Assalamualaikum,
Sedikit pencerahan mengenai kecerdasan pasien bisa dibaco diblog ambo silakan buka linknyo di http://rahyussalim.multiply.com/journal/item/95/Kecerdasan_pasien... Kegagalan otoritas, praktisi kesehatan, dan praktisi agama dsb.. dapat menjadi salah satu factor utama merebaknya "pengobatan irasional" di negeri Indonesia tercinta disamping sekian banyak variable lain yang mempengaruhinya. Lantas bagaimana sebaiknya?? Mengurai masalah dari diri penderita dan keluarga adalah cara yang paling mudah dan realistis yang bisa dilakukan sesegera mungkin sambil menunggu para otoritas itu bisa secara tepat menyelesaikan berbagai permasalahan ini. Inilah yang saya sebut sebagai "kecerdasan pasien". Seorang penderita atau orang dekatnya seharusnya menggunakan akal sehat dalam mencari dan memperoleh siapa yang paling pas dia percaya menangani masalahnya, untuk kemudian dia memperoleh solusi/pengobatan terbaik terhadap masalahnya yang berujung pada hasil yang optimal. Sederhananya, Anda perlu mengenal terapis anda, kemudiana tau sejauh mana kemampuannya, kejujurannya beserta para pendukung yang mengelilinginya dan apa bagaimana obat yang diberikannya. Kaidah di dunia kedokteran ketika seorang dokter memeriksa pasiennya maka dia harus memperkenalkan diri kepada pasiennya bahwa dia adalah dr A, dengan kompetensi sbb dan bila pasien bertanya mengenai kompetensinya maka si dokter mempunyai kewajiban menjelaskannya secara jujur ( tak perlu pula kita masalahkan di milist ini bahwa pada kenyataanya tidak semua dokter entah karena suatu hal tidak memenuhi kewajiban tersebut, namun kita boleh saja protes dan laporkan ke manajemen rs tsb), si dokter itu memberikan penjelasan kepada pasiennya tentang masalah yang dia hadapi dan kemudian strategi apa yang dia rekomendasikan pada seorang pasien. Tatanan ini seharusnya berjalan dengan baik dan bila tatanan ini tidak berjalan dengan baik maka itulah yang kita sebut dengan "malpraktek" yang menghebohkan itu. Lalu bagaimana dengan "Aie kajamban jadi ubek, AKJU"?? Masalah kandungan isi AKJU itu saja sudah menjadi tanda Tanya besar, tentu nya akal sehat mengatakan apatah lagi efek terapinya. Pada akhirnya memang terpulang pada diri kita masing2. Demikian dari ambo, sekedar panambah uweh2. rahyussalim -~----------~----~----~----~------~----~------~--~--- --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---