Assalammu'alaikum Wr.Wb.
Paliang indak dunsanak alah saketek labiah tau tu maaa!
Apokah Rajo kaciak nan dunsanak mykasui samo jo rajo kaciak di Johor???????
Trims!!

--- Pada Sab, 14/2/09, Arman Bahar <arman_ba...@ymail.com> menulis:

Dari: Arman Bahar <arman_ba...@ymail.com>
Topik: [...@ntau-net] Re: bukti historis lebih dari cukup
Kepada: RantauNet@googlegroups.com
Tanggal: Sabtu, 14 Februari, 2009, 8:36 AM







Assalamualaikum ww
 
Suai, Minangkabau sepintas lalu tidak punya pasukan atau militer kecuali 
beberapa lusin dubalang sehingga tidak heran ada clash sedikit aja dengan 
pengikut Tuangku Lintau Minangkabau lenyap dari permukaan bahkan Istano Basa 
Pagaruyuang rata dilalap api hingga Rajo Alam dan Putra Mahkota Sulthan Alam 
Bagagar Syah yang masih berumur 9 tahun ngungsi dikegelapan malam ke Istano 
Tuanku Gadih kerabat dirantau Kuantan Riau
 
Benarkah selamanya demikian? 
Ternyata dizaman Adityawaman dan anaknya Ananggawarman kerajaan ini punya juga 
kok angkatan perangnya, lihat aja peristiwa Padang Sibusuk
 
Juga waktu Pesisir Timur dibawah bayang2 Aceh hingga lalu lintas Pagaruyuang ke 
Semenanjung Tanah Melayu seperti Negeri Sembilan dan Kerajaan Johor istana sang 
besan macet dan dijarah tentara2 Aceh ternyata Minangkabau punya juga pasukan 
handal hingga Aceh dapat diusir dari Pesisir Timur dan selanjutnya sama kita 
lihat Rajo Alam di Pagaruyuang menempatkan Rajo Kociak (Raja Kecil) yang 
ber-ibu Putri Pagaruyuang dan ber-ayah Sultan Johor itu sebagai penguasa 
Pesisir Timur raja pertama kerajaan Siak Sri Inderapura
 
Ex Pasukan Pagaruyuang yang membebaskan Pesisir Timur itu kita kenal sekarang 
sebagai orang Sakai yang sekarang dapat kita lihat mereka berdomisili 
dipedalaman Kabupaten Siak dan Bengkalis Riau
 
Jadi ada timbul dan tenggelam, masa jaya dan masa kemunduran suatu kerajaan, 
mungkin ketika zaman perang Paderi, Minangkabau Pagaruyuang dalam masa2 suram 
dimana sebagaian besar wilayahnya di Rantau seperti Barus, Kinali, Tiku, 
Pariaman, Indropuro dan banyak pula di rantau pesisir Timur telah melepas diri 
dari kontrol pusat di Pagaruyuang
 
note
Adokah mamak dan dunsanak nan mengetahui Rajo2 Pagaruyuang dan para kerabatnya 
bersuku apo, apakah mereka penganut matriachat seperti kita juga, karena ane 
dengar mereka patriachat artinya seluruh keluarga Istana Pagaruyuang di Gudam 
itu melaksanakan perkawinan endogami kawin hanya sesama lingkungan keluarga 
istana saja hingga dengan demikian suku mereka jadi tidak jelas lagi
 
Dari pengakuan beberapa yang mengaku masih kerabat istano Pagaruyuang mengaku 
mereka dekat ke suku Piliang namun ado juo beberapa kerabat lainnya 
diperantauan Duri menegur kerabat lain yang bergabung kepersatuan Keluarga Suku 
Piliang karena katanya suku mereka khusus bahkan ada yang bilang sukunya Gudam 
padahal nama suku Gudam itu tidak ada yang ada bahwa Gudam itu sebuah 
kanagarian dengan penghuninya masih kerabat keluarga istana Pagaruyuang
 
Iko jadi pertanyaan besar dalam hati ambo salamoko, mohon pencerahan dari 
mamak2 dan dunsanak yang mengetahui masalah ini 
  
 
wasalam
abp

--- On Fri, 13/2/09, Datuk Endang <datuk_end...@yahoo.com> wrote:

From: Datuk Endang <datuk_end...@yahoo.com>
Subject: [...@ntau-net] Re: bukti historis lebih dari cukup
To: RantauNet@googlegroups.com
Cc: sulita...@yahoogroups.com
Date: Friday, 13 February, 2009, 3:54 PM







Sanak Suryadi, sedikit komentar saya berikan :
 
"Seperti terefleksi dalam judul buku itu: modal raja2 Minangkabau dulu hanyo 
muncuang sajo (ibarat tukang galeh ubek); tantara indak ado, paliang punyo 
dubalang gak salusin, kuaso yg terpusat indak ado. Kerajaan tanpa pasukan 
militer: itulah Pagaruyung."
 
Dalam Ilmu Negara terdapat 2 kemungkinan untuk kondisi negara tanpa dukungan 
angkatan perang ini :
1) negara protektorat; sehingga pertanyaannya : siapa yang memberikan proteksi 
kepada Pagaruyung?
2) negara dalam pengampuan/perwalian; sehingga pertanyaannya : siapa yang 
menjadi wali bagi Pagaruyung?
 
"Raja-raja kecil di pantai barat dalam periode tertentu memberi semacam 
'pasalaman' --untuk tidak mengatakan upeti--kepada Pagaruyung sebagai tanda 
respek, bukan sebagai tanda tunduk. "
 
Dalam tambo Dt. Batoeah disebutkan secara lebih gamblang, terkadang diberikan 
dengan langsung marosok tangan raja ketika raja berkunjung ke tempat itu, atau 
diletakkan begitu saja di atas meja dan kemudian raja mengutipnya, dst. Memang 
untuk beberapa daerah di Tanah Datar ada aturan ameh manah tiang bubuq, dan 
melalui prosesi tertentu.
 
Wassalam,
-datuk endang

--- On Fri, 2/13/09, Lies Suryadi <niadil...@yahoo.co.id> wrote:

From: Lies Suryadi <niadil...@yahoo.co.id>
Subject: [...@ntau-net] bukti historis lebih dari cukup
To: RantauNet@googlegroups.com
Date: Friday, February 13, 2009, 4:47 PM







Dunsanak sekalian,
 
Soal raja2 di Minangkabau (Pagaruyung) dan raja2 kecil di pantai barat saya 
kira bukti2 historis lebih dari cukup.  Bukankan Thomas Diaz, orang Eropa 
pertama yang masuk ke pedalaman Minangkabau pada pertengahan abad ke-17 bertemu 
dengan raja Pagaruyung yang istananya berkilau oleh emas? Lihat: Timothy P. 
Barnard. “Mestizos as Middlemen: Tomas Días and his Travels in Eastern Sumatra” 
in Iberians in the Singapore-Melaka Area (16th to 18th Century), ed. Peter 
Borschberg (Weisbaden: Harrassowitz, 2004), pp. 147-60. 
 
Tentu tak ada salahnya juga jika kita membaca buku Jane Drakard: A Kingdom of 
Words: Language and Power in Sumatra (Shah Alam [etc.]: Oxford University 
Press, 1999), sebuah buku yang menarik yang, sayang sekali, tak ada orang kaya 
Minangkabau yang tertarik untuk membiayai penerjemahannya ke dalam Bahasa 
Indonesia. Seperti terefleksi dalam judul buku itu: modal raja2 Minangkabau 
dulu hanyo muncuang sajo (ibarat tukang galeh ubek); tantara indak ado, paliang 
punyo dubalang gak salusin, kuaso yg terpusat indak ado. Kerajaan tanpa pasukan 
militer: itulah Pagaruyung.
 
Buku Dobbin (1983) yang sudah sering dibicarakan dan sudah 2 x diterjemahkan ke 
dalam Bhasa Indonesia banyak mengungkapkan hubungan raja Pagaruyung dengan 
raja2 kecil di pantai barat Sumatra. Raja-raja kecil di pantai barat dalam 
periode tertentu memberi semacam 'pasalaman' --untuk tidak mengatakan 
upeti--kepada Pagaruyung sebagai tanda respek, bukan sebagai tanda tunduk. Akan 
tetapi hubungan itu menjadi merenggang setelah kedatangan pedagang2 Aceh dan 
kemudian Barat di pantai barat Sumatra. Raja2 kecil itu menjadi lebih 
independen dan banyak berdagang dengan orang2  Barat (Portugis, Inggris, dan 
Belanda). Dalam pada itu muncul pula apa yang oleh Dobbin disebut sebagai 
'pialang' yang mendominasi dan menentukan transaksi2 dagang di entrepot2 pantai 
barat itu, sejak dari Inderapura sampai ke Katiagan. Lama-lama hubungan batin 
dan perasaan respek raja2 kecil di pantai barat itu makin renggang dengan kuasa 
di Pagaruyung.
 
Ekspansi famili2 raja2 kecil di pantai barat Sumatra ke daerah2 utara juga 
sudah cukup jelas terungkap dalam beberapa kajian yg cukup mendalam. Dalam 
kaitannya dengan hal ini, satu buku lain suntingan Drakard tentu bermanfaat 
juga kita baca. Buku tersebut adalah  Sejarah Raja-raja Barus: Dua Naskah dari 
Barus (Jakarta & Bandung: Ecole francaise d'Éxtreme-Orient, 1988).
 
Wassalam,
Suryadi
 


New Email addresses available on Yahoo! 
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail.
Hurry before someone else does




      ____________________________________________________________________
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! 
http://id.yahoo.com/
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Reply via email to