Saya tidak tahu, apakah NGO Muslim Aid yang berbasis di Inggris akan
membantu sanak kita di ranah dalam musibah ini, sama seperti halnya di
Jogja, apalagi NAD pasca Tsunami dulu. Muslim Aid adalah satu Lembaga Asing
yang melakukan Pembangunan Rumah (Bantuan) kepada rakyat Aceh yang kena
bencana dengan berbasis bahan Kayu, tepatnya mereka menggunakan pohon kelapa
seperti apa yang di bahas da JP dulu untuak bahan utama dalam pembangunan
rumah ini, dan mereka membangun rumah-rumah dengan type "rumoh aceh" atau
rumah panggung/adat aceh.

Sayang saya lihat waktu itu, masyarakat kurang sreg dengan rumah seperti
ini, entahlah... masyarakat lebih senang rumah beton yang dibangun
pemerintah atau NGO lain yang berlomba2 memperlihatkan rumah/mutu dan design
rumah mereka dalam type yang sama. Sehingga sekian banyak rumah yang
dibangun, namum kosong. Apalagi bagi masyarakat perkotaan seperti banda
Aceh, rumah seperti ini tentu kurang menarik bagi mereka, dikarenakan selama
ini rumah mereka beton/gedong.

Entahlah, bagai mana ceritanya kalau rumah seperti ini bagi sanak kita,
terutama yang berada tidak di pusat kota.


Salam.

Walau tidak ada Lembaga RR yang ditangani pemerintah pusat seperti di aceh
dulu, dinas2 di pemprov setelah ada (mulai) kegiatan perkantoran, sudah
semestinya menyusun cetak biru dari sumber data kerusakan yang kongkrit dan
akurat dalam menyusun perencanaan pembangunan/penganggaran setelah
selesainya tanggap darurat ini, sayang anggaran yang sudah dianggarkan nanti
tidak terserap dikarenakan penyusunan anggarannya tidak dari data-data yang
kongkrit.


On Behalf Of jamaludin mohyiddin
Sent: Saturday, October 03, 2009 8:51 PM

Wa' alaikum salam,
 
Saya berkeyakinan telah wujud pemikiran di Sumbar bahwa sudah sampai
masanya rumah/bangunan ramah gempa/earthquake resistance buildings di bina
di wilayah gempabumi. Maknanya, di seluruh bumi Indonesia. Gerakan rumah
ramah gempa ini perlu dipergiatkan mulai sekarang. Ini awalan yang tidak
patut ditunda lagi. Dari melihat kerosakan dan cara tersungkurnya
bangunan bertingkat dan rumah perorangan sudah jelas menandakan bahwa belum
terwujud lagi teknologi membina rumah/bangunan ramah gempa di Sumbar. Atau
pun, telah ada bangunan atau rumah yang telah di bina dengan menggunakan
bahan tahan gempa.



--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke