Begitu aku menutup telpon dari salah seorang teman yang mengatakan terjadi
gempa besar di Padang serta merta aku menelepon salah seorang teman yang
kebetulan bertugas di PPK Depkes. Saya langsung menyatakan kesiapan saya
untuk diberangkatkan ke Padang menolong korban gempa. Lantas saya bertanya
pada diri sendiri bentuk bantuan apa yang bisa saya berikan?? Saya
mengidentifikasi diri sebagai seorang ahli bedah tulang dan memiliki
kekhususan di bidang tulang belakang. Langsung saya putuskan untuk
mempersiapkan diri menolong korban yang cedera di tulang belakang karena
saya meyakini bahwa tidak banyak ahli bedah tulang yang berani melakukan
operasi tulang belakang. Sangat sayang bila kemampuan khusus ini tidak saya
gunakan untuk menolong korban tulang belakang. Singkat memang. saya kemudian
menelpon teman2 di RSCM, di Depkes, dan beberapa teman yang aktif di LSM
yang biasa memberikan bantuan medis gawat dan darurat bencana. Dalam otak
saya hanya satu focus dalam menangani korban khusus di tulang belakang,
korban lain adalah bagian teman saya. Lalu persiapan untuk penanganan ini
saya persiapkan dengan matang sambil sesekali mencoba berkoordinasi dengan
teman2 di padang yang sangat sulit dihubungi. 

 

Malam  Kami itu keluar lah dua keputusan untuk saya dan beberapa teman di
orthopaedi FKUI/RSCM untuk berangkat paginya dengan Hercules (walaupun
akhirnya berangkat dengan Batavia air) sebagai utusan RSCM/FKUI dan PPK
Depkes. Pemberangkatan tim yang beranggotakan 12 orang dokter spesialis
bedah dan anestesi serta 8 perawat bedah dan anestesi ini  lengkap dengan
peralatan gawat darurat akhirnya sampai pukul 17.00 sore hari Kamis. Suatu
perjalanan yang melelahkan mental untuk suatu pemberangkatan Jakarta padang.


 

Sore yang sudah mulai redup tanpa lampu listrik memberikan kesan hiba pada
diriku yang ketek sampai remaja di kota tercinta ini. Di sepanjang
perjalanan dari Bandara Internasional Minangkabau menuju RSUP M Jamil Padang
yang melewati jalan Padang Bukittingi, Khatib Sulaiman, Rasuna Said lalu
Jalan Jati menambah kesan duka dalam hati ditambah deretan bangunan yang
teleang, runtuh, tasungkua, dan kota yang terkesan muram dan kelam. Berbeda
memang ketika 2 minggu sebelumnya saya pulang kampuang dengan anak dan bini
mancaliak rang gaek nan alah tuo, kota ini terkesan menebar senyum dengan
wajah temaram terang ketika senja datang ditingkah suara azan maghrib yang
jelas berkumandang diiringi suara belibis pulang kandang. Kampuang ranah
bundo nan mahibo.

 

Sore menjelang maghrib tim kami sampai di RSUP M Jamil Padang yang dulunya
megah sekarang luluh lantak kayak kapal pecah. Suatu hal yang mengagetkan
saya bahwa salah sebuah gedung RSUP M Jamil yang dulunya katanya mampu
bertahan pada gempa 9 koma sekian SR juga luluh lantak dengan gempa skala
7.6 SR, dan salah seorang berbisik ke saya  ".barangkali gempa yang sekarang
diatas 9 SR. buktinya gedung itu runtuh.." Yang saya jawab hanya dengan
sebuah anggukan bodoh..

 

20 orang anggota tim lalu kemudian merapikan barang dan kemudian melakukan
koordinasi dengan "penguasa" bencana agar kami bisa disuruh2 sesuai dengan
kualifikasi kami yang terdiri dari dokter spesialis bedah dan perawat bedah
yang mampu mengoperasikan 4 kamar operasi secara bersamaan. Saya dan
pimpinan rombongan  yang kebetulan juga urang awak lalu kemudian menemui
beberapa petinggi dan berkoordinasi hingga larut malam pukul 23.00 kami
tidak mendapatkan suatu kepastian pemanfaatan pekerjaan yang sesuai dengan
kualifikasi kami. Sementara kami mendapat berita bahwa korban sangat banyak.
Pada saat itu kami sudah mendapatkan data bahwa di RS M Jamil sudah terdapat
150 korban gempa yang tergeletak cedera di tenda2.  Dengan berbagai kondisi
dan penanganan seadanya di tenda darurat. 

Melihat situasi pelayanan penderita spt itu kami memutuskan untuk malam ini
bertahan di RSUP M Jamil, sebagai tenaga cadangan dan sambil mencari
alternative mendirikan RS Lapangan, atau mencari rumah sakit yang layak
digunakan, atau bangunan yang layak digunakan untuk melakukan pelayanan.
Setelah bergerilya semalaman, dan telpon sana telpon sini akhirnya kami
memutuskan untuk bergabung dan memanfaatkan RSI  Siti Rahmah untuk melakukan
pelayanan korban gempa.

 

Keputusan yang "berani" ini sesungguhnya sedikit mengundang controversial di
kalangan dokter setempat, namun akhirnya dapat kami yakinkan bahwa rsi siti
rahmah adalah paling layak sebagai tempat pelayanan korban dengan operasi
definitive dengan risiko tinggi, perlu keakuratan dan pasca operasi yang
perlu perawatan intensif.

 

Mulai hari jumat itu kami langsung mensosialisasikan bahwa rsi siti rahmah
siap dengan pelayanan sekunder untuk korban dengan tingkat kesulitan operasi
yang berat atau operasi dengan risiko tinggi. Di RS ini kami mulai melakukan
assessment pasien yang ada di rs tersebut yang berjumlah 20 orang dan
kemudian berekspansi ke rsup m jamil dan ke rsud pariaman. Siap dengan
beberapa ambulans sebagai alat trasportasi dari pelayanan primer ke rsi siti
rahmah. 

 

Sangat kami sayangkan ternyata system yang kami buat tidak mendapat dukungan
dari beberapa petinggi di Padang dan di Pariaman sehingga pelayanan di rs
ini tidak optimal. Hingga 2 minggu pasca gempa korban berkategori berat yang
kami operasi masih dibawah harapan kami (tim kami hanya memiliki 9 kasus
tulang belakang (7 dioperasi, 1 di gips, 1 lagi menolak dilakukan tindakan),
2 kasus cedera kepala dengan subdrual hematoma (dua duanya dilakukan
operasi), selain puluhan kasus berkategori cedera orthopaedi umum seperti
patah tulang paha, patah tulang betis, kaki, lengan bawah, lengan atas dan
tangan.

 

Hingga saat ini sesungguhnya bagi korban gempa dengan cedera tulang belakang
saya masih menyiapkan diri untuk datang kepadang melakukan operasi di rsi
siti rahmah.

 

Demikian sedikit catatan saya selama bekerja menangani kasus korban gempa di
Padang (tepatnya di rsi siti rahmah).

 

Rahyussalim (terima kasih atas bantuan semua pihak sehingga akhirnya tim
rscm dapat bekerja di rsi siti rahmah)

 

 

 

 

 

 

 

 


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Reply via email to