Mokasih ateh masukan dinda Imran Al.
Iyo bana tu duo pandapek dinda.
Satau ambo memang itu poin-poin nan acok dibahas kini di DPP dan oleh para
Korwil untuk membentuk DPW, DPC, DPAC.

In syaa Allah dek Sekjen Idaman adolah Ramdansyah Bakir (mantan Ketua
Panwaslu DKI) jadi lai khatam inyo soal-soal aturan legal formal ko.

Wassalam,

ANB

Pada 18 Oktober 2015 15.28, 'Imran Al' via RantauNet <
rantaunet@googlegroups.com> menulis:

> Assalamualaikum da akmal..
> selamat lah ciek dulu dengan "baju" barunyo...
> ambo ingin mengingatkan uda soal nan akan dihadapi pada pemilu 2019 nanti.
> Semoga uda alah tau dan jadi pembahasan di internal Partai Idaman. Kalau
> alun, semoga sharing informasinya bisa bermanfaat.
>
> 1.  Soal Keterwakilan Perempuan di pengurus tiap tingkatan sebesar 30
> persen
> mencermati struktur di tingkat pusat (dpp) dengan lima orang di posisi
> waketum, tentu hal ini akan membuat struktur partai jadi gemuk.. Ini akan
> menyulitkan nantinya dalam menyusun kepengurusan di tingkat provinsi,
> kabupaten/kota dan kecamatan serta kelurahan. Karena, nantinya struktur
> partai di bawah akan menyerupai kepengurusan di tingkat pusat. Mencari
> perempuan aktivis di tingkat pusat mungkin tak terlalu sulit, tapi jika
> nanti sudah sampai di level bawah, ini akan merepotkan jika struktur partai
> gemuk. Misal, jika pengurus harian partai ini nanti ada 50 orang, tentu
> sebanyak 15 orang di antaranya nanti harus lah perempuan. Ini sulit uda.
> (lihat Pasal 2 UU No 2 Tahun 2008 tentang Parpol)
> 2. Soal syarat administrasi partai dianggap sah jadi peserta pemilu yang
> cukup berat di UU Parpol yakni kepengurusan harus pada setiap provinsi dan
> paling sedikit
> 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari jumlah kabupaten/kota pada provinsi
> yang bersangkutan dan paling sedikit 50% (lima puluh perseratus) dari
> jumlah kecamatan pada kabupaten/kota yang bersangkutan;
> Hal ini sebenarnya berkelindan dengan kepengurusan perempuan tadi da
> akmal. Jika kuota perempuan saja sudah tak terpenuhi, alamat tak lolos lah
> dalam verifikasi sebagai parpol peserta pemilu 2019. Belum lagi syarat
> untuk memiliki kantor tetap hingga pemilu ini selesai dilaksanakan. Uda
> bisa cermati syaratnya di Pasal 3 UU 2/2009.
> Selain itu, informasi dari senayan dalam pemberitaan dua atau tiga hari
> lalu, badan legislasi DPR telah menyatakan, akan memprioritaskan pada 2016
> ini revisi UU Parpol itu masuk dalam Prolegnas (program legislasi
> nasional).. Kita masih belum tahu, seperti apa mau 560 orang anggota DPR
> sekarang ini dengan UU Parpol itu. Belum ada mengemuka di ruang publik...
>
> saran awak ka uda, ndak baa juo dicontoh skema penulisan berita dalam
> menyusun kepengurusan partai iko da. skema piramida terbalik.... Ketek di
> ujung dan makin ka bawah makin banyak.. hal iko sekaligus bisa jadi tolak
> ukur, bara banyak kader yang bisa direkrut di awal pembentukan dan berapa
> potensi kursi yang bisa diraih pada pemilu nanti... Nan perlu dicermati
> pulo, pemilu 2019 iko, serentak digelar dengan pemilu presiden... Rancak
> juo uda tanyo ka Pak RI langsung, apakah beliau managak an partai hanyo
> sekadar bisa jadi calon presiden?
> sebagaimana diketahui, beliau alah acok nio man-calon tapi selalu
> terkendala. Pemilu besok ko, ndak ado syarat parliament threshold lai da...
> yang penting, peserta pemilu lalu bisa ikuik bursa capres sebagaimana
> putusan Mahkamah Konstitusi pada 2014 kemarin...
>
> saitu se dulu da.. kalau ado nan lain nan talinteh dalam pangana, ambo
> sampaikan ka uda.. kalau nanti dianggap manyampah dek warga RN, bisa lewat
> japri se
>
> imran, 38+, tingga di padang, gala mangindo kayo
>
> n.
>
>
>
> Pada Minggu, 18 Oktober 2015 14:32, Elthaf <eltha...@gmail.com> menulis:
>
>
> Wasswrwb,
> Pak Akmal,
> Pertama membaca koran Rakyat Merdeka pagi td, sy langsung kaget, apakah
> ini pak Akmal tg saya kenal? Kl melihat namanya yg tiga kata, ya ini betul.
> Hidup ini pilihan, sy juga heran, kl seorang Akmal terjun ke politik kok
> partai yg baru mancogok yg rasanya secara finansial partai ini juga tidak
> didukung konglomerat yg jadi pilihan, rasanya dengan kemampuan, kompetensi
> dan networking rasanya pak Akmal jauh di atas pengurus inti partai besar
> lain.
> Kemudian sy berfikir, tentu seorang Akmal sudah punya pilihan yg matang,
> cdan ada cita cira yg ingin disalurkan dan ada perahu yg notabene belum
> terkontaminasi dan ada label islamnya, tentu akmal sudah tau dan suap
> dengan konsekwensinya.
> Kemudian sy WA pak Akmal, st ucapkan selamat atas pilihan politiknya.
> Siangnya sy buka msilibg list rantau net, betul, ternyata seirang Akmal
> sudah bulat danbtwlah melalaui proses panjang san mohon petunjuk kpd Allah,
> dan akhirnya inilah keputusan yg paling berat itu.
> Selamat pak Akmal, smg cuta bapak tercapai dan tetap istiqamah, aamiin
>
> Salam,
> Elthaf
>
> Sent from my iPhone
>
> On 17 Okt 2015, at 11.31, Akmal Nasery Basral <ak...@rantaunet.org> wrote:
>
> Assalamu'alaikum Wr. Wb.
> Tuo-tuo Rantaunet n.a.h.
> Juga uda, uni, adiak n.a.s. karena Allah.
>
> Jalan hidup kadang mengantarkan kita pada (banyak) peristiwa tak terduga.
> Atau lebih tepatnya, tidak kita rencanakan sebelumnya. Kita semua pernah
> merasakan hal ini, dalam berbagai bentuk. Untuk ambo, contohnya adalah
> kejadian berikut.
>
> Beberapa bulan lalu (usai Idul Fitri), Sekjen Partai Idaman Ramdansyah
> Bakir (mantan Ketua Panwaslu DKI) mengontak ambo, menanyakan apakah ambo
> mau ngobrol-ngobrol dan memberikan masukan tentang kebudayaan, kepada Rhoma
> Irama (RI), Ketum Idaman. Bukan paparan yang ilmiah dan akademis, hanya
> sekadar obrolan biasa.
>
> Karena topiknya menarik minat ambo, dan sebagai bentuk implementasi
> silaturahim sesama muslim, ambo jawab mau. Apalagi ambo belum pernah
> berbicara dengan RI sebelumnya, meski aktif di majalah berita sekitar 16
> tahun. Tak sekali pun pernah berbincang dan bertatap muka.
>
> Maka beberapa hari kemudian diadakan pertemuan di rumah RI, menjelang
> shalat Jumat.  RI menjelaskan visi misi Partai Idaman, ambo mendengarkan.
> Inti paparan RI: ingin mewujudkan bentuk Islam yang rahmatan lil alamin di
> Indonesia, dan membangun Indonesia yang Pancasilais.
>
> Ketika ambo diminta berkomentar, ambo bicara mengalir saja, dengan inti
> pendapat dua pula yakni:
>
> (1). Alhamdulillah jika bentuk akhlakul karimah yang ingin dimunculkan
> Partai Idaman di Indonesia. Tetapi jangan dilupakan konteks, bahwa
> Indonesia yang dimaksud adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
> seperti telah diperjuangkan para Bapak Bangsa, termasuk antara lain Bung
> Hatta, Haji Agus Salim, Pak Natsir, Buya Hamka, dll.
>
> (2) Tentang kebudayaan secara umum, dan kesenian sebagai ekspresi khusus
> kebudayaan, tentu sangat baik jika banyak kesenian Islam yang muncul dan
> bisa menjadi kegemaran masyarakat. Tetapi jangan dilupakan konteks bahwa
> Indonesia adalah masyarakat majemuk, heterogen, maka bentuk-bentuk ekspresi
> kebudayaan masyarakat non-muslim pun perlu dihargai dan dirangkul, dengan
> catatan sepanjang tidak mencederai nilai-nilai ketuhanan dan merendahkan
> harkat martabat manusia.
>
> Reaksi RI mendengar ucapan ambo adalah tersenyum tipis dan sesekali
> mengangguk-anggukan kepala. Saat itu ambo tidak tahu apakah RI melakukan
> gestur tersebut sebagai bentuk keramahtamahan seorang tuan rumah terhadap
> tamu, atau memang RI setuju dengan pendapat ambo.
>
> Tersebab sudah menjelang shalat Jumat, maka obrolan santai sekitar 40-45
> menit itu pun usai. Dan tidak dilanjutkan setelah shalat Jumat karena RI
> harus terbang ke luar kota.
>
> Sekitar dua pekan kemudian, Sekjen Ramdansyah kembali menghubungi ambo
> menyatakan bahwa RI "sreg" dengan pendapat ambo dan menanyakan apakah ambo
> bersedia membantu sebagai Wakil Ketua Umum Partai Idaman Bidang
> Pengembangan Manusia dan Kebudayaan (total ada 5 Waketum seperti pada
> screen shot artikel Republika terlampir).
>
> Waduh! Ambo benar-benar tak menyangka perkembangannya ke sana. Jadi ambo
> mencoba berkelit dengan sopan dengan mengatakan bahwa tentu masih banyak
> orang lain yang punya kapasitas dan kapabilitas lebih tinggi dari ambo
> untuk tema itu.
>
> Jawaban Ramdan di ujung telpon, "Memang ada banyak orang yang ingin masuk
> DPP, tapi semua nama person di semua pos diputuskan Bang Haji, dan untuk
> Waketum Budaya beliau hanya sreg dengan Uda Akmal karena Uda sudah punya
> konsepnya. Bang Haji setuju sekali dengan apa yang Uda Akmal sampaikan."
>
> Ma syaa Allah.
>
> Ambo pikir tadinya itu hanya perbincangan biasa yang digunakan RI sebagai
> brainstorming untuk mendapatkan ide-ide (segar) dalam menjalankan Partai
> Idaman kelak. Tentu RI sudah berbincang dengan banyak orang, dari berbagai
> bidang dan profesi, selain ambo.
>
> Ambo minta waktu berpikir (sambil berdiskusi dengan anak istri, terutama
> menyangkut kondisi kehidupan kami yang saat ini juga tak bisa dibilang
> mapan, melainkan pas-pasan. Belum lagi menyangkut satu urusan domestik yang
> sedang keluarga ambo hadapi dan agak krusial). Tak lupa sebagai muslim,
> ambo pun minta petunjuk Allah Azza wa Jalla tindakan apa yang seharusnya
> ambo ambil atas tawaran seperti itu.
>
> Uniknya semakin ambo mencoba menolak tawaran itu dengan meningkatkan
> justifikasi rasional bahwa dunia politik sekarang adalah dunia yang
> membutuhkan banyak "logistik", justru semakin sering ambo mendapat
> bayangan/visualisasi kehidupan Haji Agus Salim sang politikus besar yang
> rumah pun hampir selalu mengontrak. Terbayang pula kehidupan Sang
> Proklamator Bung Hatta, Bapak Bangsa, yang sampai akhir hayatnya pun sepatu
> Bally yang diinginkannya tetap tak terbeli. Muncul lagi gambaran-gambaran
> imajinatif tentan Pak Natsir, Pak Sjafruddin Prawiranegara, Buya Hamka,
> dll, ketika mereka menjadikan politik sebagai sarana dakwah untuk
> mendekatkan diri kepada Ilahi, bukan sarana memperkaya diri.
>
> Teringat pula (salah satu) kuliah Prof. A. Rahman Zainuddin di FISIP UI,
> salah seorang dosen ambo dulu bahwa "moralitas itu sesungguhnya sesuatu
> yang melekat (embedded) pada diri politikus. Politikus yang tak bermoral
> sesungguhnya tak pantas disebut politikus, selain penghamba kekuasaan."
>
> Waktu terus berjalan. Ambo "buying time" dengan tak segera menjawab,
> berharap RI sudah menemukan calon Waketum lain yang lebih cocok.
>
> Lalu datanglah hari ketika Ramdan kembali menelpon bagaimana jawaban ambo
> terhadap permintaan Bang Haji? Beliau masih menginginkan ambo membantu DARI
> DALAM Partai Idaman. Bukan dari luar. Susunan Pengurus yang definitif akan
> segera ditentukan karena jadwal Deklarasi Nasional (1 Muharram) semakin
> mendekat.
>
> Sebetulnya ini bukan pertama kalinya aku menolak tawaran bergabung di
> parpol. Tahun 2009 ambo pernah pula mendapat tawaran bergabung di sebuah
> parpol besar, juga di Departemen Budaya DPP. Tapi saat itu ambo masih bisa
> bilang, "Thanks, but no thanks."
>
> Saat ini, meski sisi rasional benak ambo terus menerus menyarankan agar
> ambo menampik dengan sopan tawaran RI, tetapi sisi emosional dan spiritual
> ambo berkata lain dibanding tahun 2009.
>
> Saat ini ambo teringat bahwa RI pernah juga menjadi korban penzaliman
> Soeharto ketika di tahun 1977-1982 beliau dilarang tampil di TVRI tersebab
> keaktifannya sebagai juru kampanye PPP. Larangan itu baru diangkat tahun
> 1988.
>
> Belakangan ini, RI sering juga dijadikan "kuda tunggangan" oleh
> pihak-pihak lain, seperti tersaji gamblang dalam Pilpres tahun lalu.
> Dimanfaatkan.
>
> Belum lagi visinya untuk mewujudkan Islam yang rahmatan lil 'alamin dan
> sifat terbuka Partai Idaman (yang meski berbasis nilai-nilai Islam, namun
> tetap partai terbuka bagi non-muslim), adalah kredit yang patut
> diapresiasi.
>
> Akhirnya dengan mempertimbangkan seluruh faktor yang prosesnya tak mudah
> itu, berkonsultasi dengan keluarga, dan terus mengharapkan bimbingan Allah
> Azza wa Jalla, akhirnya ambo menyatakan menerima kepercayaan RI yang
> merupakan bentuk trust luar biasa besar atas kiprah ambo yang tidak ada
> apa-apanya dalam kancah dunia politik nasional selama ini.
>
> Bismillahirrahmanirrahim.
>
> Maka sejak 1 Muharram 1437 (14 Oktober 2015) ambo dengan resmi menempuh
> (semoga) jalan dakwah baru dengan berkiprah langsung di dunia politik tanah
> air, setelah mengucapkan Sumpah dan Janji Pengurus Inti Partai Idaman di
> Tugu Proklamasi, dalam acara yang dihadiri 2000-an orang, baik sipil
> (non-partai) maupun wakil-wakil parpol yang hadir hampir dari seluruh
> parpol sekarang.
>
> Ambo sangat paham bahwa dunia politik Indonesia saat ini adalah dunia yang
> penuh fitnah, kejam, penuh tikungan berliku, di mana setiap senyuman yang
> terlihat belum tentu berisi kehangatan persaudaraan, malah bisa sebaliknya.
>
> Karena itulah dengan penuh kerendahan hati, ambo berharap agar seluruh
> Dunsanak RantauNet yang ambo hormati, untuk tetap berkenan membimbing,
> memberi masukan, sampai mengkritik jika diperlukan, sekiranya ada
> tanda-tanda langkah yang akan ambo lakukan melenceng dan keluar jalur di
> masa depan. Semoga itu tidak akan terjadi.
>
> Ini pilihan berat, salah satu terberat dalam hidup ambo. Tetapi ikhtiar
> untuk memperbaiki masyarakat, memperbaiki bangsa, harus tetap kita lakukan
> di mana pun kita berada.  Dan saat ini, kebetulan satu pintu politik
> sedang terbuka di hadapan ambo.
>
> Mohon maaf lahir batin jika ada Dunsanak RN yang kurang berkenan membaca
> posting ini. Sama sekali tidak ambo niatkan untuk promosi partai/kampanye,
> melainkan semata-mata karena ambo merasa sebagai bagian integral dari
> keluarga besar RantauNet.
>
> Wallahul muwaffiq ilaa aqwaamith thariq.
> Semoga Allah selalu menuntun kita ke jalan yang lurus.
>
> Hamba Allah yang dhaif,
>
> Akmal Nasery Basral
> 47, Cibubur.
>
> Terlampir cuplikan berita *Republika*, Kamis 15 Oktober 2015.
>
>
>
>
>
>
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
> Grup.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>
> <IMG_20151015_145930.jpg>
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
> Grup.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
> Grup.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke