Bung Zulfadli,
 
Ado rancaknyo sasakali Zulfadli baceramah di muko para sanak kito di Jakarta 
soal tambo ko. Ambo caliak Zulfadli lai serius manakuni soal tambo ko.
 
Kalau satuju, ambo usulkan ka Gebu Minang.


Wassalam,
Saafroedin Bahar
(Laki-laki, masuk 73 th, Jakarta) 


--- On Sat, 10/24/09, Zulfadli <fadli...@gmail.com> wrote:


From: Zulfadli <fadli...@gmail.com>
Subject: [...@ntau-net] Tambo Alam Kerinci, Episode Turun dari Pagaruyung
To: rantaunet@googlegroups.com
Date: Saturday, October 24, 2009, 7:20 AM




Tambo Alam Kerinci, Episode Turun dari Pagaruyung


Bab inilah fasal pada menyatakan turun nenek Indar Bayang, turun dari negeri 
Koto Batu bapagaruyung, ia hendak menjalang luak Kunci (maksudnya: Kincai = 
Kerinci) Sungai Kunci, maka didaki gunung Senggalang, lepas dari gunong itu 
didaki pula gunung Berapi, lepas dari gunung itu didaki pula gunung Saga, 
tetapat di Pariang Padang Panjang. Maka dia tempuh Pariang Padang Panjang, maka 
dia ruang rimba yang dalam, dia turun pematang panjang, tetapat di rojung 
tanjung babunga mas, dia hendak naki pula gunung Jelatang, maka dia daki gunung 
Jelatang, berapa lama, dua kali tujuh hari, maka sampailah di puncak gunung 
Jelatang, maka bertemu bidadari, turun datang langit yang ketujuh. Muka dia 
bawa balik kerujung tanjung babunga mas maka nikah nenek Indar Bayang dengan 
bidadari, maka bergelar Dayang Seti Penghulu ‘Alam.
Maka beranak empat orang, pertama dayang Seti Malin ‘Alam, dua Bujang Pariang, 
tiga Bujang Hiang, empat Seteri Mato, yaitu Bujang Hiang balik ke batang Bunga, 
bertempat di tanah abang, Bujang Pariang di Iyang, Seteri Mato. Dayang Seti 
Malin ‘Alam beranak lima orang. Pertama laki2 bernama Malin Dima, perempuan 
empat orang, pertama Sejatah, dua Dayang Ruani, tiga Dayang Indah, empat Dayang 
Ramayang, maka jadi lima orang dengan Malin Dima. Dayang Ruani balik keantau 
maju ialah itu nenek Pangeran di Jambi. Dayang Ramayang balik ke Kuta Tebat. 
Dayang Indah Muka beranak lima orang, pertama Dipati Batu Hampar, dua Dayang 
Mendayu, tiga Dayang Bunga ‘Alam, empat Dayang Padang, lima Dayang Marani. 
Dayang Mendayu balik ke gunung Urai, itulah nenek Dipati Mendaro Langkat itu 
adanya.
Kemudian hamillah Sejatah dengan ditakdirkan Allah ta’ala, maka hamillah 
Sejatah, jadi hendak dibunuh oleh Depati Hampar. Jadi berkatalah anak Sejatah 
dalam kalbu ibunya: Jangan dibunuh Sejatah. Kemudian maka lahirlah anaknya 
Sejatah itu. Maka kemudian bernama Sejatah rupa besusu tung-tunggang, kemudian 
maka bernama Dipati Iang Tunggang, ialah itu anak nenek Indar Jati adanya. 
Kemudian maka turun pula nenek Siak Raja ke ‘alam Kerinci, dia menurut mamak 
dia nenek Indar Bayang, turun dari negeri Kuto Batu Bapagaruyung. Adapun nenek 
Siak Raja anak Datuk Mahatamat dengan Puti Bunga Putih adanya. Maka turun nenek 
Siak Raja, dua nenek Raja Bujang, tiga German Besi, empat Ki Mingin Gedang 
hidung. Raja Bujang jadi hulubalang dia, German Besi dua dengan Kamingin Gedang 
Hidung jadi orang perintahan dia. Jadi maka dia tempuh pula Pariang Padang 
Panjang, maka dia ruang rimba yang dalam, maka dia turun pematang panjang, maka 
tetapat pula dirujung tanjung bunga
 mas. Maka bertemu dengan mamak dia nenek Indar Bayang dirujung tanjung babunga 
mas. Jadi dia hendak naki pula Gunung Jelatang, nenek Siak Raja, maka dia daki 
gunung Jelatang, maka sampai ke puncak gunung itu, maka dia dapat batang 
langgiang segedang gendang, maka dia bawa balik kerujung tanjung babunga mas, 
maka dia jadi akan gendang, maka bergelar Kuta Jelatang.
Kemudian maka nikah nenek Siak Raja dengan nenek Dayang Bunga Alang, kemudian 
maka disuruh dinenek Indar Bayang dia balik ke Tanjung Banio Kemantang Penawar 
Tinggi. Jadi maka bersiaplah nenek Siak Raja, maka baliklah nenek Siak Raja 
serta dengan perempuan dia, serta dengan ra’yat dia tiga orang, empat dengan 
dia, lima dengan perempuan dia. Kemudian maka dia mudik akan batang Sangke, dia 
turun pula Pematang Panjang, maka tetapat di Tanjung Banto Kemantang Penawar 
Tinggi itulah adanya. Kemudian maka beranak nenek Siak Raja empat orang lima 
dengan Raja Bujang. Pertama Raja Bujang, kedua dengan Raja Genti, tiga Patih 
Nyadi, empat Sungai Teman. Lima Seri Bunga Padi. Raja Bujang balik ke Kuta 
Rawang, nikah dengan nenek Salih Pingat, muka dapat anak tiga orang; pertama 
nenek Baco, dua nenek Tiku, tiga nenek Bulan. Nenek Tiku, nenek Bulan balik 
mudik Kemantan Penawar Tinggi. Nenek Baco tinggal di kuta Rawang Kampung Dalam. 
Nenek Rajo Genti dengan Patih Nyadi
 balik ke dusun Tinggi. Nenek Sungai Teman tunggu dusun Tanjung Melako Kecik. 
Nenek Seri Bunga Padi balik ke Sungai Tutung dusun bertangga manik, nikah 
dengan nenek Ji. Adapun nenek Ji itu datang Tamiai. Adapun nenek Raja Genti 
beranak tiga orang, pertama nenek Madang, dua nenek Pingat, nenek Dipati Kemulo 
Rajo. Adapun nenek Dipati Raja Palimo nenek Dipati Talu Bumi. Adapun nenek 
Patih Nyadi beranak empat orang: pertama nenek Cempu, dua nenek Santi, tiga 
nenek Senang, empat nenek Simat. Nenek Simat balik ke Tebat Ijuk itulah adanya.
Bab ini pada menyatalan turun nenek Salih Kuning Indah Ny Nyato dua beranak 
dengan Rio Lamenang turun datang negeri Kuto Batu Bapagaruyung. Dia hendak 
mengadapkan tombak nenek Siak Raja. Lah tinggal di negeri dia turun ke ‘Alam 
Kerinci. Nenek Salih Kuning Indah Nyato berapa dia serempak turun; pertama Rio 
Lamenang, dua berinduk dengan Salih Kuning Indah Nyato, tiga dengan Intan 
Pemato, empat Lintang Pemato, lima Mangkudun Sati. Rio Lamenang membawa tombak 
turun datang negeri Kuto Batu Bapagaruyung, maka dia tempuh Pariang Padang 
Panjang, diruan rimba yang dalam, dia turun Pematang Panjang, maka tetepat Kuto 
Jelatang, maka dia tanyo akan pada nenek Indar Bayang, hapa kata nenek Salih 
Kuning Indah Nyato, di mana dia nusanak aku nama Siak Raja, aku hendak 
mengadapkan akan tombak kepada dia. Apa kata nenek Indar Layang, Siak Raja lah 
pulang ke Tanjung Banio, Rio Lamenang balik ke Pangkalan Jambu. Intan Pemato 
balik ke Koto Pandan, ialah nenek Siak Langis.
 Lintang Pemato balik ke koto Baringin, Mangkudun Sati balik ke Kuto Limau 
Sering itulah adanya.Kemudian maka turun pula nenek Datuk Temenggungan du 
dengan nenek Perpatih Sebatang datang negeri Kuto Batu Bapagaruyung ke ‘Alam 
Kerinci. Maka dia tempuh Pariang Padang Panjang, maka diruan rimba yang dalam, 
maka diturun pematang panjang, maka tetapat Batang Sangke, maka dijejak Batang 
Sangke dengan masgul, maka bernamalah Batang Hiang. Jadi Pariang Padang Panjang 
negeri yang diturun ke ‘Alam Kerinci. Maka dia hendak menghukumkan menga 
‘adatkan ‘Alam Kerinci.

Selanjutnya di 
http://mozaikminang.wordpress.com/2009/10/16/tambo-alam-kerinci-episode-turun-dari-pagaruyung/


Regards,

Zulfadli, 26, Jakarta




--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke