Sanak Nof , pak Sjaaf sarato dusanak di palanta,
Saya secara pribadi kurang memahami kinerja GF. Saya mengikuti sosialisasi 
beliau melalui TV dengan kesimpulan Sumbar sangat siap dalam penanggulangan 
bencana. Waktu itu saya yakin dan setelah baca buku nya juga bagus sekali, 
faktanya tidak lama bencana itu datang. Penangananya ternyata sangat 
mengecewakan banyak pihak namun GF masih ngotot bahwa Pemda telah melakukannya 
dengan baik. Selanjutnya ada lagi penyataan pemda dapat mengatasi bencana 
secara penuh sehingga terkesan apa yang dilakukan relawan tidak berarti sama 
sekali bahkan ada yang merasa diusir.. Saya sangat heran. GF yang terlihat 
santun namun dalan hal ini saya dan mungkin juga banyak yang lain akan bilang 
GF angkuh.. Saya pikir bila seandainya saja para korban yang berada dalam 
keurangan bahan makanan dan derita yang sangat dalam mendengarkan penyataan 
ini, mereka akan marah besar.

Dampak bencana akan lebih besar dari kerugian fisik yang disebabkan oleh 
bencana itu sendiri. Daerah sekitar yang tidak kena bencana secara fisik juga 
akan merasakan dampaknya. Mereka yang sehari-hari bekerja di daerah bencana 
terancan kehilangan mata pencahariannya. Penduduk sekitar yang selama ini 
pemasok kebutuhan  masyarakat di daerah bencana juga akan mengalami dampaknya. 
Dan tidak mudah untuk mengembalikan itu. Mereka akan mengalami stress dan 
berbagai macam trauma dari apa yang dialaminya. Kaluapun benar Pemda telah 
menyediakan dana sebesar 12 T dengan perkiraan kerugian fisik 12 T, itu belum 
dapat menyelesaikan masalah. Contoh bodoh saya saja. Seorang yang dirampok 
dengan nilai kerugian 1 juta lalu ada yang bersedia mengganti kerugian tersebut 
senilai yang sama, tidak bisa dikatakan permasalahannya selesai. Korban masih 
akan merasakan dampak traumatis yang tidak mudah untuk menghilangkannya 
sekalipun kerugian secara fisik telah di ganti.

Dibandingkan dengan Jogya yang telah mulai bangkit bahkan ada yang sudah 
berkata " Kalau tidak ada gempa rumah kita tidak akan sebagus ini !.. artinya 
sebagian mereka telah merasa beruntung dan terlepas dari trauma bencana" namun 
Sri Sultan masih saja mengajak semua lapisan baik warganya maupun pihak lain 
untuk bersama-sama membangun kembali daerahnya. Yang saya heran GF sendiri kan 
juga sipadang kelahiran Jogya sedikitnya pasti akan mewarisi santunya Sri 
sultan dari daerah kelahirannya.. Tapi ternyata santunya GF bercampur angkuh. 
Isi sangat disayangkan. Setahu saya Obama saja sebagai presiden negara maju dan 
kaya dengan pendapatan perkapita tinggi masih mengajak pihak lain berinvestasi 
di negaranya dan berkata pada rakyatnya bahwa tidak semua dapat dilakukan oleh 
pemerintah. Tapi kita... sudah miskin Sombong. Sama lho saya juga.... he... 
he... he...

Itu kan hanya penilaian saya tapi nyatanya penilaian SBY lain. Buktinya dia 
dipanggil ke cikeas mungkin ada kesamaan santunya. Biarkan sajalah yang jelas 
masalah ini adalah masalah kita semua' Ya... kita lakukan apa yang kita bisa.

Wassalam,
Zulidamel st.Malin Maradjo lk 46 Jkt




----- Original Message ----- 
From: "Dr.Saafroedin BAHAR" <saaf10...@yahoo.com>
To: <rantaunet@googlegroups.com>
Cc: "Letjen Pur Kiki SYAHNAKRI" <f.eagl...@ag.co.id>
Sent: Sunday, October 18, 2009 6:43 PM
Subject: [...@ntau-net] Re: koordinasi penanganan korban itu sangat penting...



Pak Nof,

Berkat info bung Riri, saya sudah mulai banyak membaca bahan tentang bencana 
ini.[Secara kebetulan, dahulu saya adalah ketua tim kecil Komnas HAM untuk 
memberikan masukan kepada Pansus DPR RI yang menyusun RUU Penanggulangan 
Bencana ini.] Satu hal adalah jelas bahwa masalah penanggulangan bencana 
bukanlah hanya berkisar sekitar tersedianya dana saja. Cakupannya demikian 
luas, bersifat lintas sektoral, dan harus melibatkan peran-serta masyarakat.

Syukurnya, Provinsi  Sumatera Barat sudah mempunyai "Rencana Penanggulangan 
Bencana Provinsi Sumatera Barat, 2008 - 2012" dan Peraturan Daerah Nomor 5 
Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana. Dengan kata lain, 'software'-nya 
sudah yahud, tinggal melaksanakannya secara koheren dan konsisten.

Hanya, oleh karena seluruh perangkat lunaknya tersebut masih baru, saya rasa 
perangkat--  serta personil yang diangkat dalam Badan Daerah Penanggulangan 
Bencana (BDPB) -- belum seluruhnya mahir dan piawai dalam tugasnya. Apalagi 
pernah diberitakan bahwa para kepala daerah belum pernah mendapat pelatihan 
mengenai manajemen kebencanaan, padahal beliau-beliau lah yang bertanggung jawab

Sehubungan dengan itu, saya teringat bahwa salah satu tugas TNI adalah 
menangani bencana ini ("military operations other than war"). Saya mendapat 
khabar dari senior saya, Letjen Pur Kiki Syahnakri, mantan Wakasad,sekarang 
ketua Balitbang PPAD, bahwa TNI pernah mengadakan latihan posko 'crisis 
center', yang juga mencakup latihan penanggulangan bencana.

Saya telah menyarankan kepada Jenderal Kiki Syahnakri agar TNI menawarkan 
pelatihan manajemen penaggulangan bencana ini kepada seluruh jajaran BNPB/BDPB 
di Indonesia. Saya memang khawatir bahwa tanpa kemampuan manajemen 
penanggulangan bencana ini, akan terjadi inefektifitas dan inefisiensi, yang 
seluruhnya itu akan merugikan para korban bencana.

Kalau tak ada halangan, besok Senin tanggal  19 Oktober jam 12.00 bersama  
dengan Dr Rahyussalim dan pak Muchlis Hamid, saya akan menemui Kepala BNPB di 
Jl Juanda 36, Harmoni, Jakarta, untuk meminta masukan lebih lanjut serta untuk 
memberikan urun-remrub a la kadarnya.

Wassalam,
Saafroedin Bahar(Laki-laki, masuk 73 th, Jakarta) 

--- On Sun, 10/18/09, Y. Napilus <ynapi...@yahoo.com> wrote:

> From: Y. Napilus <ynapi...@yahoo.com>
> Subject: [...@ntau-net] Re: koordinasi penanganan korban itu sangat  
> penting...
> To: rantaunet@googlegroups.com
> Date: Sunday, October 18, 2009, 6:14 PM
> Pak Saaf,
> 
> Nan alah tajawab nampaknyo Sumbar alah siapkan dana Rp.12
> triliun dan Sumbar akan mandiri tidak perlu bantuan dari lua. Apo iyo sarupo 
> itu...? Apakah bantuan itu cuman pitih sajo...? Baa bantuan
> psikologis, pemulihan trauma, asistensi, bantuan teknis,
> dll. Apakah akan langsuang salasai jiko sadonyo kadibayia jo
> 12T iko...? Apakah ini tidak akan membuat orang lain yg
> tadinya ingin membantu jadi surut untuk masuk ke Sumbar..?
> Mohon pencerahannyo Pak Saaf dan Dunsanak nan lain...? Krn
> ambo indak mandanga di TV atau baco di koran. Cuma dapek
> info di milis dan Facebook sajao. Krn ambo banyak ditanyoan
> pulo dek kawan-kawan non-Sumbar, baa mangko kalua pernyataan
> sarupo itu dr Sumbar...? Tarimo kasih...
> 
> Salam,
> Nofrins


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Reply via email to