Assalamu'alaikum uni.

mungkin posting awak nan kapatang agak mengelorakan sentimen bias jender 
etnisitas. namun, yang penting digaris-bawahi adalah, di posting itu awak 
mamakai "anekdok"/"perumpamaan". itupun terjadi sebagai selingan dalam 
pembicaraan kami yang hanya sebatas lalu saja. Jika awak menggarisbawahi kata 
anekdok, mungkin rasa sentimentil ini tidak perlu dilanjutkan.

namun, ada pula realita lain yang perlu kita lihat, sekarang ini orientasi 
Laki-laki Minang tidak lagi terkunkung oleh "beban untuk terus memilihara garis 
etnis keturunan dengan menikah dengan gadis minang".Laki-laki minang yang 
merantau pada masa lajang, punya kecendrungan kebebasan untuk memilih gadis non 
minang. Pertanyaannya, kenapa Laki2 minang tidak lagi takut untuk memotong 
garis keturunannya yang oleh adat tidak diakui lagi sebagai orang Minang 
(kecuali pake acara adat yang entah apa itu namanya)???. Fenomena  ini, juga 
terjadi pada sebaliknya pada Gadis minang yang  merantau pada masa lajang,  
sebagian dari mereka lebih memilih  menikah dengan etnis lain. tapi, adat masih 
tidak terlalu mempersoalkan tindakan mereka karena garis keturunan masih bisa 
tetap dijaga.

dalam kebahagiaan, kita memang tidak bisa mengeneralisir bahwa perkawinan antar 
suku bangsa itu lebih baik daripada menikah sesama etnis. karena masalah ini 
terkait dengan keridhaan Allah, landasan cinta mengikat mereka dan juga 
kemampuan mereka dalam menjalani bahtera rumah tangga. saya tidak akan membawa 
arus pembicaraan pada level ini. tapi saya hanya ingin menyampaikan sebuah 
penelitian ilmiah, yang juga dikutip oleh Prof. Dr. dr. Rusdi Lamsudin (Dekan 
Fakultas Kedokteran UII, Guru Besar Fak. Kedokteran UGM, Mantan Dokter 
Kepresidenan), bahwa pernikahan antar etnis atau antar bangsa memiliki sisi 
positif dalam hal kebagusan fisik sang anak (karena DNA yang bertemu memiliki 
keanekaragaman) dan kecendrungan keturunan yang memiliki intelegensia tinggi. 
mungkin juga seruan agama untuk saling kenal-mengenal setelah Allah mendahului 
ayat ini dengan perkataan "Kami ciptakan kami bersuku-suku dan 
Berbangsa-bangsa", memiliki hikmah tersendiri.

jika dikaji lagi tentang pernikahan, ia sebenarnya lahir dari selera dan cinta. 
cinta dianugerahkan oleh Allah ke dalam hati setiap hambanya untuk cendrung 
kepada seseorang. sehingga pernikahan adalah bagian dari takdir yang tak dapat 
ditolak, sehingga kampanye negatif agar laki-laki minang tidak sepatutnya  
menikah dengan perempuan non minang, tidak perlu lagi kita pertahankan.

saya pribadi merasakan, sebuah egoisitas keminangan yang masih dimassifkan oleh 
orang minang di kampung halaman. dan rasa egositas ini diperparah lagi dengan 
menumbuhkan rasa superior bahwa orang minang lebih tinggi stratanya dari orang 
lain (saya kira ini tidak diajarkan oleh islam). karena masalah keminangan kita 
karena sebuah takdir, sikap ini akan menciderai equalitas sesama umat manusia 
dan mengerogoti kesempurnaan Tuhan yang telah menciptakan manusia berbeda-beda. 
jadi saya lebih cendrung meletakan keminangan saya sebagai takdir sejarah. 
implikasinya adalah yang dikedepankan nuansa romantismenya, bahwa minang, 
tempat saya dilahirkan dan dibesarkan, bukan menjalar pada sikap kebencian pada 
etnis lain (orang minang masih punya sikap paranoid kepada orang jawa, mungkin 
karena traumatik sejarah yang sulit dihilangkan. dan tidak membawa lebih jauh 
para sikap chauvinistik.

Untuk menutup posting ini, saya hendak pulo mengenalkan diri saya, biar dapat 
dimaklumi.

saya seorang pemuda lajang 23 tahun yang masih kuliah di jurusan filsafat UGM. 
kampung ibu saya di Pariaman dan Ayah di Payakumbuh. namun, keluarga saya 
tinggal di Solok. Saya alumni SMAN 1 Kota Solok. 

Terkait dengan nama saya, yang sering kali menipu (memang banyak yang menyangka 
saya perempuan karena nama depan saya ANGGUN), saya hendak memberikan sebuah 
justifikasi historis. saya kira uni tahu dengan Kaba (epos) "ANggun Nan Tongga 
Magek Jambang"??? Apakah Anggun nan Tongga seorang perempuan??? Kemudian 
terkait dengan Gunawan di nama akhir saya, telah menjadikan 2 term nama saya 
mirip dengan psikologis nama orang-orang Sunda. namun, pengulangan GUNAWAN 
bukan karena faktor tersebut namun lebih kepada do'a kedua orang tua saya, agar 
saya menjadi orang yang berguna. sekian dulu jawaban dari awak, UNI.

mudah2an ini tidak membakar rasa curiga dan tiada sejuk di jiwa. karena di 
forum ini, saya hanya ingin belajar dan juga ingin menjalin ukhuwah dengan 
bapak-bapak, ibu-ibu, uda-uda dan uni-uni seraya mengambil ibroh dari yang 
tua-tua. karena pengalaman adalah guru yang paling berharga (begitu pepatah 
mengatakan),..

wassalamu'alaikum

Anggun Gunawan (Laki2 - 23Th)
Anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiya 
http://grelovejogja.wordpress.com
hanifah daman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  Mungkin jawaban yang terpkirkan oleh 
saya adalah MENGURUS ORANG MINANG DEMOKRATIS (ALIAS EGALITER DAN TIDAK MAMPU DI 
ATUR/DI BAWAH) lebih sulit daripada mengatur Indonesia yang mayoritas jawa (ada 
sebuah anekdot di kalangan mahasiswa minang perantauan, "lebih baik nikah 
dengan perempuan jawa saja. mereka saulah, indak banyak cekcong". babeda jo 
gadih minang nan banyak laku dan kandaknyo ). memang orang minang diberikan 
potensi karakter KEPEMIMPINAN. namun, jika jiwa-jiwa pemimpin ini dipersatukan 
dalam komunitas yang mengharuskan ada bawahan dan atasan, memang agak ribet 
juga.
  
 Sanak anggun.
 Sanak iko padusi atau laki-laki?
 Anggun itu adolah kato-kato nan di pakai untuak padusi nan santik dan feminim.
  
 Kalau sanak padusi ? Ndak salah tuh sato pulo mamburuak buruakkan padusi 
Minang?
 Kalau sanak laki-laki, sanak punyo dunsanak padusi ndak ? Kalau ado, alah 
balaki alun ?
  
 Surveylah dulu, iyo sabana indak banyak cincong padusi Jawa dun?
 Iyo indak ado laki-laki nan bahagia jo padusi Minang ?
  
 Salam
  
 Hanifah Damanhuri
  
 


--- On Fri, 5/2/08, anggun gunawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

 From: anggun gunawan <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [EMAIL PROTECTED] Balasan: [EMAIL PROTECTED] Re: Re : Ma ambiak tuah 
ka nan manang ( perbaiki dulu kampuang awak surang )
To: RantauNet@googlegroups.com
Date: Friday, May 2, 2008, 10:49 AM

 "ambo langsuang maagiah tahu ka malatakkan jabatan ambo di PKN, Gebu Minang, 
dan MAPPAS, tapi herannyo indak ado nan basadio maambiaknyo doh. Baa mako baitu 
?]"

Pertanyaan Pak Saaforedin yang terakhir ini cukup menarik?? kenapa 
jabatan-jabatan yang itu potensial untuk melakukan perbaikan (malas pake 
istilah "Perubahan" karena bisa bernada negatif) bagi ranah minang seperti yang 
disebutkan oleh pak Saf di atas tidak diminati oleh kaum mudo minang ??? (saya 
jadi ingat bacaan2 tentang sejarah pembaharuan islam di minangkabau ).

Mungkin jawaban yang terpkirkan oleh saya adalah MENGURUS ORANG MINANG 
DEMOKRATIS (ALIAS EGALITER DAN TIDAK MAMPU DI ATUR/DI BAWAH) lebih sulit 
daripada mengatur Indonesia yang mayoritas jawa (ada sebuah anekdot di kalangan 
mahasiswa minang perantauan, "lebih baik nikah dengan perempuan jawa saja. 
mereka saulah, indak banyak  cekcong". babeda jo gadih minang nan banyak laku 
dan kandaknyo ). memang orang minang diberikan potensi karakter KEPEMIMPINAN. 
namun, jika jiwa-jiwa pemimpin ini dipersatukan dalam komunitas yang 
mengharuskan ada bawahan dan atasan, memang agak ribet juga.

terlepas dari itu semua, KITA TANTU SANANG PULO jikok RI ko, dipimpin oleh 
Urang Minang...Bia tercatat pulo dalam sejarah...dan bisa pulo awak 
BERNASIS-NASIS RIA...he2 

anggun gunawan
filsafat UGM yogyakarta
http://grelovejogja.wordpress.com


"Dr.Saafroedin BAHAR" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:     Assalamualaikum w.w. Sanak 
Hendra Messa dan para sanak sa palanta,

Jiko memang diparalukan, insya Allah, sapanjang lai tajangkau dek ambo, ambo 
basadio manyumbangkan tanago, pangalaman, dan pengetahuan a la kadarnyo untuak 
kamajuan Ranah tacinto, sacaro pro bono publico, aratinyo indak usah dibayia 
bagai doh. Ambo picayo banyak tanago pansiunan lain nan basadio untuak itu. 

Mungkin nan paratamo paralu kito lakukan adolah mangadokan panalitian apo bana 
masalah Ranah, dan apo kiro-kiro kabijakan nan paralu diambiak, sarato apo 
peran kami nan tuo-tuo ko untuak malaksanakan kabijakan tu. 

Sudah barang tantu, nan barado di barisan mudo haruslah nan mudo-mudo, tautamo 
nan ka kito usuang jadi capres nanti, tahun 2009, 2014, 2019, atau 2024. 
Ituang-ituang sabagai latihan kapamimpinan. [Sakadar catatan, bagitu ado wacana 
 manampilkan nan mudo-mudo ko muncul di RN, ambo langsuang maagiah tahu ka 
malatakkan jabatan ambo di PKN, Gebu Minang, dan MAPPAS, tapi herannyo indak 
ado nan basadio maambiaknyo doh. Baa mako baitu ?].

 Wassalam,
Saafroedin Bahar
 (L, 71 th, Jakarta)



--- On Fri, 5/2/08, Hendra Messa <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
 From: Hendra Messa <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re : Ma ambiak tuah ka nan manang ( perbaiki dulu 
kampuang awak surang )
To: "rantaunet" <rantaunet@googlegroups.com>
Date: Friday, May 2, 2008, 8:24 AM


dunsanak sadonyo, 
Satuju ambo yo pendapat pak Saf, 
Sabalun bapikia jauah manganai capres, rancak nyo awak
 pelok'i dulu
kampuang awak, 
Ba'a caronyo, di kampuang awak setiap pemimpin nya adalah pemimpin yg
terbaik, 
Mulai dari wali nagari camat - bupati - walikota sampai ka gubernur nyo.
Para pemimpin daerah tsb adalah para pemimpin terbaik yg bisa membawa
kesejahteraan di daerah nya, menyelesaikan berbagai permasalahan yg ada saat
ini, spt kato sanak awak Asfarinal. Mungkin pak Saf , uda Indra dan para ahli
politik social lain nya, bisa memberi pembekalan pada para pemimpin di
 daerah
awak tsb, ba'a caro mengelola daerah dg baik.
Kalau kabupaten , kota dan propinsi sumbar secara umum, bisa sejahtera dan maju
karena para pemimpin nya , tak salah orang banyak pun
 akan meminta urang
memimpin negeri ini.
Ambo sempat silaturahmi dg pak Ongku Hasibuan, senior ambo di kampus, nan kini
jadi bupati tapanuli selatan. Program perbaikan jalan dan memperluas jaringan
listrik , bisa jadi multiflier effect cukup efektif dalam
 meningkatkan ekonomi
daerah. Betapa sebenarnya banyak perbaikan dilakukan di daerahnya yg
terbelakang dengan cara2 sederhana tapi efektif, yg penting ialah kejelian
mencari solusi dari berbagai masalah yg timbul, dan untuk itu diperlukan
kecerdasan dan kearifan yg tak akan terlihat kalau hanya terpaku pada tatacara
pedoman umum birokrasi.
Bagi kita yg bekerja baik di perusahaan2, bisnis, sampai LSM sekalipun, sudah
terbiasa dg problem solving spt itu, tinggal ditambah dg leadership skill dan
wisdom, sudah menjadi modal yg cukup untuk memperbaiki kampuang awak surang.
Tabayang dek ambo, suatu saat kelak, awak back to home dan terjun langsung
membuat perbaikan
 di kampuang awak2
 surang.
Ronal lah jadi wali nagari yg berhasil di Cupak, kampuangnyo sehingga
diunggulkan utk jadi calon bupati solok, Zet Chaniago lah pulang pulo ka
maninjau, jadi camat di sinan, ambo lah pulang pulo ka palembayan, kab agam,
Uda Miko,
 mungkin lah jadi bupati di pesisir selatan sana, uda Elthaf lah jadi
pulo walikota Payakumbuah, uda Indra piliang mungkin lah Gubernur Sumbar yg
berhasil pula, dan baitu pulo dunsanak2 awak nan lain nyo lah sukses pulo
membangun negeri nya masing2.
Kalau kita telah berhasil menunjukkan kepemimpinan kita di suatu tempat,
membawa kesejahteraan pada rakyat nya,  
tak perlu lah kita berebut jabatan, cari modal "gizi" pada para
cukong,spt kata pak Saf, tapi masyarakat umum lah yg akan meminta kita.
( Tapi pak Saf, dalam pemilihan gubernur jabar dan sumut, ternyata
"gizi" dari para cukong tak mempan juga tuh )
Salam 

HM ( 38 )
http://hdmessa.wordpress.com
note :
 Tifatul sembiring
 presiden PKS yg lahir dan besar di bukittinggi , 
mungkin bagus juga jadi pemimpin di nagari awak, ngomongnya pun berlogak
minang, tapi berhubung namanya "berbau" batak, nampaknya indak bisa
manarimo urang awak jadi
 nyo.
---
Tanggal: Rab 30 Apr 2008 13:33
Dari: "Dr.Saafroedin BAHAR"  

Bagaimana kalau kita perbaiki dulu kampung halaman kita di Sumatera Barat ?
Menurut penglihatan dan pengalaman saya, 'sagarobak tundo' masalah
Ranah yang perlu kita tangani bersama. Sudah saatnya kita bangun dari mimpi
indah ini.
Wassalam,Saafroedin Bahar
  (L, 71 th, Jakarta)



     
____________________________________________________________________________________
Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now. 
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ




      
---------------------------------
Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo!
 Mobile.  Try it now. 

      
---------------------------------
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! 
Answers







          
---------------------------------
Be a better friend, newshound, and  know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.
  
 


       
---------------------------------
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet.
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting.
- Hapus footer & bagian tidak perlu, jika melakukan reply. 
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur 
pribadi.
- Posting email besar dari >200KB akan dibanned, sampai yg bersangkutan minta 
maaf & menyampaikan komitmen mengikuti peraturan yang berlaku.
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 

Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke