Sanak IJP,
  Saya kira dalam soal bisnis dan investasi, orang tak memandang agama, puak, 
ataupun ras. Orang hanya menimbang satu hal saja: profesionalisme. 
   
  Salam,
   
  PS: Danga2 kaba dari jauah, Sanak IJP tapiliah sebagai ketua alumni SMA 2 
         Pariaman. Kok iyo, ambo ikuik bangga dan kasih selamat. Mudah2an 
         almamater awak tu makin maju.
  

Indra Jaya Piliang <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
        v\:* {behavior:url(#default#VML);}  o\:* {behavior:url(#default#VML);}  
w\:* {behavior:url(#default#VML);}  .shape {behavior:url(#default#VML);}        
st1\:*{behavior:url(#default#ieooui) }                Wa’alaikum Salam.
   
  Saya justru bertanya, kenapa orang2 Arab dan Quwait justru menjadi penghamba 
Amerika, ketika Amerika menyerang Iraq? Kenapa para pangeran Arab justru 
investasi di Eropa dan Amerika, bukan di Asia dan Afrika yang banyak orang 
Muslimnya? Kenapa Indonesia lebih suka minjam uang ke IMF dan World Bank, 
ketimbang ke Negara-negara Timur Tengah? Kenapa Negara-negara Arab justru lebih 
banyak memperkerjakan pekerja-pekerja bergaji tinggi dari Amerika dan Eropa, 
sementara untuk pembantu rumah tangga, tukang masak, anak buah kapal, justru 
mengambil dari Negara-negara Muslim? 
   
  Ada apa? 
   
  Lihat, ketika Negara-negara Muslim krisis ekonomi, apa yang dibangun di 
Negara-negara Arab itu? Bangunan tertinggi di dunia, duplikat dunia di sebuah 
teluk, museum terbesar dan termegah, hotel berbintang bertahtakan emas permata, 
istana-istana raksasa. Klub-klub sepakbola juga dibeli oleh pangeran-pangeran 
kaya dari tanah Arab. Itu semua rezeki minyak. Adakah yang bisa menjawabnya?
   
  Salam,
   
  IJP
   
      
---------------------------------
  
  From: RantauNet@googlegroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of 
alfarouq Umar
Sent: 13 Oktober 2008 19:46
To: RantauNet@googlegroups.com
Subject: [EMAIL PROTECTED] Bls: [EMAIL PROTECTED] Re: SERI NAN DI LUA 
TAMPURUANG 29: SALUT UNTUK SRI MULYANI

   
            Assalamualaikum

     

    Ghithuuu thoo, gak jadi lah si Srimulyani mau kita capres kan bahkan sampai 
kiamat pun amit2, jadi menteri ini aja rasanyo udah nyesel bangeet, urang IMF 
tu kabarnyo kan antek Yahudi juo yooo .... yaaa... orang2 berkeley kan?

     

    Kenapa gak ngemis ke Timteng aja yaaa, ke saudi atau quwait misalnya 
mungkin lebeh bermartabat 

     

    salam

    al

--- Pada Sen, 13/10/08, jamaludin mohyiddin <[EMAIL PROTECTED]> menulis:

    Dari: jamaludin mohyiddin <[EMAIL PROTECTED]>
Topik: [EMAIL PROTECTED] Re: SERI NAN DI LUA TAMPURUANG 29: SALUT UNTUK SRI 
MULYANI
Kepada: RantauNet@googlegroups.com
Tanggal: Senin, 13 Oktober, 2008, 11:14 AM
                      Assalamu alaikum,

     

    Pak Saaf dan dun sanak sepelanta,

     

    1. Kami di Washington DC tahu yang Sri Mulyani telah datang dan teman teman 
telah meminta KBRI menyelenggarakan satu pertemuan diantara masyarakat dengan 
beliau. Kami kecewa kerna di beritakan dia tergesa gesa mahu pulang. Kami 
inginkan membahas dampak krisis macet kredit Wall Street keatas Indonesia. 
Mungkin ada teman teman di sini mentelah kok mengapa Sri Mulyani datang ke sini 
membuat pertemuan dengan WB and IMF. Ada yang tetap sasaran ya mengemis lagi, 
dan ada yang tidak percaya, termasuk saya.

     

    2. Kini, sudah jelas kedatangan beliau adalah melobi/mengemis lagi untuk 
berhutang bagi pehak negara (diatas nama rakyat semua). Ada kah mengemis 
berhutang ini salah satu tugas beliau (yang telah di tugaskan/delegated kepada 
Paskah)?

     

    3. Mengemis ini dengan alasan sekiranya kadar pertumbuhan negara 2009 
meleset kebawah dari 6.3%  saperti yang beritakan oleh Kompas. Ma'nanya, ada 
sesuatu yang tidak kena dan tidak diceritakan (baca transparansi) oleh SBY 
tentang immediate, direct and short term impact or fallout of the financial 
crisis on the rest of the world (Indonesia included).. President WB Zoellick 
telah menyatakan WB bersedia membantu negara termiskin dan terparah akibat 
terkena biasan krisis ini. Adakah ini mengkiaskan Indonesia juga? 

     

    4. Rakyat tahu yang Indonesia masih bertumpuk tumpuk berhutangnya.. 
(Thailad dan Korea Selatan telah pun menyelesaikan hutang piutang mereka dengan 
IMF) Masih juga lagi mahu mengemis dengan hutang baru? Terus terang sahaja, 
saya masih belum mengerti syndrome mengemis ini.   

     

    5. SBY berkewajiban menjelaskan (baca transparansi) kepada rakyat. Tempat 
terbaik dan patut di lakukan ialah di Parliamen. Rakyat ingin mendengar 
jastifikasi pemerintah mengemis 2 billion US dollars ini. Parliamen dan rakyat 
akan membahas hujjah beliau.

     

    5. Sampailah masanya Parliamen Indonesia  mengambil sikap proaktif dalam 
soal mengemis ini. Sampai bila Parliamen harus berdiam diri. Walaupun isu ini 
domain pemerintah, Parliamen bisa turut terlibat kerna berkait dengan 
constitutional and institutional responsibility of parliament. Akhirnya, 
Parliamen akan meng-rectify perjanjian hutang negara dengan WB. Sebelum 
rectify, elok di adakan public hearing agar rakyat faham letak duduknya 
mengemis ini.

     

    6. Persoalan kita ialah adakah wajar mengemis ini hanya sekiranya prestasi 
kadar pertumbuhan negara kebawah 6.3%? Sekiranya bawah 6.3%, apa gunanya 2 
billion hutang dari luar? Hak kita ialah meminta penjelasan dari pemerintah apa 
benda atau perkara atau item atau hal hal yang terkena dari biasan lansungan 
dan tidak lansung/direct and indirect impact dari krisis ini hinggakan 
pemerintah memerlukan berhutung 2 billion US dollar ini. Ma'na sebenarnya, apa 
tujuan sebenar dari berhutung 2 billion US dollar ini? Beberapa hari dahulu 
Yusuf Kalla dan Sri Mulyani telah menyakinkan rakyat bahwa mereka optimis yang 
negara relatif aman dari gangguan krisis. 

     

    Dulu, kenaikan harga BBM di kaburi dan di alih pandangan, dengan jayanya, 
dengan kasus Ahmadiah. What a price people have to pay in order to effectively 
sideline the real issue of BBM with polarizing issue of Ahmadiyah, and yet 
still unsettled politically. Apa lagi political move murahan yang bakal menimpa 
rakyat dalam soal berhutang lagi ini?  

     

    6.  Rizal Ramli tepat menyatakan pemerintah tidak ada daya kreatif dan 
ketiadaan  keterobosan baru mengstabilkan kewangan dan perekonomian negara. 
Ketiadaan daya kreatif dan keterobosan baru ini adalah dari ketiadaan 
minda/mindset perekonomian merdeka yang senantiasa di ulang jelaskan oleh 
Revrisond Baswir. Tambahan kepada ketiadaan minda perekonomian merdeka ini 
ialah dengan apa yang di perkatakan oleh Malik Bennabi, pemikir dan filosuf 
Algeria, dengan istilah kebolehjajahan/colonizibility (colonizeable mind) 
pimpinan SBY.  

     

    Sekiranya ada dun sanak menghadiri program yang tertera di bawah ini, di 
harapkan ada lapuran ke RN. terima kasih 

     

     

            Seminar Sehari “Bank Dunia Membiayai Pemanasan Bumi” 
   
            Seminar Sehari
“Bank Dunia Membiayai Pemanasan Bumi”

Narasumber:

Fabby Tumiwa, Direktur IESR (Institute for Essential Services Reforms);
Rahmat Witoelar, Ketua DN Perubahan Iklim/Menteri Lingkungan Hidup;
Revrisond Baswir, Pengamat Ekonomi
Moderator: Galuh P. Chandra 

Seminar sehari ini akan diselenggarakan pada:
Hari/tanggal    : Senin, 13 Oktober 2008
Waktu              : Pkl. 09.30-13.00 WIB
Tempat           : Hotel Cemara, Jl. Cemara, Menteng – Jakarta Pusat 

Kegiatan ini adalah kerjasama dari WALHI, Koalisi Anti Utang, Serikat Petani 
Indonesia, Solidaritas Perempuan, IESR, serta Civil Society Forum for Climate 
Justice (CSF).

            Seminar Sehari “Bank Dunia Membiayai Pemanasan Bumi” 
   
          Seminar Sehari
“Bank Dunia Membiayai Pemanasan Bumi”

Narasumber:

Fabby Tumiwa, Direktur IESR (Institute for Essential Services Reforms);
Rahmat Witoelar, Ketua DN Perubahan Iklim/Menteri Lingkungan Hidup;
Revrisond Baswir, Pengamat Ekonomi
Moderator: Galuh P. Chandra 

Seminar sehari ini akan diselenggarakan pada:
Hari/tanggal    : Senin, 13 Oktober 2008
Waktu              : Pkl. 09.30-13.00 WIB
Tempat           : Hotel Cemara, Jl. Cemara, Menteng – Jakarta Pusat 

Kegiatan ini adalah kerjasama dari WALHI, Koalisi Anti Utang, Serikat Petani 
Indonesia, Solidaritas Perempuan, IESR, serta Civil Society Forum for Climate 
Justice (CSF).
  


    

--- On Sun, 10/12/08, Dr.Saafroedin BAHAR <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

    From: Dr.Saafroedin BAHAR <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: SERI NAN DI LUA TAMPURUANG 29: SALUT UNTUK SRI 
MULYANI
To: RantauNet@googlegroups.com
Date: Sunday, October 12, 2008, 8:01 PM




  

   
    
---------------------------------
  
  Dapatkan nama yang Anda sukai! 
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com






       
---------------------------------
  Dapatkan alamat Email baru Anda!  
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke