakat dengan Fitr, bahwa siapa rezim yang sedang berkuasa di
tanah air, sebetulnya tak berpengaruh banyak bagi perkembangan BS,
melainkan lebih pada trend keuangan syariah dunia yang gelombangnya juga
akan berdampak di sini.

Untuk indikator-indikator lain dari Global Islamic Economy (GIE) Indicator
yang lebih real time, silakan intip Zawya.com (Thomson Reuters), misalnya
untuk posisi Top 10 Countries yang per hari ini peringkat 1 diduduki oleh
Malaysia dan No. 10 oleh Indonesia:

http://www.zawya.com/giei/

GIE merupakan agregat dari 6 indikator yang diukur konsisten (Islamic
Finance, Halal Food, Halal Travel, Modest Fashion, Halal Media &
Recreation, dan Halal Pharmaceuticals & Cosmetics).

Sebetulnya dalam konteks Sumatra Barat, jika ada ketajaman melihat peluang
ekonomi Islam ini dan menautkannya dengan programm-program terkait yang
bisa dibangun/diperkuat di Sumatra Barat sesuai dengan 6 indikator itu,
tingkat pertumbuhan industri dan kemakmuran masyarakat Sumbar pasti akan
lebih signifikan dan lebih cepat.

Tapi itulah, karena sifat masyarakat kita (Minang) yang lebih suka --
meminjam istilah Bung Hatta -- untuk menampilkan "Islam gincu" karena lebih
jelas TERLIHAT, ketimbang "Islam garam" meski lebih berperan dalam
PERUBAHAN, maka tak sedikit yang lebih suka bersibuk-sibuk mengurusi
"gincu" dalam bentuk kontemporernya sekarang, yakni kesibukan mempersiapkan
DIM itu ketimbang mengoptimalkan ikhtiar untuk memanfaatkan dan ambil
bagian dalam  keuangan syariah global berdasarkan perkembangan
indikator-indikator yang bisa dibaca setiap saat -- dan hanya berjarak satu
ketukan keyboard komputer saja jauhnya dari jemari.


Wassalam,

ANB

















Pada 4 Mei 2015 22.27, Fitrianto <fitr.tanju...@gmail.com> menulis:

> Salaam,
>
> Da ANB,
> jadi subananyo indak adoh pengaruhnyo tuk perkembangan perbankan syariah
> ko, rezimnyo 'sekuler' atau 'islam (koalisi saluruah partai Islam)' doh nyo?
> Lah dicubo 10 tahun jo koalisi saluruah partai Islam, sekitar 0.6%/tahun
> pertumbuhannyo.
> Kito caliak lah basamo2, baa pulo lakek tangan rezim 'sekuler' kini k...:)
>
> Sabalun pemilu ambo pernah menyampaikan siapopun pemerintahnyo, ekonomi
> Islam/syariah akan berkembang karano itu trend dunia.
> Makanan halal sajo masalnyo, nan pasarnyo 1 trilyun dolar, diparabuikkan
> dek non muslim macam Brazil dll.
> Pemain baru nan aktif kiniko Korsel jo Japang, sahinggo  di Japang lah
> banyak pulo kini restoran Japang halal.
> Sertifikat halal lah laku pulo.
>
> Soal fatwa Muhammaidiyah, bantuaknyo Muhammadiyah juo nan maajakan ka
> masyarakat, buliah indak ikuik kesepakatan otoritas.
> Contohnyo masalah awal puaso jo hari rayo tu...hehehe
>
> Wassalam
> fitr
> lk/40/albany NY
>
>
>
>
>
> 2015-05-03 20:29 GMT-04:00 Akmal Nasery Basral <ak...@rantaunet.org>:
>
>> Tarimo kasih ateh ralat data Pak Zorion Anas.
>>
>> Untuk kalimat terakhir pak ZA, "Jadi kesimpulan saya bank syariah hanya
>> pelepas dahaga bukan tujuan utama yang besar, kecuali kalau negara ini juga
>> berdasarkan syariah seperti termaktub dalam piagam jakarta yang tidak
>> mungkin akan ada." ambo kiro masalahnya tidak sejauh itu, sampai perlu
>> menautkan dengan Piagam Jakarta.
>>
>> Kita lihat pada fakta yang lebih dekat saja bahwa, ambil contoh
>> masyarakat Sumbar misalnya, yang selalu dikaitkan dengan Muhammadiyah,
>> tersebab banyaknya warga Sumbar (Minang) yang menjadi pengurus, anggota,
>> aktivis, simpatisan Muhammadiyah terbesar di luar Jawa.
>>
>> Ada contoh kontradiktif di sini:
>>
>> 1. Kalau sudah menyangkut penetapan 1 Ramadhan, mungkin semua warga
>> Sumbar akan mengikuti penetapan Muhammadiyah dibandingkan mengikuti
>> penetapan negara (atau NU), yang biasanya berbeda satu hari, dalam konteks
>> terjadi perbedaan awal 1 Ramadhan. Padahal ini tingkatnya baru Maklumat
>> Pimpinan Pusat. Seperti untuk 1 Ramadhan ini, Muhammadiyah sudah
>> mengumumkan 1 Ramadhan jatuh pada 18 Juni 2015.
>>
>>
>> http://news.detik.com/read/2015/05/03/083819/2904064/10/muhammadiyah-tetapkan-1-ramadan-18-juni-idul-fitri-17-juli-2015
>>
>> 2. Akan tetapi ketika (Majelis Tarjih dan Tajdid) Muhammadiyah memutuskan
>> fatwa (No. 8/2006) bahwa BUNGA (INTEREST) ADALAH RIBA, berapa banyak orang
>> yang mengaku Muhammadiyah mengikuti fatwa ini? Padahal ini tingkatannya
>> sudah fatwa, bukan lagi -- dan berada di atas -- maklumat pimpinan pusat
>> seperti dalam penetapan 1 Ramadhan.
>>
>> Aneh, bukan?
>>
>> Maklumat 1 Ramadhan PP Muhammadiyah (dengan metode hisab) kadang membuat
>> umat di lapangan bisa dianggap paling benar (bahkan sering digunakan untuk
>> oleh beberapa individu -- bukan oleh PP Muhammadiyah -- untuk menyudutkan
>> NU dan Pemerintah yang "tidak modern" karena hisab lebih akurat dibanding
>> rukyatul hilal), padahal sesungguhnya penetapan 1 Ramadhan tahun ini yang
>> jatuh pada 18 Juni 2015, tanpa menunggu maklumat PP Muhammadiyah pun bisa
>> kita temukan dengan mudah di beragam aplikasi digital di gadget-gadget
>> sekarang. Salah satunya adalah pada apps Muslim Pro yang ada di iPad
>> seperti ambo sertakan ini (terlampir), yang sejak tahun lalu pun sudah
>> menunjukkan 1 Ramadhan jatuh pada 18 Juni.
>>
>> Sementara FATWA Majelis Tarjih dan Tajdid yang diputuskan melibatkan
>> banyak ulama dengan penerapan istinbath (metode penetapan dalil) yang
>> sering melibatkan fiqh antarmazhab dalam konsiderannya (meski fiqh di
>> Indonesia utamanya mengacu pada mazhab Syafii), justru tidak terlalu
>> berdampak di masyarakat.
>>
>> Terbukti dari posisi Sumbar dalam BS yang di peringkat ke-4 dari 10
>> provinsi Sumatra akhir tahun lalu. Logikanya, kalau masyarakat Sumbar
>> konsisten mengaku sebagai umat Muhammadiyah, fatwa tentang haramnya bunga
>> bank itu menjadi faktor utama yang membuat Sumbar SEHARUSNYA berada di
>> peringkat 1 nasabah Bank Syariah, bukan Sumatra Utara.
>>
>> Di sini, ada kontradiksi lain yang terlihat jelas. Sementara (sebagian)
>> orang Sumbar juga getol sekali menyebut pihak tertentu sebagai "Islam
>> Liberal", tetapi sesungguhnya dalam melihat kasus ketaatan terhadap fatwa
>> Muhammadiyah di atas (tidak usahlah dikembangkan lebih jauh menjadi Fatwa
>> MUI, cukup dalam level Muhammadiyah), justru Sumbar yang sangat "liberal",
>> bukan?
>>
>> Itulah yang ambo maksudkan bahwa ihwal bank syariah ini terlalu jauh
>> hubungannya dengan soal Piagam Jakarta, Pak Zorion.
>>
>> Wassalam,
>>
>> ANB
>>
>> Bagi yang ingin membaca fatwa lengkap No.8 Tahun 2006 yang terdiri dari 8
>> (delapan) keputusan itu, silakan baca di sini:
>>
>>
>> http://tarjih.muhammadiyah.or.id/muhfile/tarjih/download/Fatwa%2008-2006_Bunga%20Bank.pdf
>>
>>
>>
>>
>  --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
> Grup.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke