Mak Dafiq,
Apokoh itu PILKA atau PILEG (pemilihan Legislatif), manuruik ambo
sarancaknyo para CACA (calon calon) ko ingek bana kamati, semua karajo
di dunia akan dipertanggungjawabkan di depan Allah SWT, bukan nan  indak
CACA ndak harus mampartanggungjawabkan di depan Allah, bukan itu
mukasuik ambo, sadonyo awak ko mamang baitu nantinyo.
Jadi manuruik ambo, salagi si CACA ko lai sanggup mampartanggungjawabkan
sagalo karajonyo di depan Allah SWT, why not, go a head lah, kalau
rasonyo indak talok, rancak bapikia 1000 kali sabalun malangkah labiah
lanjuik, lah banyak contoh mah, nan lah MM-an se ado nan gilo bantuak
nan di Jatim tu...
Nan ibo lo awak, pas tapiliah, baru sabulan Allah SWT lah mamanggia,
Innalillahiwainnailahiraajiun, aaaaa utang pitih di dunia ditanggung dek
anak bini, nan utang akhiraik tangguang surang lah.
Iko sekedar pesan moral.
silahkan jadi apo sajo, selagi nan sasuai ajaran Alah SWT, nabi Muhammad
juga pemimpin, Umar bin Khatab juga pemimpin, tirulah beliau,
Mudah-mudahan Allah menunjukkan jalan yang benar kepada hamba Nya...
Terimakasih,
wassalam,
Elthaf 

________________________________

From: RantauNet@googlegroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
Behalf Of Muhammad Dafiq Saib
Sent: Friday, November 07, 2008 7:51 AM
To: RantauNet@googlegroups.com
Subject: [EMAIL PROTECTED] PILKA


Assalaamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuhu

 

PILKA

 

Sejak beberapa tahun kebelakang PILKA tiba-tiba saja menjadi sebuah
ajang yang penuh pesona di negeri kita ini. Kata-kata Pilka ini
sebenarnya belum utuh. Yang utuhnya bisa berupa Pilkades atau Pilkada.
Pilkacam belum ada sementara Pilkana  juga tidak dipopulerkan dengan
ungkapan itu. Pilka-pilka ini adalah contekan copy - paste utuh dari
sistim Amerika. Sistim yang kemarin bergegap gempita memilih Barack
Hussein Obama itu. Namun mencontek itu ternyata tidak pula persis
seperti aslinya. Konon si Barack yang mantan anak Menteng itu nyaris
tidak mengeluarkan apa-apa dari kantongnya. Biaya perjuangannya menuju
Rumah Putih dikeluarkan oleh simpatisannya. Si Barack cukup bermodalkan
kemampuan berfikir dan kemampuan berorasi yang memukau, lalu tidak putih
tidak hitam, tidak kulit berwarna manapun, yang sama-sama terpukau, yang
sama-sama jatuh hati dan menaruh kepercayaan kepadanya, berturun secupak
dua cupak untuk meluruskan jalan bagi si Obama. 

 

Sayangnya di negeri kita kisahnya terdengar tidak seperti itu. Seorang
calon di Pilkades kononnya harus menjual kerbau paling sedikit atau
sebidang sawah, kalau ingin maju mengajuk posisi Kades. Biaya besar itu
adalah untuk mengumpulkan rakyat dan menjamu mereka,  berharap agar sang
rakyat terpincut lalu mau memilih. Maka para cakades berpacu dalam
keroyalan, berpacu tinggi nilai yang dikeluarkan dalam pesta membujuk
hati rakyat tersebut. 

 

Untuk  ukuran pilkada kecil (walikota atau bupati) bilangan yang harus
dikeluarkan menurut kabar angin sudah MM-an. Sedang untuk pilkada besar
(gubernur) jauh lebih besar lagi, sebut saja disekitar  puluh M atau
bahkan ratus M. Ternyata para calon itu memang sangat-sangat kaya-kaya,
mempunyai uang yang berlindak-lindak banyaknya. 

 

Lalu, kalau dalam setiap Pilka ada beberapa orang calon (kadang-kadang
sampai lima pasang) sementara yang diperebutkan hanya satu tempat, apa
yang terjadi dengan calon yang kalah? Bukankah untuk ikut berlomba semua
harus menunjukkan ke-tuhuk-tahan-an masing-masing? Kesanggupan untuk
berhabis-habis? Ketika kalah? Ketika tidak terpilih? Ya rasakanlah
sendiri. Bawa bermenunglah sendiri semua ongkos yang sudah habis lanyau
itu. Itulah sebabnya, dalam banyak kasus, si kalah, apalagi yang kalah
sedikit, yang jadi pemenang kedua, tidak mau terima kalah. Segala daya
dan upaya dilakukan untuk mendakwa, untuk mencoba  membatalkan
kemenangan sang rival. 

 

Jarang terdengar, sesudah perhitungan suara berakhir ada calon yang
kalah mau memberikan ucapan selamat secara legowo seperti si John
McCain. 

 

Maka banyaklah suasana pasca pilka yang berakhir ricuh. Berteong-teong,
berpanjang-panjang. Kalau sekadar heboh antara yang kalah dan yang
menang lalu urusan dibawa ke mahkamah atau ke pengadilan tidaklah
terlalu masalah untuk orang banyak. Tapi kenyataan yang terjadi lebih
buruk dari itu. Ada saja kumpulan simpatisan (alangkah fanatiknya mereka
sehingga kita bertanya-tanya kenapa sampai sebegitu bersemangatnya para
simpatisan ini) yang mau berjuang pantang mundur. Masih tidak apa-apa
juga kalau sekedar berdemo berteriak-teriak meminta agar keputusan wasit
dirubah. Yang lebih menegakkan bulu roma, simpatisan-simpatisan ini
sangat ringan tangan untuk merusak dan menghancurkan. Kantor KPU, kantor
partai, rumah dinas, kantor dinas bisa habis jadi puing digasak oleh
simpatisan yang kecewa ini. Betulkah ini benar-benar disebabkan karena
kecewa calonnya tidak jadi menang dalam Pilka? 

 

Kalau calon ada berempat berlima, yang sanggup memprotes hanya pemenang
nomor dua, bagaimana halnya dengan calon nomor tiga dan seterusnya?
Sekali lagi, herangkanlah sendiri. Rasaikanlah sendiri. Cerita yang
sangat 'memilukan' datang dari seorang calon bupati di Jawa Timur.
Karena terpuruk di lembah hutang, (padahal tadinya dia seorang pengusaha
beraset MM an) tidak kuat mentalnya, lalu dia mencoba bunuh diri. Konon
kabarnya, walau bisa diselamatkan dari percobaan bunuh diri itu, sang
calon bupati ini sudah bocor besar, tidak sekedar bocor halus lagi.

 

Menjadi tanda tanya kenapa sebegitu bernafsunya (sementara) orang untuk
menjadi Ka (entah itu Kades atau Kada). Tanda tanya yang antara tahu dan
tidak kita jawabnya. Padahal sepeninggal bangku jabatan itu, sesudah
bertahta lima tahun atau lebih, sudah semakin berani KPK mengusut-usut,
kalau-kalau ketika menjabat ada uang yang disilumankan. Bahkan sudah ada
pula contoh dimana mantan Ka ini dimasukkan ke kandang situmbin.  Tapi
ternyata kursi empuk seorang Ka itu tetap saja sangat menggiurkan.

 

 

 
*****





--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke