Da Akmal, mak Darwin,

Dapek BC bbrp waktu yg lalu, panambah sajo...


###########

Boleh, Tapi Jangan Dikerjakan! ::.

dari ustadz Musyaffa


Pak Kamsud pagi itu belum sempat sarapan di rumah, maka sebelum kerja, ia
mampir dulu di Warteg Pak Karman langganannya. Belum juga sempat duduk, Pak
Kamsud langsung ditembak pertanyaan sama pak Karman.

Nah, ini dia Pak Kamsud kebetulan sekali nih" kata pak Karman. "Ada apa
emang koq pakai kebetulan segala?" tanya pak Kamsud keheranan. "Gini pak
Kamsud, dari kemaren di Warteg ini banyak orang ngobrolin tentang baca
Quran dengan langgam Jawa, menurut pak Kamsud sendiri gimana itu?" "Ya,
kalo menurut saya pribadi sih itu namanya kurang kerjaan." "Lha koq gitu
pak?" tanya pak Karman.

"Sekarang fungsi daripada baca Quran itu sendiri apa coba, saya tanya pak
Karman?" "Ya untuk didengar, dipahami, dihayati dan kemudian diamalkan."
"Nah betul itu. Sekarang kalo baca Quran tapi malah bikin konflik apa itu
gak kurang kerjaan namanya?" "Gak gitu juga lah pak Kamsud, selama baca
Quran itu telah memenuhi kaidah Tajwid dan tidak merubah maknanya, mau
dibaca dengan nada Jawa atau nada Arab juga terserah aja kan? Lagian banyak
juga lho, para Kyai yang mengatakan itu boleh."

"Tanpa sedikit pun mengurangi rasa hormat saya kepada para Ulama, tapi
penjelasan mereka itu harus kita pahami secara proporsional pak Karman;
karena mereka mungkin mengungkapkan hukum dasarnya saja, bukan siasat
fatwanya. Maka bisa jadi sesuatu itu diperbolehkan, tapi tetap jangan
dikerjakan karena dapat mendatangkan mafsadat lain yang lebih besar dan
belum tentu sepadan dengan prediksi maslahat yang akan didapat."

"Maksud pak Kamsud gimana sih, saya koq makin gak paham?" "Maksud saya
gini, pak Karman biasa shalat Jumat pakai baju koko, sarung dan peci.
Sekarang coba nanti pak Karman shalat Jumat pakai kaos singlet, celananya
setengah betis yang penting nutup aurat, kemudian pakai helm sebagai ganti
peci. Itu sah gak menurut pak Karman?
Dengan alasan; bahwa kaos singlet itu lebih adem kalo dipake, dan helm itu
jauh lebih menjamin keselamatan kepala kita?"

"Ya nggak sah tho pak Kamsud, masa' shalat pakai helm, kurang kerjaan
saja." "Shalatnya tetep sah pak Karman, karena shalat itu yang penting
pakaiannya suci dan menutup aurat, ini kaedah dasarnya, hukum awalnya. Tapi
memang, shalat dengan memakai helm itu sesuatu yang kurang kerjaan,
demikian juga shalat dengan kaos singlet, meskipun ada yang membolehkan,
tetap saja itu aneh dan kurang kerjaan.

Jadi, meskipun boleh, tapi jangan dilakukan!" "Koq bisa pak, seuatu yang
boleh tapi jangan dikerjakan?" "Jadi begini, pak Karman tahu karung goni
kan? Itu lho, yang biasa dibuat balap karung anak-anak pas 17-an? Sekarang
kalo umpamanya ada wanita yang memakai karung goni untuk menutup auratnya,
mulai dari atas sampai bawah dia pakai karung goni, lalu dia jalan ke
pasar, ikut majlis taklim dan nganter anak ke sekolah dengan kostum kaya
gitu, boleh gak itu?

Secara hukum dasar itu boleh-boleh saja, karena Islam hanya memerintahkan
wanita menutup auratnya dengan batasan yang jelas, adapun mengenai jenis
kain yang digunakan, itu kan gak ada keterangan detailnya. Jadi hal semacam
ini, meskipun boleh, tapi aneh di sebuah masyarakat, makanya jangan
dilakukan karena bisa menimbulkan fitnah." "Tapi kan, nada Jawa itu bukan
sesuatu yang aneh bagi masyarakat kita Pak?" "Tidak aneh kalo untuk
wayangan, tapi aneh kalo untuk baca Quran.

