Tambahan info dari 
http://padangekspres.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=8708

 
Selasa, 21 Juli 2009 , 10:20:00
Wisatawan ke Sikuai Kecewa Berat


Padang, Padek---Ratusan wisatawan domestik tujuan Pulau Sikuai terlunta-lunta 
selama lima jam lebih di Dermaga Wisata Bahari, Minggu (19/7) pagi. Akhirnya 
banyak wisatawan yang membatalkan keberangkatan karena kesal. Pasalnya, izin 
berlayar tidak dikeluarkan Sahbandar Dinas Perhubungan Laut Kota Padang, jika 
berangkat melebihi 60 orang. Rombongan wisatawan domestik itu berangkat melalui 
dermaga AW Cafe di Jalan Batangarau yang tergabung dalam wisata one day tour. 
Mereka sudah membayar biaya keberangkatan kepada pihak AW Café.

Insiden yang dialami wisatawan asal Jakarta, Medan dan Pekanbaru itu, jelas 
mencoreng citra pariwisata Kota Padang. Tigor Sinaga, 35, asal Jakarta mengaku 
kecewa. “Bagaimana Kota Padang bisa berhasil mengembangkan pariwisatanya jika 
wisatawan diperlakukan seperti ini. Mana ada yang mau datang lagi ke Kota 
Padang,” kata Tigor dan teman-teman yang sudah menunggu selama lima jam lebih. 
Tigor menasehati, antara pengusaha dan pihak pemerintah daerah harus jalin 
kerja sama dan menetapkan peraturan-peraturan yang jelas sehingga tidak 
merugikan masyarakat. 

Pengusaha pariwisata, Ridwan Tulus mengatakan tidak bolehnya penumpang menaiki 
kapal menuju ke Pulau Sikuai karena alasan izin layar kapal hanya membolehkan 
membawa 60 penumpang. Padahal kapal yang kita punya mempunyai kapasitas 
mencapai 75 orang. Tapi pihak syahbandar tetap ngotot.
“Saya tidak mengerti apa keinginan syahbandar. Padahal saat ini masanya libur 
sehingga banyak masyarakat yang datang dari luar provinsi yang ingin menikmati 
libur bersama teman dan, keluarga mereka ke pulau. Kapal yang kita punya pun 
memiliki kapasitas 75 penumpang. Mengapa harus dipaksakan ketetapan 60 
penumpang itu, kalau kapal kita layak membawa 75 orang. Saya rugi puluhan juta 
lebih,” ujar Ridwan.

Monte Kristo, anggota syahbandar yang berada di lokasi keberangkatan terlihat 
memeriksa penumpang yang akan diberangkatkan. Saat ditanya kenapa hal ini bisa 
terjadi, ia menolak berkomentar dengan alasan Kepala Syahbandar tidak ada di 
tempat. “Saya tidak bisa menjawab pertanyaan rekan-rekan wartawan, karena ini 
bukan wewenang saya. Saya di sini hanya melakukan perintah atasan yang menyuruh 
melakukan pengecekan, terhadap kapal yang akan berangkat. Memang kita hanya 
memberikan izin layar pada kapal mereka dengan membawa 60 penumpang,” ujar 
Monte. Setelah menunggu, akhirnya Ridwan Tulus menyewa KM Asia untuk mengangkut 
ratusan sisa wisatawan itu. (cr 13/hsn) 
 

--- On Tue, 7/21/09, avenzor...@yahoo.com <avenzor...@yahoo.com> wrote:


From: avenzor...@yahoo.com <avenzor...@yahoo.com>
Subject: [West Sumatra Tourism Board] Re: Sikuai DITUTUP sementara...?
To: w...@googlegroups.com
Date: Tuesday, July 21, 2009, 4:35 PM


Dear All,

1.  Barangkali perlu kita mengerti juga apa yg menjadi tugas dan wewenang 
POLAIRUD dan Syahbandar pada wilayah tugas mereka masing-masing. Namun 
demikian, kita MEMANG PERLU utk bersama-sama ikut MENGAWASI mereka agar jangan 
menyalah gunakan wewenang mereka dan melaksanakan tugas secara OVER ACTING. 

2.  Demikian juga kiranya kita perlu pula bersama-sama  ikut MENGAWASI perilaku 
pihak SWASTA yang hanya mau menang sendiri untuk kepentingan ekonomi mereka 
sendiri tanpa mempedulikan tata krama dan etika berusaha dan juga tanpa mau 
memperdulikan keamanan negeri dan kemaslahatan masyarakat luas. 

3. Utk tingkat propinsi, maka masalah koordinasi dgn POLAIRUD dan Syahbandar 
tsb mestinya HARUS BISA diatasi oleh KadisPar Propinsi saja, jadi bukan urusan 
kawan2 di pusat ( MenBudPar ). 

4. Mengapa hingga kini koordinasi tersebut tidak kunjung harmonis? 

Untuk itu, mari kita SIGI secara seimbang dan objektif mengapa terjadi hambatan 
koordinasi yg merugikan tsb. Tentunya dgn cara tanpa menyudutkan suatu pihak 
secara berlebihan dan pula tanpa memanjakan pihak lain secara khusus. 

5.  Pola berkomentar yg tidak seimbang (apa lagi kalau ASAL NJEPLAK) adalah 
akan menjadikan "noisy" dan membuat milis ini kehilangan makna dan tidak pantas 
bernama sebagai tourism-board. 

Salam,
r.a 





      
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Reply via email to