Pak Saaf, Kalau buliah ambo numpang berciloteh saketek.
*Pertama,* saya setuju bahwa tidak mungkin "bersandar" ke Pemprov. Begitu kita bicara pemerintahan daerah, tentunya harus lihat perundangan yang berlaku di bidanga otonomi daerah. DI PP 38/2007, Pariwisata merupakan "Urusan Pilihan", bukan "Urusan Wajib". Dari diskusi di berbagai milis selama ini, saya belum melihat bhw Sumbar "memilih" pariwisata. *Kedua,* walaupun saya belum memiliki pemahaman tentang WSTB ini, tapi bayangan saya ini merupakan salah satu sub Bidang kewenangan Pemprov. Jadi, jika Pemprov tidak membantuknya, maka ini mendukung asumsi saya bahwa Sumbar "tidak memilih Urusan" ini. (Saya sedikit berbeda pandangan dengan sanak Aslim. Kalau menurut saya, berdasarakan peraturan perundangan, a.l di PP 38/2007, Pemprov bisa saja menjadi Regulator sekaligus Operator. Masalah ini tepat atau tidak, ini adalah perangkat perundangan) *Ketiga,* dengan tidak diprioritaskannya pariwisata (dikaitkan dengan definisi "Urusan Pilihan"), saya jadi berpikir, apakah memang pariwisata merupakan suatu "potensi" untuk masyarakat? *Mungkinkah potensi ini hanya dilihat oleh pebisnis dan pemerhati pariwisata, tapi masyarakat dan pemerintah daerah nya sendiri tidak merasa*? *Keempat**,* tanpa bermaksud mengabaikan Pemerintah Provinsi, saya ingin mengingatkan, kenapa bukan Pemerintah Kabupaten/ Kota yang lebih didekati? Sekali lagi, bukan mengabaikan Provinsi, tetapi dengan melihat ke peraturan perundangan. Siapakah yang punya wilayah? Ya Kabupaten/ Kota, bukan Provinsi. Itu kata perundangan kita lho. *Kelima,* iya saya sangat setuju kalau pengembangan pariwisata Sumbar tidak meng-copy & paste cara pengembangan daerah lain, misalnya Bali. Ya beda, saat "commencement" nya saja sudah beda. Tapi tentunya banyak hal yang harus dipelajari dari daerah2 lain. Kalau bagus dan cocok, ya diambil. Kalau ga cocok, ya jangan. Ya, harus dicari yang cocok, jangan pakai iming iming "trickle-down effect" atau "multiplier effect" lagi lah. Sudah cukup banyak contoh nyata hasil dari implementasi itu. Tapi saya belum membaca kebalikannya untuk perekonomian negara berkembang. *Keenam,* sepakat pak Saaf. Kepulangan Mak Itam bisa (atau dibuat menjadi bisa) menjadi milestone. Memang cuma kita yang punya Mak Itam, bukan hanya di Sumatera, tapi di Indonesia - satu2nya lokomotif uap dan bergigi yang masih hidup. *Ketujuh,* sangat sepakat, jangan digunakan istilah black monster. Tadi pagi ambo lah manulih juo, istilah monster ko lah digunokan di tampek lain, dan nan punyo namo tu memang mengerikan, gambarnyo ado di http://www.aopt91.dsl.pipex.com/railgun/Content/Railwayguns/German/Dora%20index.htm Terimasih, pak Saaf Riri BEkasi, L 46 2008/12/7 Dr.Saafroedin BAHAR <[EMAIL PROTECTED]> > Sanak Aslim dan Bung Ketut serta para sanak pegiat pariwisata, > Saya setuju, baik dengan pandangan Sanak Aslim yang menekankan agar > perencanaan pariwisata Sumatera Barat berbasis budaya dan agar jangan > terlalu bersandar kepada pemerintah; serta dengan Bung Ketut yang > mengingatkan kita agar jangan khawatir bahwa pariwisata Sumatera Barat akan > menjadi [duplikat] pariwisata Bali dan bahwa SDM pariwisata adalah kata > kuncinya. > Sekedar tambahan, saya telah menghubungi Kepala Dinas Pariwisata, Seni dan > Budaya Sumatera Barat mengenai hal ini, dan kelihatannya beliau setuju > dengan pandangan Sanak Aslim, bahwa WSTB biar menjadi lembaga yang > independen saja dan tumbuh menjadi mitra pemerintah. Beliau menyatakan > secara eksplisit bahwa dinas yang beliau pimpin tidak usah terlibat dalam > WSTB ini. > Itu baik juga, walaupun tentunya kita dapat -- dan harus -- terus > mengadakan kontak langsung dengan komponen regulator pariwisata, khususnya > dengan Departemen Pariwisata, Seni, dan Budaya, dengan Gubernur Provinsi > Sumatera Barat, dengan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi > Sumatera Barat, Kabupaten dan Kota, dan dengan kepala-kepala dinas > pariwisata tingkat kabupaten dan kota yang berada langsung di lapangan. > Sudah tentu jangan lupa berhubungan dengan para *stakeholders, *yaitu > tokoh-tokoh masyarakat, mulai dari tingkat provinsi, kabupaten dan kota dan > pada tingkat nagari. > Dengan kepulangan MakItam, saya harapkan ada 'loncatan besar' dalam > kegiatan kepariwisataan di Sumatera Barat. Kan hanya kita di Sumatera yang > mempunyai MakItam yang gagah ini ? [P.S. tolong jangan diterjemahkan > 'MakItam' jadi 'Black Monster'. Kesannya benar-benar tak nyaman.] > Maju terus, pak Aim. > > Wassalam, > Saafroedin Bahar > (L, masuk 72 th, Jakarta) > Alternate e-mail address: [EMAIL PROTECTED]; > [EMAIL PROTECTED] > > > > ------------------------------ > *From:* "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]> > *To:* "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]> > *Sent:* Saturday, December 6, 2008 11:07:32 PM > *Subject:* Re: PARIWISATA RANAH MINANGKABAU > > Jangan takut Pariwisata Ranah Minang tidak akan pernah menjadi Pariwisata > Bali dan Pariwisata Bali tidak akan mungkin meniru Pariwisata Ranah > Minang, tetapi dimanapun SDM yang baik dan dikelola secara profesional > adalah modal yang paling utama bagi Tourism Industry dan "Raw Material" > Pariwisata tidak akan pernah habis. > > To be honest, saya kagum dengan keindahan alam Sumatera Barat.......... > > Salam > Ketut > > > > ----- Original Message ----- > From: Aslim Nurhasan > To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] > Sent: Saturday, December 06, 2008 4:17 PM > Subject: PARIWISATA RANAH MINANGKABAU > > > Sebagai POTENSI TERBESAR RANAH MINANGKABAU (Sumatera Barat); Pariwisata > harus dirancang dan dioperasionalisasikan untuk kemaslahatan ANAK NAGARI, > dan pasti akan menjadi bagian integral dari Pembangunan RANAH MINANGKABAU; > > Ketika ke-PARIWISATA-an RANAH MINANGKABAU, dipersepsikan sama dengan > pariwisata Bali, sebaiknya SEGERA BUBARKAN FORUM INI; > > West Sumatera Tourism Board; seharusnya mengawali pemikiran dari Wisata > Budaya yang menjadi bagian utuh dari Eco Tourism; banyak PROSESI KEHIDUPAN > ANAK NAGARI yang sangat menarik untuk dijadikan objek dan/atau atraksi > wisata; banyak produk budaya (tengible dan intengible); > > WSTB seharusnya tidak berfikir untuk membangun infrastruktur (Hotel, jalan > harus dilebarin dan/atau dibuat baru, Bus Wisata harus dibeli baru, dll > yang membutuhkan investasi gadang dan susah untuak diwujudkan); Wisata > Nagari sebagai BASIS KONSEP dan PROGRAM WSTB; mengoptimalkan SELURUH > POTENSI NAGARI; SURAU, RUMAH GADANG, sarato Rumah2 nan indak dihuni bisa > dijadikan sarana akomodasi. > > Sekolah2 ke-pariwisata-an di Sumatera Barat bisa diadikan partner untuk > mendidik dan mengembangkan SDM ke-PARIWISATA-an RANAH MINANGKABAU; > > Jan bapikia untuk basanda abih ka pemerintah, sahinggo akan bisa bajalan > kalau ado dana pemerintah; tapi, tantu sajo pemerintah harus dijadikan > partner, karano fungsinyo memang sebagai regulator dan fasilitator, > sekalian WSTB maingekkan kalau PEMERINTAH bukanlah OPERATOR. > > Mudah2an, baguno; > Konsep Utuh WISATA NAGARI, bisa ambo sampikan dilain wakatu dan bisa pulo > qto diskusikan. > -- > Aslim Nurhasan; +62811103234, +622195777925 > > > > > -------------------------------------------------------------------------------- > > > No virus found in this incoming message. > Checked by AVG. > Version: 7.5.552 / Virus Database: 270.9.15/1833 - Release Date: 12/5/2008 > 7:08 PM > > > WEST SUMATRA TOURISM BOARD NETWORK > ---------------------------------- > You are registered as a member of WSTB Network > > If you wish to unsubscribe, write an empty email to this address: > [EMAIL PROTECTED] Fill in the subject with: Stop email please > > If you want to register new email addresses and links, send an email > contains the addresses to the [EMAIL PROTECTED] Fill in the subject > with: Register please > > more info: call 0811669988 - Aim Zein > > Thank you > let's go west sumatra > > links: > > www.akssb.org > www.pronewsfm.com > www.mpkas.west-sumatra.com > www.mappas.west-sumatra.com > www.nofrins.west-sumatra.com > www.phrisumbar.com > > > > > > > --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned: - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama - DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---