Seperti memakai sarung itu tidak aneh kalo buat shalat di masjid, tapi coba
pakai sarung saat ngantor atau ngajar di sekolahan, anak SD juga tahu kalo
itu aneh dan mereka bakal ngetawain kita."

"Jadi intinya boleh tapi jangan dikerjakan? Kalo saya tetap melakukannya
gimana pak?" "Ya sudah gini saja pak, sekarang bapak punya Warteg yang
banyak pelanggannya, biasanya saat pak Karman melayani pelanggan maka pak
Karman akan membersihkan piring dengan sebuah kain lap.

Sekarang coba bapak pergi ke toko dan beli CELANA DALAM yang baru, paling
bagus, paling mahal, merk-nya terkenal, steril dan belum pernah dipakai,
kemudian pak Karman kalau ada pelanggan datang, nanti pak Karman nge- lap
piringnya pakai celana dalam yg baru itu, gimana?"

"Ah, aneh-aneh saja pak Kamsud ini, koq idenya nggilani kaya gitu?!" "Lho,
ini bukan nggilani pak, pada faktanya, mohon maaf ini, CELANA DALAM yang
baru dari toko itu jauh lebih bersih dari kain lap punya pak Karman yang
sudah dipakai berkali-kali, keduanya sama-sama kain, yang membedakan hanya
bentuk jahitannya saja.

Jadi secara hukum dasar, sah-sah saja kalau pak Karman menggunakan CELANA
DALAM buat nge-lap piring." "Kalo kaya gitu pelanggan saya nanti bakal
kabur semuanya lah pak Kamsud."

"Nah, itulah yang ingin saya sampaikan pak Karman. Kita ini hidup di tengah
masyarakat Indonesia, kita harus paham mana yang telah menjadi perspektif
paten dalam sebuah masyarakat, sehingga hal tersebut perlu kita jaga dan
tak perlu kita mengada-ada sebuah inovasi dengan alasan yang kita buat-buat
namun ide tersebut justru membuat masyarakat ribut dan berpecah-belah.

Sudah cukuplah kita ini diuji dengan banyak hal, apa tidak cukup kita diuji
dengan harga-harga meroket namun mata uang justru menghujam dan menyelam?

Islam Nasionalis itu adalah Islam yang sadar dia tengah hidup di mana dan
berhadapan dengan siapa, jangan terlalu anti banget lah dengan yang
berbau-bau Arab, masa' nanti kalo kita mati minta dikafanin dengan batik?
Dan gak mau dikafanin dengan kain putih? Mungkin itu boleh, tapi sekali
lagi, jangan dikerjakan!" "Pertanyaan terakhir pak, tadi pak Kamsud
nyinggung tentang Siasat Fatwa, maksudnya apa itu pak?"

"Dalam konteks ini maksud saya adalah; menghindari kontroversi horisontal
antara masyarakat yang dapat menjerumuskan ke dalam perpecahan.

Sebisa mungkin kita hindari hal tersebut dengan mengambil pendapat yang
dapat menyatukan umat. Dalam Al-Quran, hal ini dicontohkan oleh Nabi Harun,
yaitu saat Samiri, seorang gembong munafik bani Israel membuat lembu
sesembahan, Nabi Harun tidak lantas seketika menghukumnya, akan tetapi
mengakhirkannya hingga adik beliau, yaitu Nabi Musa datang.

Pada dasarnya menyekutukan Allah itu dosa besar, tapi dengan kecerdasan
Siasat Fatwa agar bani Israel tidak terpecah-belah, Nabi Harun kala itu
lebih mengedepankan persatuan umat daripada permasalahan akidah. Walaupun
memang, akhirnya mereka mendapat hukuman juga.

Jadi, tugas pemimpin itu adalah menjaga persatuan rakyatnya, bukan malah
bikin mereka ribut dan saling hujat." "Okelah pak Kamsud, makasih buat
sharingnya!" "Saya juga terimakasih buat pak Karman, yang bakalan kasih
saya makan gratis pagi ini.. hehe." "Haha.. cerdik juga pak Kamsud ini,
boleh, boleh.. silahkan makan sepuasnya. Khusus buat hari ini pak Kamsud
saya gratisin.." "Naaah.. gitu dong, itu baru bener-bener Muslim
Nasionalis, membantu dan merangkul saudaranya yang tengah kelaparan..
haha.."


Wassalammu'alaikum wr. wb
Aryandi, 41th+, Ciledug, Tangerang
*Tingkatkan Integritas Diri, Jalin Silahturrahim, Mari Bersinergi, Ayo
Jemput Rezeki, Bantu Anak Negeri*

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke