Waalaikumsalam wr.wb. Saya rasa, dengan membaca posting sanak Muljadi ini seharusnya sudah cukup untuk membuat kita berpikir bahwa pemindahan ibukota ke kalimantan, atau kemana lah, itu bukan ide yang "membumi"
Ada dua point penting yang saya tangkap dari posting beliau ini: Pertama, pengalaman Jerman memindahkan ibukotanya harusnya cukup memberi pelajaran bahwa biayanya sangat-sangat besar. *(Saya tidak tahu bagaimana 50T diposting sebelumnya itu dihitung, tapi mungkin itu hanya biaya pemindahan secara fisik - itu juga kalau sudah kehitung semua)*. Pengalaman awak sendiri dengan pemekaran dan relokasi ibukota kabupaten seharusnya juga menjadi pelajaran berharga. Kedua, ini point yang lebih penting. "Otonomi nan adil" (meniru istilah sanak Mulyadi). Kalau otonomi sudah berjalan dengan baik, tentunya orang2 tidak lagi berebut di satu tempat. Misalnya perijinan yang efisien di suatu kabupaten akan membuat orang tertarik buka pabrik baru di sana dst dst... Jangankan perusahaan-perusahaan, orang2 pribadipun sudah banyak yang "back to region" karena melihat ide otonomi ini bagus. Kan dari kemaren2 bangsa ini memulai era otonomi daerah tujuannya ini. Kalaupun sampai sekarang otonomi daerah ternyata masih belum mulus jalannya, ya itu yang secara kontinyu diperbaiki. Kalau otonomi berjalan baik, orang2 akan ke daerah, lalu jakarta akan sepi. Itu adalah konsep yang lebih masuk akal, dan semua kita mengarah ke situ.' Jadi tidak perlu tampil beda dengan pemikiran "pembubaran jakarta". kecuali kalau awak bakarajo di percetakan kop surek kantua atau pembuatan papan nama kantua Riri Bekasi, L 46 2008/12/12 Muljadi Ali Basjah <mulj...@gmx.de> > > Ass.Wr.Wb bapak Datuak Arifz jo ummaik RN diPalanta! > > Indak dapek aka ambo do! Bia lah ASBUN sajo ambo manulih ota ambo ikoa. > > Bara ka abih pitih Rakyaik, maindahan ibukota dr Jkt ka Baliakpapan? > > Kejam bana impian/angan2 nan mamapunyoi agak2 coiko! > > Bara abih pitih rakyaik German mamindahan Ibukota Bonn ka Berlin! > > Tapi indak banyak dihiruakkan dek massa media, dek sensor jo lobby juo. > > Agakilah dek Dibapak2, seandainyo Bapak Datuak Arifz yang mamindahkan > Istana Bapak, dari Jakerte, > > contoh ka Padang, bautang banyak, anak cucu/cicit Bapak beko nan mamabaia. > > Iyo na ka lamak diawak sen!!!!!!! > > Urang buek, awak tiru sen, modal awak apo, moral awak apo. > > Buek sajo otonomi nan adil, supayo indak monopol di JKT , lah baliak > bumiputra kanagari asanyo > > (baliak kaPropinsi). Indak basalingkik di Jakarta (Rawa2). > > Efeknyo....biayo labiah ringan, salero nyak korupsi juo kurang, dek > kamalantuang suku/bumiputra sendiri, ummaik indak ba-ondoh2 KEJAKARTE > (Urbanisasi). > > Tapi kalau Bapak mamakai pakai argument, hak aden, kamangecek, bak nyano > den. > > > > --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned: - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama - DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---