Dear Rangkayo Hanifah dan Dunsanak RN Yang Mulia,


1. Seperti yang telah sering saya sampaikan pada milis ini, saya
hanyalah anak rantau yang telah lama meninggalkan negeri kita Ranah
Minang. Apa yang saya ketahui dan saya pahami tentunya telah terkikis
oleh carut-marut kehidupan yang terjadi selama di rantau. Di satu sisi,
hal tsb tentu mengurangi "cahaya" mata hati,...tapi di sisi lain hal
tsb barangkali bisa dianggap sebagai jalan yg telah diberi ALLAH untuk
mampu mensyukuri pemberian NYA kepada kita di Ranah Minang.  Untuk itu
terlebih dahulu saya mohon maaf jika ada pandangan dan kata saya yang
salah.



2.  Saya SANGAT SETUJU dengan ESENSI tulisan yang Rangkayo sampaikan,
yaitu mencari metoda untuk memfaktualkan adat dan agama di Ranah Minang
seperti tuntunan dan contoh baik yang pernah kita rasakan dahulu. Untuk
itu, tentu kita dituntut untuk mengetahui dan memahami adat dan agama
tersebut secara baik terlebih dahulu. Pertanyaannya adalah bagaimana
cara mengetahui dan memahami adat dan agama tersebut?



3. Dalam konteks adat, apakah kita perlu membuat suatu "KITAB" ABS-SBK
? Jika perlu, maka mampu kah kita?  Jika mampu, siapa saja yang perlu
duduk bersama untuk membuatnya? Jika semua setuju, maka KITAB ABS-SBK
seperti apa yang akan kita buat? Jika semua sudah jelas, maka berapa
lama waktu yang kita punyai untuk merumuskan ABS-SBK tersebut? Dengan
urutan pertanyaan tersebut, maka SAYA PRIBADI merasa KITA TIDAK SANGGUP
utk melakukan itu,.....dalam arti tidak sanggup utk menghasilkan KITAB
yang BAIK  dan BENAR yang TIDAK KONTRA PRODUKTIF dengan tatanan
dan tata nilai yang sudah ada dalam ADAT MINANG....dan tidak sanggup
karena keterbatasan waktu dan tenaga utk fokus membuat kitab tersebut. 



4.   Jika mengingat pelajaran dari datuak saya yang pernah saya dapat puluhan 
tahun yang lalu, maka beberapa hal berikut barangkali bisa menjadi inspirasi 
bagi kita gemerasi kini untuk memahami Adat Minang dan melaksanakannya selaras 
dengan ajaran Agama Islam, yaitu :

a.  Mempelajari adat adalah ibarat mempelajari BUAH,...mulai dari kulit buah, 
daging buah, biji buah, lembaga, isi lembaga, titik tumbuh lembaga (atau dalam 
bahasa botani disebut sebagai meristum),.....hingga isi titik tumbuh 
tsb......terus berulang sampai hal terkecil dari buah tersebut.......dari LUAR 
ke DALAM, ......dari DALAM ke LUAR,.......dari ATAS ke BAWAH,...dari BAWAH ke 
ATAS,........KE SAMPING MENYAMPING,......UTUH untuk setiap bagian yang 
menggambarkan sebagaimana ZAT maka begitulah SIFAT dari buah tersebuh secara 
utuh dan secara partial. Demikian pula cara yang saya dapat dalam memperlajari 
agama dahulu, .....seperti yang pernah saya ceritakan mulai dari membaca
 sampai ke diri. 

b. Ketika analogi buah bisa diterima, maka waktu itu saya dituntun untuk 
berfikir SIAPA YANG MENCIPTAKAN BUAH,...mengapa pohon buah tersebut tumbuh di 
tempat itu dan SIAPA YANG MEMILIKI BUAH. Lalu tuntunan diteruskan pada APA HAK 
dan KEWAJIBAN yang MENCIPTAKAN BUAH,.....dan APA HAK DAN KEWAJIBAN YANG 
MEMILIKI BUAH...hingga apa HAK DAN KEWAJIBAN YANG MENIKMATI BUAH. Dalam konteks 
keberadaan kita saat ini, maka saya fikir kita adalah berada pada bagian 
pertanyaan sebagai yang  "menikmati buah". 

c.  Dengan bahasa yang sederhana, beliau menceritakan hal itu semua sebagai 
pengantar tidur saya di saat itu. Satu dan dua pepatah Minang beliau ungkapkan 
dan 2 atau tiga ayat Quran beliau sebutkan. Saya tidak beliau suruh 
menghapal,...tetapi sangat jelas teringat bahwa beliau berusaha menyentuh alam 
akal dan hati seorang anak yang masih kecil untuk BISA SIAP memahami.

d. Ketika masih berumur 6 tahun,......suatu kali orang sekampung menjadi ribut 
karena saya "mampawaang" seorang  Pangulu yang sedang berjalan di depan rumah 
kami (karena bunyi sapaan saya :  "kamaa waang tuh Tuak,...naikl ah 
dulu"),.....maka pada malam berikutnya beliau banyak
 membisikan  RAHASIA ADAT sebagai pengantar tidur. Saya sangat "BERUNTUNG" 
..... disayang oleh orang sekampung dan dimengerti sebagai anak yang masih 
kecil,...shg kasus "mampawaang" tersebut hingga kini dianggap sebagai KELUCUAN 
bersama kami sekeluarga. Satu hal yang saya masih ingat dalam kasus itu adalah 
beda makna dan rasa sapaan "singgah lah dulu"....dengan sapaan "naik lah dulu".

5. Jika apa yang saya alami tersebut kita anggap sebagai suatu hal yang 
menyenangkan dan indah, .....maka pertanyaannya adalah apakah hal tersebut bisa 
kita berikan pada anak dan kemanakan kita saat ini di kampung atau di rantau 
ini? Selama 2 minggu di Sumbar kemaren ini, saya melihat proses mengaji di 
surau masih ada,...meskipun cara dan atmosfirnya sudah berbeda. Sedangkan 
selama di rantau, saya juga yakin bahwa kita masing2 masih menuntun anak dan 
kemanakan kita utk mendapatkan keindahan dan kebahagiaan masa kecil tersebut. 
Persoalannya adalah bagaimana MENINGKATKAN
 KUALITAS proses yang ada saat ini tersebut sehingga bisa lebih indah dan lebih 
baik dari proses yang pernah kita alami dahulu (sebagai indikator bhw generasi 
penerus harus lebih baik dari generasi sebelum nya).     

6. Berkaitan dengan pepatah Minang, maka hal yang masih sangat jelas dalam 
ingatan saya adalah ketika saya dituntun untuk mengerti dan mengetahui bahwa 
setaip pepatah Minang adalah ibarat PISAU BERMATA BANYAK,....yang salah satu 
mata pisau tersebut (jika salah menggunakan) PASTI akan  MENGULITI dan 
MENCINCANG DIRI SENDIRI. Dalam kebodohan saya "mengunyah" pepatah Minang, maka 
saya menemukan bahwa setiap pepatah setidaknya memiliki 9 MATA PISAU, yaitu utk 
akal, untuk hati, untuk kaum, untuk negeri, untuk diri sendiri, untuk bertahan, 
untuk menghindar, untuk menyerang, dan untuk bersyukur serta tunduk pada ILAHI. 

Salah satu pepatah yang diajarkan pada saat kecil dahulu adalah ketika di masa 
kecil kami berebut utk memilih posisi tidur (antara tidur di tengah  atau tidur 
di bagian tepi) dan berebut makanan. Saat itu kami diajar melalui senda gurau 
yang menakutkan, yang berbunyi "YANG DI TAPI DITAKAN, YANG DI TANGAH 
DIBAO",.....gurauan yang menakutkan tersebut beliau cuatkan untuk mengantar 
kami mengerti makna pepatah TAHIMPIK HANDAK DI ATEH, TA KURUANG HANDAK DI LUA 
dan JALAN BADUO HANDAK DI TANGAH, dan penting nya arti doa ketika akan tidur. 
Sedangkan ketika kami "berebut" makanan, maka beliau mengajarkan "yang mambagi 
harus kamudian, yang maambiak harus menjalankan "cukuik di awak dan indak 
kurang di urang". 

7.  Jika semua pengalaman itu saya coba rangkai untuk menjawab pertanyaan 
Rangkayo Hanifah, maka saya fikir yang perlu sama-sama kita lakukan adalah 
MENGUMPULKAN INFORMASI (ttg adat dan agama),....MENCERNA dan MENDAPATKAN MAKNA 
nya, ....MENERAPKAN nya dalam kehidupan sehari-har secara IKHLAS untuk 
kepentingan anak cucu KITA BERSAMA hingga akhir zaman nanti,....dan tentunya 
adalah KEBERSAMAAN KITA agar kita semua bisa kokoh bahu membahu membangun 
negeri (sebagai wujud dan implemnetasi dari ABS-SBK tersebut).


Salam,
r.a.

--- On Thu, 3/26/09, hanifah daman <iffa...@yahoo.com> wrote:
From: hanifah daman <iffa...@yahoo.com>
Subject: [...@ntau-net] Re: PESAN DATUKNYA BUNG RICKY AVENZORA (RA)
To: "avenzor...@yahoo.com" <avenzor...@yahoo.com>
Cc: "RantauNet@googlegroups.com" <RantauNet@googlegroups.com>
Date: Thursday, March 26, 2009, 3:06 PM


Assalammualaikum WR WB bung RA. Kasimpulan nan hanifah dapek dari mambaco di
milis gon bahwa ajaran ABSSBK oleh orang dagulu di tuangkan atau di padatkan
dalam patatah dan patitih minang. Waktu itu alim ulamanya pada jagoan memaknai
Alquran, saroman datuknya bung RA. Nah sekarang karena tidak pandai memaknai
Alquran maka tidak tau apa ajaran yang terkandung dalam patatah dan patitiah.
Kadang hanya hafal, sehingga ketika di kejar apa itu maksud petatah n
 petitih ya
nggak bisa jawab. Bgm kalau patatah n patitiah yang jadi panutan adat minang di
terjemahkan dan dikaitkan langsung ke ayat2 Alquran, sehingga kelihatan ABSSBK
nya. Masalahnya apa Alquran masih di buka atau masih di baca nggak ?? Kok
katanya mesjid sepi dan jarang anak muda yang ke mesjid. Bgm jalan keluarnya ???
Wass. Hanifah

avenzor...@yahoo.com wrote: 
> Dear RangKayo Haifah dan Dunsanak RN Yang Mulia 1. Amin. Tarimo kasih
banyak. Mudah2an Allah mencatatkannyo sebagai amal ibadah bagi datuak ambo. 2.
Berkaitan adonyo babarapo kawan yg via japri minta ijin mem-fwd-kan
"resume" ko ka milis lain (dgn alasan utk tujuan diskusi dan 
dakwah),....mako ambo indak keberatan doch....,namun baitu ....untuak
menghindari fitnah (karano ado tanyo yg indak tajawek dlm diskusi
misalnyo)....mako ambo mamohon ....sampai taraf tertentu ....kironyo ado tanyo
yg indak tajawek ....ambo harap diskusi tu bisa dibagi
 pulo baliak  ka mari (RN
ko). Salam, r.a. Powered by Telkomsel BlackBerry® From :  hanifah daman Date :
Mon, 23 Mar 2009 20:26:19 -0700 (PDT) To : <RantauNet@googlegroups.com>;
<ba...@yahoogroups.com>; <teknik_u...@yahoogroups.com> Subject :
[...@ntau-net] PESAN DATUKNYA BUNG RICKY AVENZORA (RA) PESAN DATUKNYA BUNG RICKY
AVENZORA (RA)   Dua hari aku terlibat diskusi serius Tentang pesan-pesan datuk
bung RA Yang
 dilontarkan padaku Singkat Padat Bikin jidatku berkerut Karena minimnya ilmuku
Pesannya begini   “ Mulailah jo Bismillah Bajalanlah jo Alhamdulillah ‘   
Bung RA menjekaskan Untuk memahami maksudnya Kakeknya berpesan Kunyah dengan
cara seperti ini   “ Managji Baca Mangaji Bisa Mangaji Makna Managji Rasa
Mangaji Diri “   Keterangn datuknya lebih lanjut “ Kok indak bisa
"mambaco" Mako indak akan pernah "mangarati",....... Kok
"indak mangarat"i Mako "indak
 akan tahu raso",.... Kok
"indak tahu raso" Mako "indak akan tahu diri",.... Kok
"indak tahu diri" mako. Indak akan tahu Tuhan . “   Biar tidak
tersesat berbuat Kakek bung RA berpesan lagi “ Apo yang awak pikiakan Mako itu
yang awak pabuek dan Apo yang awak pabuek Mako itu pukonuo yang akan awak dapek
“   Membaca pesan yang terakhir Aku jadi teringat kata mamak Mufni Ketika
sedang berdebat seru Dengan seorang wakil rakyat “ Lain yang dipikirkan Lain
yang dikatakan Lain yang
 dilakukan “ Hancur negara jadinya   Akupun teringat kata Ustadz “ Sekecil
apapun kebaikan yang kita lakukan Akan kembali ke kita Sekecil apapun kejahatan
yang kita lakukan Juga akan kembali ke kita “   Kato datuknya lagi “
Seorang muslim yg baik minimal Akan mambaco BISMILLAH Minal sabanyak 60 kali
dalam sehari “ (Datuknya mencontohkan mulai dari basmalah Saat shalat fardhu
sampai basmalah ka makan Ataupun
 basmalah ka mangarajokan sesuatu).    Datuknya
melanjutkan : "Sabalun umua 30 Mako carilah sabanyak-banyak nyo buku
Tantang apo makna bismillah tuh,..... Ttapi sasudah umua 30 Jaan abihkan wakatu
untuak mancari dan Mangato-ngatoi apo makna bismillah Sarupo apo kecek urang
tapi CARILAH APO RASO BISMILLAH itu di DADO..... Sahinggo bisa mambaco dan
manyabuikan,.... Talingo mandanga,....aka mangarati,.... “ Dan rasonyo sampai
di dado dan di nyao   Terakhir datuknya berpesan " Ilmu indak untuak di
adu Agamo indak untuak dipatantangkan Tapi
 adalah untuk di amalkan "   Sengaja ku tulis ulang yulisan bung RA Biar
mudah bagiku menyimpannya Mudah pula kubagikan pada orang lain Terimakasih Bung
RA Semoga Ilmu dari datuk bung RA Menjadi amal yang menaglir ke beliau Amin ya
Rabbal Alamin   Bengkulu, 24 Maret 2009     Hanifah Damanhuri            
> 


     
 





      
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke