Uda Muzirman dan dunsanak sadonyo

Kalau kemaren uda posting tulisan tentang Caleg, ini ada cerita lain,
tentang Aleg yang saya copy dari
http://chappyhakim.kompasiana.com/2009/02/19/mungkin-dirut-pertamina-dianggap-tidak-tahu-adat/

Mungkin sebagian dunsanak sudah membacanya, karena ini sudah diposted di
blognya sekitar seminggu yll. Tetapi tampaknya sampai kemaren masih ada yang
menanggapi, sehingga posting ini menduduki ranking 3 besar dalam kategori
"Yang Paling Banyak Ditanggapi".

Yang menarik juga adalah simpulan mas Chappy, si penulis, setelah membaca
lebih dari 100 tanggapan:

*... Rata-rata komentar nggak ada yang membutuhkan jawaban, karena isinya
semua sudah sama dan sebangun, emang bener DPR ya kayak gitu itu, emang
harus nggak boleh bosen-bosen di teriakin terus . Kapan insap nya ya ?!
Sekali lagi, salam hormat untuk semuanya. CH.*

Iya, mungkin benar, untuak dunsanak yang pernah hadir di sidang DPR ataupun
yang pernah (apalagi sering) nonton sidang di TV SWARA, mungkin akan
berpendapat sama ...

Selamat menikmati, have a nice weekend


Riri
Bekasi, L 46

Mungkin Dirut Pertamina dianggap tidak tahu “adat”? Oleh Chappy Hakim - 19
Februari 2009 - Dibaca 2258 Kali -

Dirut Pertamina dianggap tidak tahu *“adat”*? Melanjutkan tulisan tentang
DPR dan Pertamina, menarik untuk dapat ditelaah lebih dalam tentang Rapat
Dengar Pendapat atau kerap dikenal juga dengan istilah RDP.

Dari pengalaman saya pribadi, RDP ini sangat mengganggu pekerjaan institusi
terkait. Karena biasanya pihak DPR selalu menentukan sendiri jadwalnya dan
bahkan kadangkala memaksa atau memberikan pilihan yang sulit untuk dapat
dikompromikan. Yang pasti , biasanya sebagian besar instansi kemudian
mengalah untuk mengikuti saja kemauan DPR.

Berikutnya, yang membuat RDP itu menjadi tidak karuan berjalannya adalah
kenyataan bahwa RDP di DPR tidak pernah bisa dilangsungkan tepat waktu
sesuai dengan apa yang tertera di undangan mereka sendiri. Sudah molor
waktunya, kemudian biasanya dimulai bila para anggota sudah mulai dianggap
memenuhi quorum .

Pelaksanaan sidang sangat tidak tertib dan sambil sidang berjalan, mereka
mulai berdatangan satu persatu. Begitu sesi tanya jawab dimulai, maka mereka
berebutan untuk bertanya. Pertanyaan biasanya dilakukan dengan kata-kata
yang tidak sopan dan kasar dan juga terkadang tidak berdasar fakta. Tidak
semua anggota DPR, akan tetapi sebagian besar demikian adanya. Lebih gawat
lagi, banyak yang bertanya panjang lebar nggak karuan dan, kemudian setelah
itu meninggalkan ruang sidang seenaknya.

Itulah gambaran dari sebagian besar para anggota yang “terhormat” itu
menunjukkan kekuasaannya.

Luar biasa ! Mereka itu sama sakali tidak menghargai tamunya. Kembali kepada
saat mereka menghadapi Pertamina, dan saya percaya juga terjadi dengan
instansi –instansi lainnya, pada umumnya pendekatan yang dilakukan adalah
pendekatan “*kekuasaan”* semata. Sangat Arogan.

Mereka menempatkan dirinya sebagai penguasa yang tiada tara dan
memberlakukan mitra nya sebagai terdakwa atau pesakitan di pengadilan. Pada
umumnya sebagian besar instansi mitra DPR bersikap mengalah saja, dengan
moto *“yang waras lebih baik mengalah”*. Kemungkinan besar, Pertamina kali
ini tampil berbeda dengan jajaran pimpinan sebelumnya. Inilah yang membuat
para anggota DPR *“shocked”*. Mereka terlanjur terbiasa dengan sikap
mengalah atau takut terhadap mereka. Mengapa yang satu ini koq *“berani” *?

Arogansi mereka, sangat sering kita saksikan diberbagai media dengan
suara-suara yang lantang berkata “*Saya akan panggil itu si A ! “, “saya
akan panggil itu si B!” *dan lain-lain. Konon beberapa waktu yang lalu
mereka kena batunya, karena Menhan Yuwono Soedarsono, menjawabnya
dengan*“saya tidak akan datang bila dipanggil DPR !” “saya hanya akan
datang bila
di undang*” Ini sebenarnya kan sebuah teguran keras dari seorang pejabat
terhadap tingkah laku yang tidak sopan dari mereka itu. Namun, ya dasar
memang mereka tidak memiliki pendidikan yang cukup untuk bisa memahami nya
sebagai satu teguran.

Karena kesombongan dan sikap yang sangat melecehkan itu juga, maka mereka
tidak pernah mau membuat satu tata cara dan tata tertib dan atau mekanisme
pelaksanaan RDP dan atau juga *“fit and proper test”.* Sehingga dengan
demikian, terlihatlah bagaimana *“ngawur”* nya pelaksanaan rapat-rapat di
DPR tersebut. Mungkin kita masih ingat pada saat *“fit and proper
test”*Calon Panglima TNI, Marsekal Djoko Suyanto. Sidang itu, selain
sudah molor
pada waktu memulainya, kemudian pelaksanaannya sampai berlangsung lebih dari
12 jam ! Rapat macam apa itu ? Lebih-lebih lagi, pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan selain tidak bermutu juga dilakukan berulang-ulang. Sama sekali
tidak ada pertanyaan yang cerdas dan berpola dan ada hubungannya dengan
syarat pelaksanaan tugas seorang Panglima TNI.

Kemudian kalau kita bandingkan dengan “*fit and proper test”* lain yang ada
sesuatunya dibelakang layar, maka rapat akan berjalan lancar dan sama sekali
tidak memerlukan waktu sampai dengan 12 jam lebih. Buktinya ? Sudah
dibeberkan dengan sangat jelas oleh salah satu anggota DPR itu sendiri yaitu
saudara Agus Condro. Nah, dengan demikian sulit sekali kita untuk dapat
membantah kecurigaan orang awam tentang apa yang terjadi pada RDP dengan
Pertamina tempohari itu. Bisa saja , kemudian orang menghubung-hubungkan
proses terpilihnya Dirut Pertamina dengan apa yang telah dibeberkan oleh
Agus Condro. Sidang yang tidak ada *“isi”* nya biasanya akan
berlangsung *“alot”
*dan lama sekali serta penuh dengan pertanyaan-pertanyaan yang kurang sedap
didengar, atau juga ternyata tidak mustahil akan berakhir dengan pengusiran
?

Sebaliknya dari itu, sidang akan berlangsung dengan sangat nyaman, bila
sesuatu sudah atau akan segera diselesaikan secara *“adat”.* Sampai disini
tentu menjadi jelaslah apa yang dimaksud dengan *“adat”* itu. Itu pula lah
sebabnya, mungkin, maka sampai dengan saat ini, sidang RDP dan fit and
proper test tidak pernah dibuatkan semacam petunjuk pelaksanaannya agar
dapat berlangsung praktis dan efisien, dan juga dapat diselesaikan secara
adat. Jadi , kesimpulannya saya sangat khawatir, kemungkinan besar Dirut
Pertamina yang baru ini adalah pejabat yang dianggap oleh DPR sebagai figur
baru yang tidak tahu *“adat” ?* !

Jakarta 19 Februari 2009

Chappy Hakim





2009/2/27 Muzirman -- <muzir...@gmail.com>

> *”*
>

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke