Dari Kompas kita baca:

Syafii Maarif: Negara Tidak Boleh Kalah oleh Penganut "Teologi Maut" 

Lutfy Mairizal Putra
Kompas.com - 08/04/2017, 12:35 WIB

Tokoh masyarakat Buya Syafii Maarif memberikan paparannya pada acara 
Simposium Nasional Membedah Tragedi 1965, di Jakarta, Senin (18/4/2016).
(TRIBUNNEWS/HERUDIN)

*JAKARTA, KOMPAS.com* - Mantan Ketua PP Muhammadiyah 
<http://indeks.kompas.com/tag/muhammadiyah> Ahmad Syafii Maarif 
<http://indeks.kompas.com/tag/syafii.maarif> meminta kepada penegak hukum 
untuk tidak membiarkan praktik intoleransi yang terjadi di Indonesia.

Hal itu sampaikan dalam seminar "Indonesia di Persimpangan: antara Negara 
Pancasila <http://indeks.kompas.com/tag/pancasila> vs Negara Agama."

"Ada *misleading* *fanatism*. Karena kesenjangan begitu tajam. Kelompok 
sempalan yang ingin ganti Pancasila <http://indeks.kompas.com/tag/pancasila> 
ini kecil, tapi bersuara lantang, harus dihadapi, aparat harus jeli, harus 
punya kepekaan," kata Syafii Maarif 
<http://indeks.kompas.com/tag/syafii.maarif> di Hotel Aryaduta, Jakarta, 
Sabtu (8/4/2017).


*Baca juga: Pesan Syafii Maarif kepada Djarot, Jakarta Harus Bebas dari 
Kemiskinan 
<http://regional.kompas.com/read/xml/2017/03/03/08332181/pesan.syafii.maarif.kepada.djarot.jakarta.harus.bebas.dari.kemiskinan>*

Buya Syafii mengatakan, Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) telah 
membina lebih dari 1.000 orang penganut radikalisme. Namun, menurut dia, 
program itu tidaklah efektif.


"Tidak akan efektif selama nilai-nilai Pancasila 
<http://indeks.kompas.com/tag/pancasila> di bawah tidak turun ke bumi," 
ucap Buya Syafii.

Dalam kesempatan itu, Buya mengaku lelah melihat konflik horizontal yang 
terjadi Indonesia. Masyarat yang sebagian besar muslim, kata dia, telah 
saling menghujat.


Buya Syafii mengkhawatirkan "teologi maut" yang dapat memonopoli kebenaran 
terhadap kelompok lain. Para penganut paham itu berani menempuh jalan 
ekstrem seperti mengakhiri hidup demi membela ajarannya.

"Teologi maut, berani mati karena tidak berani hidup, memonopoli kebenaran 
bahwa di luar kami haram. Negara tidak boleh kalah," ujar Buya Syafii.


"Jujur tidak kita bela bangsa ini? Sungguhkah? Itu harus datang dari hati 
dan akal sehat. Jangan pakai topenglah. Topeng-topeng itu sekarang di 
mana-mana dan merusak," lanjut dia.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke