Sangat bijak pemikiran uda IJP ko.
Tapi kok dapek jan lah sampai tommy nan mamimpin golkar, bisa samakin
ancua partai kuniang ko.
Salam,
alangpalabah, 31, Bima
love for all hatred for none

Pada tanggal 18/08/09, ASLIM NURHASAN <aslimnurha...@gmail.com> menulis:
> Sanak IJP;
>
> Taraso bana arti sebuah kata "demokrasi" dari paparan Sanak tentang Tommy
> Soeharto;
>
> Kedalaman makna dari setiap kalimat, anak kalimat dan/atau kata, mudah2an
> tidak ada yang mereferensikan selain kepada penafsiran dan/atau implementasi
> dari demokrasi;
>
> Rambu2 yang Sanak untai bagi seorang anggota masyarakat dalam sebuah
> "komunitas demokrasi" bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia, untuk
> menjadi seorang pemimpin, terasa lepas dari sak wasangka masa lalu;
>
> Mudah2an Anak Bangsa Indonesia, khususnya yang bergabung dalam sebuah Partai
> yang bernama Golkar, telah sampai pada pengetahuan, pengertian, pemahaman,
> dan kesadaran "ikhlas" atas demokrasi untuk memilih seorang pemimpin yang
> akan memberikan makna demokrasi bagi kesejahteraan lahir bathin bagi
> masyarakat Indonesia;
>
> Semoga Sanak selalu diberkahi hati, fikiran, ucapan, dan tindakan yang
> selaras dengan "berani beda, berani benar!" untuk mewujudkan "demokrasi"
> yang diidamkan melalui kemerdekaan;
> ASLIM NURHASAN +62811103234
> Berbuat Nyata, Produktif, Positif, Konstruktif, dan Sinergis®
>
> -----Original Message-----
> From: "Indra J Piliang" <pi_li...@yahoo.com>
>
> Date: Tue, 18 Aug 2009 11:09:02
> To: RantauNet<RantauNet@googlegroups.com>
> Subject: [...@ntau-net] Fw: Kembalinya Tommy Soeharto
>
>
>
> Berani beda, berani benar! (www.indrapiliang.com)
>
> -----Original Message-----
> From: Indra Jaya Piliang <pi_li...@yahoo.com>
>
> Date: Tue, 18 Aug 2009 03:26:17
> To: indra piliang<pi_li...@yahoo.com>; <vivi_ut...@yahoo.com>;
> <vivi.di...@yahoo.com>
> Subject: Kembalinya Tommy Soeharto
>
>
> Kembalinya Tommy Soeharto
> Oleh
> Indra Jaya Piliang
> Dewan Penasehat The Indonesian Institute
>
> Nama Soeharto kembali menjadi pergunjingan, ketika Tommy Soeharto, putranya
> yang paling kontroversial, menyatakan maju sebagai calon Ketua Umum Partai
> Golkar periode 2009-2014. Kali ini, Tommy tidak menggunakan juru bicara,
> melainkan menyampaikan secara langsung. Sudah beberapa kali kabar itu
> ditulis oleh media massa, namun jarang yang disampaikan dalam kalimat
> langsung atau kutipan.
>
> Saya sendiri mendengar kabar itu dari seorang kawan pada minggu lalu.
> Sebagai politisi Golkar yang baru setahun bergabung – serta lebih banyak
> mengurus pencalegan dan pilpres, ketimbang mengikuti ritme politik harian
> Partai Golkar --, saya menanggapi itu secara biasa saja. Yang terpenting
> adalah lanskap politik sudah sangat banyak berubah. Kejahatan Tommy juga
> sudah dihukum di Nusa Kambangan. Soeharto juga sudah meninggal dunia. Kalau
> ada orang yang pantas ditakuti saat ini, tentu bukan Soeharto, melainkan
> orang yang menggenggam kekuasaan terlalu besar.
>
> Dari sisi bisnis, saya juga tidak tahu berapa aset yang dimiliki oleh Tommy.
> Apakah aset-aset itu bermasalah, tentu itu merupakan hak dari
> lembaga-lembaga yang dibentuk pasca-Orde Baru, yakni para pemburu aset yang
> dinilai merupakan bagian dari kekayaan negara. Apakah Tommy memilikinya,
> saya tidak tahu. Yang jelas, sebagai partai politik yang ditinggalkan oleh
> banyak tokoh-tokoh penting selama Orde Baru – lalu sebagian melompat ke
> partai lain, termasuk ke Partai Demokrat --, Partai Golkar kini menjadi
> sorotan. Ahmad Mubarak dari Partai Demokrat sendiri memprediksikan kalau
> partai ini hanya akan mendapatkan suara sebesar 2,5% dalam pemilu 9 April
> lalu. Kenyataannya, Partai Golkar memiliki kursi terbesar kedua di DPR RI.
>
> Kalau anda mengatakan bahwa Orde Baru adalah sebuah sistem yang sempurna,
> maka Golkar bukanlah satu-satunya pihak yang selalu melindunginya. Kalau
> dibariskan dan dideretkan nama-nama orangnya, termasuk para ekonomnya,
> sebagian malah tetap mendapatkan tempat terhormat dalam rezim manapun.
> Begitupun, sebut saja nama seorang jenderal purnawirawan yang kini menduduki
> posisi manapun, entah di pemerintahan, bisnis atau politik, pastilah orang
> itu adalah bagian dari Orde Baru. Begitupula politisinya yang bukan generasi
> baru yang benar-benar hanya sekolah pada waktu Orde Baru, bisa dikatakan
> mereka bagian dari rezim itu.
>
> Sepuluh tahun adalah waktu yang tepat untuk melihat lagi bagaimana kita
> menyebut sebuah nama, yakni nama Soeharto, serta kaitannya dengan nama
> anak-anaknya. Apa yang tetap, apa yang berubah. Siapa yang bersalah, lalu
> bagaimana kesalahan itu diperbaiki. Ketika Indonesia melepaskan diri dari
> Belanda, bukankah birokrasi yang dibentuk oleh Belanda itu juga yang
> mengendalikan Indonesia kemudian? Begitu juga dengan para tentaranya, bahkan
> juga pengusahanya. Jepang adalah pihak yang menyadari itu dengan membuat
> BPUPKI dan PPKI yang berasal dari elite-alite zamannya yang digabungkan
> dengan tkoh-tokoh pergerakan.
>
> Konsolidasi merupakan hal yang paling baik, ketika sebuah rezim baru yang
> didambakan menjadi kenyataan. Tetapi yang terjadi adalah percerai-beraian.
> Ketika seseorang yang otentik dari pelaku sejarah reformasi memutuskan masuk
> ke dalam tubuh satu partai politik, maka yang terjadi adalah orang itu akan
> menemukan teman-temannya menjadi musuh-musuhnya, melebihi musuh bersama
> mereka. Kue kekuasaan terlalu lezat buat mereka, sehingga tujuan-tujuan awal
> menjadi terabaikan. Konsolidasi dari pelaku-pelaku yang otentik tidak
> benar-benar terjadi, mengingat para tokoh dari semua partai politik juga
> menjadi pelaku-pelaku otentik selama Orde Baru yang pernah dilawan.
>
> Sehingga, pikiran realistik akan berkata: biarkan Tommy kembali ke habitat
> politik, yakni Partai Golkar. Tommy tidak akan lagi bisa mengandalkan
> siapapun, kecuali dirinya sendiri, pikiran-pikirannya, barangkali juga
> keuangannya. Para mantan ajudan Presiden Soeharto yang pernah menjaga Tommy
> waktu kecil juga sudah bertebaran di partai-partai lain. Orang-orang di
> Partai Golkar juga terdiri dari banyak nama yang baru sama sekali, terutama
> di lapisan generasi muda berusia di bawah 40 tahun. Nama-nama yang tidak
> dikenal oleh Tommy, tetapi tentu mengenal Tommy lewat pemberitaan media
> massa.
>
> Sementara, pikiran idealistik menyatakan lain: hukuman paling pantas buat
> Tommy adalah hukuman sosial dan politik, yakni tidak lagi diterima di
> mana-mana. Lalu pertanyaannya, bagaimana dengan orang-orang dekat keluarga
> Cendana lainnya yang juga memberikan jalan bagi keluarga itu menjadi begitu
> kuat daya cengkeramnya ketika Soeharto berkuasa? Pikiran seperti ini hanya
> akan berguna kalau generasi yang memimpin hari ini benar-benar bersih
> seratus persen dari rezim Orde Baru. Kenyataannya tidak demikian. Presiden
> dan Wakil Presiden terpilih adalah dua tokoh yang berkarier cemerlang selama
> Orde Baru.
>
> Jadi, biarkan Tommy Soeharto menjalani karmanya. Pengadilan juga tidak
> memberikan kepada Tommy hukuman untuk tidak memasuki partai politik. Tidak
> ada pengadilan seperti itu yang pernah digelar di Indonesia. Pengadilan HAM
> terberat sekalipun tidak ada yang menancapkan “orang-orang terlarang” bagi
> siapapun yang masuk partai politik. Orde Baru pernah melakukan kesalahan
> itu, ketika memberikan larangan tanpa batas tahun kepada orang-orang yang
> dituduh menjadi anggota atau simpatisan Partai Komunis Indonesia. Karena itu
> adalah kesalahan, maka Indonesia tidak lagi menerapkannya, karena kalau
> diterapkan tidak ada perbedaan antara zaman kini dengan era Orde Baru.
>
> Bagaimana dampak kembalinya Tommy Soeharto kepada Partai Golkar, tentulah
> menjadi diskusi yang berbeda sama sekali. Apakah akan terjadi pergolakan
> atau gejolak, bisa saja. Tidak semua orang dalam tubuh Partai Golkar
> menyukai kehadiran Tommy. Barangkali mereka berasal dari orang-orang yang
> dekat dengan keluarga Cendana selama Orde Baru. Yang jelas, jangan sampai
> Partai Golkar menjadi medan pertarungan kepentingan antara orang-orang yang
> dulu pernah begitu dekat, tetapi sekarang saling serang hanya untuk
> kepentingan eksistensialis diri masing-masing. Kalau ini yang terjadi,
> Partai Golkar tidak akan pernah menjadi partai besar, melainkan dikerdilkan
> oleh orang-orang yang sama.
>
> Tommy barangkali tetap dipandang sebagai pemikul beban sejarah keluarga
> paling depan, dibandingkan dengan yang lain. Apakah beban Tommy akan menjadi
> beban Partai Golkar juga? Hampir setiap elite politik besar memiliki beban
> masa lalu sendiri-sendiri. Maka, dari sini, kehadiran Tommy harus dilihat
> dari agenda-agenda politik apa yang dia ajukan ketika kembali ke Partai
> Golkar, apalagi maju sebagai Calon Ketua Umum Partai Golkar Periode
> 2009-2014. Apabila kehadiran Tommy membawa agenda-agenda pribadi – dengan
> sendirinya --, maka masyarakat akan langsung menciumnya. Sebaliknya, ketika
> Tommy membawa agenda-agenda yang lebih mendasar bagi kepentingan bangsa dan
> negara, tentu ia berhak untuk itu. Negara ini telah memberi dua pelajaran
> mahal buat Tommy, yakni sebagai Pangeran Cendana dan sebagai Narapidana Nusa
> Kambangan. Tidak semua orang bisa mengalami dua fase yang saling dikotomis
> itu.
>
> Tommy harus dilihat lebih dari dua sisi, yakni sisi baik dan sisi buruk,
> bahkan sisi buruk yang menyimpan kebaikan dan sisi baik yang menyimpan
> keburukan. Yang jelas, siapapun akan menunggu apapun yang dilakukan Tommy
> dalam hari-hari mendatang. Apakah ia memang si pemagang kunci Cendana? Atau
> ia hanyalah seorang anak bangsa yang menggunakan jalan politik agar tidak
> lagi menjadi bahan gunjingan laksana ada dan tiada, dianalisis seperti hantu
> yang gentayangan, bahkan ketika ia hanya diam tidak melakukan apa-apa. Mari
> kita lihat episode selanjutnya dari cerita yang mungkin akan panjang ini.
>
> Jakarta, 18 Agustus 2009.
>
>
>
>
>
>
>
> >
>

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke