Assalamualaikum da akmal.. 
selamat lah ciek dulu dengan "baju" barunyo... 
ambo ingin mengingatkan uda soal nan akan dihadapi pada pemilu 2019 nanti. 
Semoga uda alah tau dan jadi pembahasan di internal Partai Idaman. Kalau alun, 
semoga sharing informasinya bisa bermanfaat.
1.  Soal Keterwakilan Perempuan di pengurus tiap tingkatan sebesar 30 
persenmencermati struktur di tingkat pusat (dpp) dengan lima orang di posisi 
waketum, tentu hal ini akan membuat struktur partai jadi gemuk.. Ini akan 
menyulitkan nantinya dalam menyusun kepengurusan di tingkat provinsi, 
kabupaten/kota dan kecamatan serta kelurahan. Karena, nantinya struktur partai 
di bawah akan menyerupai kepengurusan di tingkat pusat. Mencari perempuan 
aktivis di tingkat pusat mungkin tak terlalu sulit, tapi jika nanti sudah 
sampai di level bawah, ini akan merepotkan jika struktur partai gemuk. Misal, 
jika pengurus harian partai ini nanti ada 50 orang, tentu sebanyak 15 orang di 
antaranya nanti harus lah perempuan. Ini sulit uda. (lihat Pasal 2 UU No 2 
Tahun 2008 tentang Parpol)
2. Soal syarat administrasi partai dianggap sah jadi peserta pemilu yang cukup 
berat di UU Parpol yakni kepengurusan harus pada setiap provinsi dan paling 
sedikit
75% (tujuh puluh lima perseratus) dari jumlah kabupaten/kota pada provinsi yang 
bersangkutan dan paling sedikit 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah 
kecamatan pada kabupaten/kota yang bersangkutan;
Hal ini sebenarnya berkelindan dengan kepengurusan perempuan tadi da akmal. 
Jika kuota perempuan saja sudah tak terpenuhi, alamat tak lolos lah dalam 
verifikasi sebagai parpol peserta pemilu 2019. Belum lagi syarat untuk memiliki 
kantor tetap hingga pemilu ini selesai dilaksanakan. Uda bisa cermati syaratnya 
di Pasal 3 UU 2/2009. 
Selain itu, informasi dari senayan dalam pemberitaan dua atau tiga hari lalu, 
badan legislasi DPR telah menyatakan, akan memprioritaskan pada 2016 ini revisi 
UU Parpol itu masuk dalam Prolegnas (program legislasi nasional).. Kita masih 
belum tahu, seperti apa mau 560 orang anggota DPR sekarang ini dengan UU Parpol 
itu. Belum ada mengemuka di ruang publik... 
saran awak ka uda, ndak baa juo dicontoh skema penulisan berita dalam menyusun 
kepengurusan partai iko da. skema piramida terbalik.... Ketek di ujung dan 
makin ka bawah makin banyak.. hal iko sekaligus bisa jadi tolak ukur, bara 
banyak kader yang bisa direkrut di awal pembentukan dan berapa potensi kursi 
yang bisa diraih pada pemilu nanti... Nan perlu dicermati pulo, pemilu 2019 
iko, serentak digelar dengan pemilu presiden... Rancak juo uda tanyo ka Pak RI 
langsung, apakah beliau managak an partai hanyo sekadar bisa jadi calon 
presiden?sebagaimana diketahui, beliau alah acok nio man-calon tapi selalu 
terkendala. Pemilu besok ko, ndak ado syarat parliament threshold lai da... 
yang penting, peserta pemilu lalu bisa ikuik bursa capres sebagaimana putusan 
Mahkamah Konstitusi pada 2014 kemarin... 
saitu se dulu da.. kalau ado nan lain nan talinteh dalam pangana, ambo 
sampaikan ka uda.. kalau nanti dianggap manyampah dek warga RN, bisa lewat 
japri se
imran, 38+, tingga di padang, gala mangindo kayo

n.  


     Pada Minggu, 18 Oktober 2015 14:32, Elthaf <eltha...@gmail.com> menulis:
   

 Wasswrwb,Pak Akmal,Pertama membaca koran Rakyat Merdeka pagi td, sy langsung 
kaget, apakah ini pak Akmal tg saya kenal? Kl melihat namanya yg tiga kata, ya 
ini betul.Hidup ini pilihan, sy juga heran, kl seorang Akmal terjun ke politik 
kok partai yg baru mancogok yg rasanya secara finansial partai ini juga tidak 
didukung konglomerat yg jadi pilihan, rasanya dengan kemampuan, kompetensi dan 
networking rasanya pak Akmal jauh di atas pengurus inti partai besar 
lain.Kemudian sy berfikir, tentu seorang Akmal sudah punya pilihan yg matang, 
cdan ada cita cira yg ingin disalurkan dan ada perahu yg notabene belum 
terkontaminasi dan ada label islamnya, tentu akmal sudah tau dan suap dengan 
konsekwensinya.Kemudian sy WA pak Akmal, st ucapkan selamat atas pilihan 
politiknya.Siangnya sy buka msilibg list rantau net, betul, ternyata seirang 
Akmal sudah bulat danbtwlah melalaui proses panjang san mohon petunjuk kpd 
Allah, dan akhirnya inilah keputusan yg paling berat itu.Selamat pak Akmal, smg 
cuta bapak tercapai dan tetap istiqamah, aamiin
Salam,Elthaf
Sent from my iPhone
On 17 Okt 2015, at 11.31, Akmal Nasery Basral <ak...@rantaunet.org> wrote:


Assalamu'alaikum Wr. Wb.Tuo-tuo Rantaunet n.a.h.Juga uda, uni, adiak n.a.s. 
karena Allah.
Jalan hidup kadang mengantarkan kita pada (banyak) peristiwa tak terduga. Atau 
lebih tepatnya, tidak kita rencanakan sebelumnya. Kita semua pernah merasakan 
hal ini, dalam berbagai bentuk. Untuk ambo, contohnya adalah kejadian berikut.
Beberapa bulan lalu (usai Idul Fitri), Sekjen Partai Idaman Ramdansyah Bakir 
(mantan Ketua Panwaslu DKI) mengontak ambo, menanyakan apakah ambo mau 
ngobrol-ngobrol dan memberikan masukan tentang kebudayaan, kepada Rhoma Irama 
(RI), Ketum Idaman. Bukan paparan yang ilmiah dan akademis, hanya sekadar 
obrolan biasa.  
Karena topiknya menarik minat ambo, dan sebagai bentuk implementasi silaturahim 
sesama muslim, ambo jawab mau. Apalagi ambo belum pernah berbicara dengan RI 
sebelumnya, meski aktif di majalah berita sekitar 16 tahun. Tak sekali pun 
pernah berbincang dan bertatap muka. 
Maka beberapa hari kemudian diadakan pertemuan di rumah RI, menjelang shalat 
Jumat.  RI menjelaskan visi misi Partai Idaman, ambo mendengarkan. Inti paparan 
RI: ingin mewujudkan bentuk Islam yang rahmatan lil alamin di Indonesia, dan 
membangun Indonesia yang Pancasilais. 
Ketika ambo diminta berkomentar, ambo bicara mengalir saja, dengan inti 
pendapat dua pula yakni:
(1). Alhamdulillah jika bentuk akhlakul karimah yang ingin dimunculkan Partai 
Idaman di Indonesia. Tetapi jangan dilupakan konteks, bahwa Indonesia yang 
dimaksud adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) seperti telah 
diperjuangkan para Bapak Bangsa, termasuk antara lain Bung Hatta, Haji Agus 
Salim, Pak Natsir, Buya Hamka, dll.
(2) Tentang kebudayaan secara umum, dan kesenian sebagai ekspresi khusus 
kebudayaan, tentu sangat baik jika banyak kesenian Islam yang muncul dan bisa 
menjadi kegemaran masyarakat. Tetapi jangan dilupakan konteks bahwa Indonesia 
adalah masyarakat majemuk, heterogen, maka bentuk-bentuk ekspresi kebudayaan 
masyarakat non-muslim pun perlu dihargai dan dirangkul, dengan catatan 
sepanjang tidak mencederai nilai-nilai ketuhanan dan merendahkan harkat 
martabat manusia. 
Reaksi RI mendengar ucapan ambo adalah tersenyum tipis dan sesekali 
mengangguk-anggukan kepala. Saat itu ambo tidak tahu apakah RI melakukan gestur 
tersebut sebagai bentuk keramahtamahan seorang tuan rumah terhadap tamu, atau 
memang RI setuju dengan pendapat ambo.
Tersebab sudah menjelang shalat Jumat, maka obrolan santai sekitar 40-45 menit 
itu pun usai. Dan tidak dilanjutkan setelah shalat Jumat karena RI harus 
terbang ke luar kota. 
Sekitar dua pekan kemudian, Sekjen Ramdansyah kembali menghubungi ambo 
menyatakan bahwa RI "sreg" dengan pendapat ambo dan menanyakan apakah ambo 
bersedia membantu sebagai Wakil Ketua Umum Partai Idaman Bidang Pengembangan 
Manusia dan Kebudayaan (total ada 5 Waketum seperti pada screen shot artikel 
Republika terlampir).  Waduh! Ambo benar-benar tak menyangka perkembangannya ke 
sana. Jadi ambo mencoba berkelit dengan sopan dengan mengatakan bahwa tentu 
masih banyak orang lain yang punya kapasitas dan kapabilitas lebih tinggi dari 
ambo untuk tema itu.
Jawaban Ramdan di ujung telpon, "Memang ada banyak orang yang ingin masuk DPP, 
tapi semua nama person di semua pos diputuskan Bang Haji, dan untuk Waketum 
Budaya beliau hanya sreg dengan Uda Akmal karena Uda sudah punya konsepnya. 
Bang Haji setuju sekali dengan apa yang Uda Akmal sampaikan."
Ma syaa Allah. 
Ambo pikir tadinya itu hanya perbincangan biasa yang digunakan RI sebagai 
brainstorming untuk mendapatkan ide-ide (segar) dalam menjalankan Partai Idaman 
kelak. Tentu RI sudah berbincang dengan banyak orang, dari berbagai bidang dan 
profesi, selain ambo.
Ambo minta waktu berpikir (sambil berdiskusi dengan anak istri, terutama 
menyangkut kondisi kehidupan kami yang saat ini juga tak bisa dibilang mapan, 
melainkan pas-pasan. Belum lagi menyangkut satu urusan domestik yang sedang 
keluarga ambo hadapi dan agak krusial). Tak lupa sebagai muslim, ambo pun minta 
petunjuk Allah Azza wa Jalla tindakan apa yang seharusnya ambo ambil atas 
tawaran seperti itu.
Uniknya semakin ambo mencoba menolak tawaran itu dengan meningkatkan 
justifikasi rasional bahwa dunia politik sekarang adalah dunia yang membutuhkan 
banyak "logistik", justru semakin sering ambo mendapat bayangan/visualisasi 
kehidupan Haji Agus Salim sang politikus besar yang rumah pun hampir selalu 
mengontrak. Terbayang pula kehidupan Sang Proklamator Bung Hatta, Bapak Bangsa, 
yang sampai akhir hayatnya pun sepatu Bally yang diinginkannya tetap tak 
terbeli. Muncul lagi gambaran-gambaran imajinatif tentan Pak Natsir, Pak 
Sjafruddin Prawiranegara, Buya Hamka, dll, ketika mereka menjadikan politik 
sebagai sarana dakwah untuk mendekatkan diri kepada Ilahi, bukan sarana 
memperkaya diri.
Teringat pula (salah satu) kuliah Prof. A. Rahman Zainuddin di FISIP UI, salah 
seorang dosen ambo dulu bahwa "moralitas itu sesungguhnya sesuatu yang melekat 
(embedded) pada diri politikus. Politikus yang tak bermoral sesungguhnya tak 
pantas disebut politikus, selain penghamba kekuasaan."
Waktu terus berjalan. Ambo "buying time" dengan tak segera menjawab, berharap 
RI sudah menemukan calon Waketum lain yang lebih cocok.  
Lalu datanglah hari ketika Ramdan kembali menelpon bagaimana jawaban ambo 
terhadap permintaan Bang Haji? Beliau masih menginginkan ambo membantu DARI 
DALAM Partai Idaman. Bukan dari luar. Susunan Pengurus yang definitif akan 
segera ditentukan karena jadwal Deklarasi Nasional (1 Muharram) semakin 
mendekat. 
Sebetulnya ini bukan pertama kalinya aku menolak tawaran bergabung di parpol. 
Tahun 2009 ambo pernah pula mendapat tawaran bergabung di sebuah parpol besar, 
juga di Departemen Budaya DPP. Tapi saat itu ambo masih bisa bilang, "Thanks, 
but no thanks."
Saat ini, meski sisi rasional benak ambo terus menerus menyarankan agar ambo 
menampik dengan sopan tawaran RI, tetapi sisi emosional dan spiritual ambo 
berkata lain dibanding tahun 2009. 
Saat ini ambo teringat bahwa RI pernah juga menjadi korban penzaliman Soeharto 
ketika di tahun 1977-1982 beliau dilarang tampil di TVRI tersebab keaktifannya 
sebagai juru kampanye PPP. Larangan itu baru diangkat tahun 1988. 
Belakangan ini, RI sering juga dijadikan "kuda tunggangan" oleh pihak-pihak 
lain, seperti tersaji gamblang dalam Pilpres tahun lalu. Dimanfaatkan. 
Belum lagi visinya untuk mewujudkan Islam yang rahmatan lil 'alamin dan sifat 
terbuka Partai Idaman (yang meski berbasis nilai-nilai Islam, namun tetap 
partai terbuka bagi non-muslim), adalah kredit yang patut diapresiasi. 
Akhirnya dengan mempertimbangkan seluruh faktor yang prosesnya tak mudah itu, 
berkonsultasi dengan keluarga, dan terus mengharapkan bimbingan Allah Azza wa 
Jalla, akhirnya ambo menyatakan menerima kepercayaan RI yang merupakan bentuk 
trust luar biasa besar atas kiprah ambo yang tidak ada apa-apanya dalam kancah 
dunia politik nasional selama ini. 
Bismillahirrahmanirrahim.
Maka sejak 1 Muharram 1437 (14 Oktober 2015) ambo dengan resmi menempuh 
(semoga) jalan dakwah baru dengan berkiprah langsung di dunia politik tanah 
air, setelah mengucapkan Sumpah dan Janji Pengurus Inti Partai Idaman di Tugu 
Proklamasi, dalam acara yang dihadiri 2000-an orang, baik sipil (non-partai) 
maupun wakil-wakil parpol yang hadir hampir dari seluruh parpol sekarang. 
Ambo sangat paham bahwa dunia politik Indonesia saat ini adalah dunia yang 
penuh fitnah, kejam, penuh tikungan berliku, di mana setiap senyuman yang 
terlihat belum tentu berisi kehangatan persaudaraan, malah bisa sebaliknya. 
Karena itulah dengan penuh kerendahan hati, ambo berharap agar seluruh Dunsanak 
RantauNet yang ambo hormati, untuk tetap berkenan membimbing, memberi masukan, 
sampai mengkritik jika diperlukan, sekiranya ada tanda-tanda langkah yang akan 
ambo lakukan melenceng dan keluar jalur di masa depan. Semoga itu tidak akan 
terjadi. 
Ini pilihan berat, salah satu terberat dalam hidup ambo. Tetapi ikhtiar untuk 
memperbaiki masyarakat, memperbaiki bangsa, harus tetap kita lakukan di mana 
pun kita berada.  Dan saat ini, kebetulan satu pintu politik sedang terbuka di 
hadapan ambo.  
Mohon maaf lahir batin jika ada Dunsanak RN yang kurang berkenan membaca 
posting ini. Sama sekali tidak ambo niatkan untuk promosi partai/kampanye, 
melainkan semata-mata karena ambo merasa sebagai bagian integral dari keluarga 
besar RantauNet. 
Wallahul muwaffiq ilaa aqwaamith thariq. Semoga Allah selalu menuntun kita ke 
jalan yang lurus.
Hamba Allah yang dhaif,
Akmal Nasery Basral47, Cibubur. 
Terlampir cuplikan berita Republika, Kamis 15 Oktober 2015.






-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
 1. Email besar dari 200KB;
 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
 3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


<IMG_20151015_145930.jpg>
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
 1. Email besar dari 200KB;
 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
 3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


  

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke