Fend,

Gagasan bagus, cuma tidak membumi.

Saya melihat pemindahanan ibukota terlalu disederhanakan. 53 trilyun "sakali
lacuik", versus 43 trilyun per tahun. Artinya, kalau itu dilaksanakan,
dengan satu tahun dua bulan saja, republik ini sudah "pulang pokok". 1 tahun
2 bulan suatu angka *payback period* yang sangat sulit ditemukan dalam
bisnis besar apapun

Tapi, *walaupun saya akuntan tulen*, saya berpikir bahwa pemindahan suatu
pusat kegiatan tidak hanya soal sekian rupiah versus sekian rupiah. Yang
tidak tergambar diperhitungan itu adalah: "kemauan para pihak2 terlibat
untuk pemindahan atau perubahan  itu".

Ga usah jauh2, contohnya sangat2 banyak.

Dari dulu sudah banyak yang berpendapat bahwa untuk kotabesar seperti
jakarta, sistem transportasinya harus yang mengacu ke transportasi massal.
Yang paling massal apa? Ya kereta. Kalau dihitung dengan rupiah, biaya
pembangunan jaringan kereta memang mahal, tapi toh kita bisa ngutang.
Dan setelah masa pembangunan, biaya yang harus ditanggung republik ini pasti
jauh lebih murah dibanding menambah mobil dan motor. Setidaknya, kereta kan
ga pernah pecah ban. Tapi ternyata toh mobil dan motor yang bertambah
terus2an.

Kita juga melihat kenyataan di bumi Indonesia ini, bahwa membangun dan
mengisi kota baru itu tidak gampang.

Muaro Sijunjuang itu entah sejak kapan dijadikan ibukota kabupaten. Tahun
85-87 saya sering ngaudit pemda sana. Kalau fasilitas pemerintahan - gedung
kantor dsb nya - lengkap. Tapi, kalau weekend, cuma Bupati yang ada di sana.
Pegawai lainnya? Pulang ke Padang. Bahkan - waktu itu - pengusaha pom bensin
pun tidak berminat berbisnis di sana, sehingga mobil2 ngisi bensin ke jalan
lintas sumatera.

Itu adalah contoh ibukota baru yang fasilitas perkantoran (pemerintah) sudah
relatif lengkap. Saya tidak tahu bagaimana dengan ibukota kabupaten baru
yang harus dibangun dari awal.

Saya tidak tahu karena sudah lama tidak ke daerah2 di Sumbar, tapi mungkin
ada yang bisa memberikan info, apakah ibukota Dharmasraya, Solok Selatan
atau  Mentawai itu "sudah selesai"?

Apalagi "pembubaran Jakarta". Persoalanya bukan sekedar 50T - 43T.

Riri
Bekasi, L 46






2008/12/12 Nofend Marola <nof...@rantaunet.org>

>  Dibawah ko adolah Gagasan dan Pemikiran Da Andri nan dimuek kompas
> Selasa, 09 Desember lalu, beragam tanggapan di beberapa mailing list dan
> blog perihal pendapat da an ko, tapi kito alun mandanga baliak tanggapan d
> andri di milis2 tersebut, baik secaro lansung ataupun forward.
>
> Jadi, buliah juo kito lanjuikan disiko, kito danga tanggapan sanak nan
> lain, bia da andri manjawek pandapek sanak kok ado nan kontra bagai.
>
> Salam.
>
> PS : Yo ndak ba hub jo ba Minang-minang, tapi nan manyampaikan adolah
> Member RantauNet.
>
>
> http://www.kompas.com/read/xml/2008/12/09/15212286/pindahkan.ibu.kota.ri.ke.kalimantan.
>
> JAKARTA, SELASA - Pembangunan Indonesia yang terjadi saat ini tidak seimbang.
> Sekitar 80 persen industri terkonsentrasi di Pulau Jawa, yang luasnya
> hanya 6,8 persen dari daratan Indonesia. Padahal, daya dukung lingkungan
> dan sumber daya air di Jawa sudah mencapai titik yang memprihatikan dan
> tidak layak memenuhi kebutuhan penduduknya yang mencapai 59 persen dari
> total populasi Indonesia.
>
> Demikian juga dengan Jakarta, yang masih didera oleh berbagai masalah, seperti
> banjir, kemacetan, urbanisasi, serta tingkat kriminalitas yang tinggi.
> Biaya yang harus ditanggung akibat kemacetan di Jakarta mencapai Rp 43
> triliun per tahun.
>
> Maka itu, pengajar ekonomi politik di jurusan Politik Fakultas Ilmu Sosial
> dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Andrinof Chaniago, kembali
> mengangkat wacana perlunya pemindahan ibu kota Indonesia ke wilayah
> Kalimantan Timur atau Kalimantan Tengah.
>
> "Pemindahan ibu kota dapat turut menggerakkan tumbuhnya keseimbangan 
> pembangunan
> antarwilayah dan mencegah semakin parahnya dampak kongesti pemakaian
> prasarana transportasi di Jawa," ujar Andrinof dalam peluncuran Visi
> Indonesia 2033, Selasa (9/12) di Jakarta.
>
> Menurutnya, Kalimantan memiliki posisi yang strategis di Indonesia, karena
> tidak terlalu ke Barat maupun Timur. Andrinof melanjutkan, program-program
> pemercepatan pemerataan, seperti program transmigrasi, percepatan
> pembangunan daerah tertinggal tidak efektif, serta hanya menimbulkan
> pemborosan anggaran, sepanjang pemerintah hanya fokus melakukan
> pembangunan di pulau Jawa, yang hanya memberikan manfaat kepada segelintir
> pihak.
>
> Ia menambahkan, berdasarkan perhitungannya, biaya memindahkan ibu kota dapat
> mencapai Rp 50 triliun. Pihak yang mengatakan bahwa angka tersebut terlalu
> tinggi, kata Andrinof, terlalu menyederhanakan masalah. "Biaya pembangunan
> tersebut memang tinggi, tapi ini sekali lempar. Sedangkan biaya kemacetan
> di Jakarta, Rp 43 triliun, harus ditanggung setiap tahun," kata Andrinof.
>
> Dengan biaya tersebut, pemerintah dapat melakukan efisiensi dan menggerakkan
> pertumbuhan moda transportasi udara dan laut nasional, memperkuat ekonomi,
> menghilangkan faktor penyebab struktural
> urbanisasi, dan migrasi penduduk ke Jawa.
>
> HIN
>
> >
> No virus found in this outgoing message.
> Checked by AVG.
> Version: 7.5.552 / Virus Database: 270.9.17/1844 - Release Date:
> 11-Des-2008 20:58
>
>

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke