Assalaamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu
Tulisan dibawah dulu saya forward ke surau, sebelum saya mengundurkan diri dari 
milis itu.
Wassalamu'alaikum
Lembang Alam
Assalaamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu
 
Mak Syafii yang dirahmati Allah,
 
Kata kuncinya sebenarnya hukum, mak. Seandainya dinegeri kita ini tegak hukum 
yang jelas ujung dan pangkalnya, tentulah orang tidak akan bersilantas angan. 
Sedikit lebih banyak dari mamak, saya 300% persen tidak setuju dengan tindak 
kekerasan, yang merusak, yang menghancurkan, yang membakar harta orang. Itu 
zhalim namanya, walau saya tidak mengaji sampai jauh-jauh ke pesantren, saya 
tahu bahwa yang seperti itu tidak elok dilakukan. Berdosa kita.
 
Tapi coba pulalah mamak tengok. Ada orang menyarungkan baju mamak, ditambahinya 
dengan renda berurai-urai, ditambahinya dengan terawang yang seenak di 
perutnya, sesudah itu dia menari-nari di depan hidung mamak, mengatakan bahwa 
baju itu adalah dia yang punya, dicemoohnya pula bahwa dialah yang yang lebih 
pantas menyarungkan baju itu karena dia sudah memperbaharuinya. Apa yang akan 
mamak lakukan?
 
Hukum, mak. Disini terasa benar perlunya tegak hukum yang jelas. Kalau sudah 
seperti itu harus jelas jantan betinanya. Kalaulah memang betul itu bajunya, 
karena sudah ditambahnya corak dan raginya, sesuka hatinyalah, tapi jangan 
dibawanya lagi menari di hidung mamak. jangan pula lagi dia ngeyel di hadapan 
mamak bahwa dia yang lebih santing.
 
Ngeyel inilah mak, yang sering membawa banyak orang yang sekolahnya tidak 
tinggi, cepat gelap mata. Dan ngeyel ini adalah sikap usali golongan 'itu' yang 
sudah sangat sering terbukti. Kalau mereka nak bernabi, nabi baru, selama itu 
diperbincangkannya di rumah ibadatnya sendiri, bak kata hatinyalah mak. Tapi 
kalau dia mengaji seperti itu, dikeraskannya miknya ke luar, padahal di luar 
adalah orang-orang yang tidak sepaham dengan mereka, yang sakit hatinya karena 
merasa bajunya dicilut lalu ditukar raginya, orang-orang seperti inilah yang 
cepat singkat pikirannya. Orang-orang seperti inilah yang setelah itu cepat 
hambun karam, menghempas merusak seperti yang mamak katakan. Jadi siapa yang 
salah mak?
 
Contoh kecil di surau ini saja mak. Masuk golongan mereka itu kesini, ini surau 
orang 'main-stream' kata mereka,  tahu mereka, sadar mereka bahwa mereka memang 
berlain dari orang banyak. Tapi begitu masuk, langsung galas mereka yang mereka 
kembangkan.
 
Cobalah mak, mintak sifat pula hambo. Bagaimana sebaiknya menghadapi orang yang 
seperti ini menurut mamak? Cukupkah dengan mengurut-urut dada saja? Mengatakan 
bahwa mereka kan berhak pula berkeyakinan?
 
Maaf jo reda, mak.
 
Wassalamu'alaikum
 
 
Lembang Alam



      

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
===============================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED]
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke