Dunsanak sekalian,
 
Soal raja2 di Minangkabau (Pagaruyung) dan raja2 kecil di pantai barat saya 
kira bukti2 historis lebih dari cukup.  Bukankan Thomas Diaz, orang Eropa 
pertama yang masuk ke pedalaman Minangkabau pada pertengahan abad ke-17 bertemu 
dengan raja Pagaruyung yang istananya berkilau oleh emas? Lihat: Timothy P. 
Barnard. “Mestizos as Middlemen: Tomas Días and his Travels in Eastern Sumatra” 
in Iberians in the Singapore-Melaka Area (16th to 18th Century), ed. Peter 
Borschberg (Weisbaden: Harrassowitz, 2004), pp. 147-60. 
 
Tentu tak ada salahnya juga jika kita membaca buku Jane Drakard: A Kingdom of 
Words: Language and Power in Sumatra (Shah Alam [etc.]: Oxford University 
Press, 1999), sebuah buku yang menarik yang, sayang sekali, tak ada orang kaya 
Minangkabau yang tertarik untuk membiayai penerjemahannya ke dalam Bahasa 
Indonesia. Seperti terefleksi dalam judul buku itu: modal raja2 Minangkabau 
dulu hanyo muncuang sajo (ibarat tukang galeh ubek); tantara indak ado, paliang 
punyo dubalang gak salusin, kuaso yg terpusat indak ado. Kerajaan tanpa pasukan 
militer: itulah Pagaruyung.
 
Buku Dobbin (1983) yang sudah sering dibicarakan dan sudah 2 x diterjemahkan ke 
dalam Bhasa Indonesia banyak mengungkapkan hubungan raja Pagaruyung dengan 
raja2 kecil di pantai barat Sumatra. Raja-raja kecil di pantai barat dalam 
periode tertentu memberi semacam 'pasalaman' --untuk tidak mengatakan 
upeti--kepada Pagaruyung sebagai tanda respek, bukan sebagai tanda tunduk. Akan 
tetapi hubungan itu menjadi merenggang setelah kedatangan pedagang2 Aceh dan 
kemudian Barat di pantai barat Sumatra. Raja2 kecil itu menjadi lebih 
independen dan banyak berdagang dengan orang2  Barat (Portugis, Inggris, dan 
Belanda). Dalam pada itu muncul pula apa yang oleh Dobbin disebut sebagai 
'pialang' yang mendominasi dan menentukan transaksi2 dagang di entrepot2 pantai 
barat itu, sejak dari Inderapura sampai ke Katiagan. Lama-lama hubungan batin 
dan perasaan respek raja2 kecil di pantai barat itu makin renggang dengan kuasa 
di Pagaruyung.
 
Ekspansi famili2 raja2 kecil di pantai barat Sumatra ke daerah2 utara juga 
sudah cukup jelas terungkap dalam beberapa kajian yg cukup mendalam. Dalam 
kaitannya dengan hal ini, satu buku lain suntingan Drakard tentu bermanfaat 
juga kita baca. Buku tersebut adalah  Sejarah Raja-raja Barus: Dua Naskah dari 
Barus (Jakarta & Bandung: Ecole francaise d'Éxtreme-Orient, 1988).
 
Wassalam,
Suryadi
 


      
___________________________________________________________________________
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru.
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke